1. Doding: Haleluya No. 354:1+2
Humbai hurungan ni dousangkin, roh au Bamu, roh au Bamu.
Hu haluahon bai daroh-Mu Jesus, au roh Bamu.
Ganup uhurhu malum hape, gabe bayak ‘ge masombuh pe.
Humbai dousangku, roh au Bamu, Jesus au roh Bamu.
Maila au butak uhurhin, roh au Bamu, roh au Bamu.
Gabe borsih ma ‘ge uhurhin, Jesus, au roh Bamu.
Humbai holsohku bai sonang-Mu, humbai doyukku bai damei-Mu.
Humbai horungku bai holong-Mu, Jesus, au roh Bamu.
2. Tonggo
3. Ayat harian: 1 Musa 3:8
“Dob ai ibogei sidea ma sora ni Naibata Jahowa, na mardalan-dalan i pohon ai bani parrohni logou malele bod. Jadi marponop ma si Adam pakon parinangonni ai humbani bohi ni Naibata Jahowa i holangkolang ni hayu na i pohon ai.”
“Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kisah klasik kejatuhan manusia ke dalam dosa biasa digambarkan dengan pasangan suami dan isteri pertama, yaitu Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang. Bukan buahnya yang beracun sehingga mematikan orang yang memakannya, tetapi proses sampai buah itu dimakanlah yang membongkar tipu muslihat Iblis, berkedok ular (bdk. Why. 12:9), yang memutarbalikkan firman Tuhan, sehingga membuat manusia dan istrinya meragukan iktikad baik Tuhan (Kejadian 3:5). Kesalahan tidak boleh semata-mata dijatuhkan pada pihak si penggoda. Kesalahan terutama ada pada manusia pertama. Bukankah mereka telah menerima firman yang jelas dan tegas (Kej. 2:17)? Seharusnya mereka tidak membiarkan firman Tuhan yang telah dipelintir oleh si ular (Kejadian 3:4-5) merasuki pikiran dan hati mereka (Kejadian 3:6). Lebih lanjut, ketika mereka sadar akan kejatuhan yang menerpa mereka (Kejadian 3:7), seharusnya mereka mengaku salah dan bertobat. Karena itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan belas kasih dan pengampunan Allah. Sayang bukannya mereka mengaku dosa, malah justru mempersalahkan pihak lain (Kejadian 3:12-13).
Dosa menyebabkan perasaan bersalah dan takut menghantui Adam dan Hawa. Dalam ayat harian ini diterangkan bahwa mereka sembunyi ketika mendengar suara Tuhan Allah hadir di taman Eden. Lebih daripada itu, mereka menolak bertanggung jawab atas perbuatan mereka dengan melemparkan kesalahan kepada pihak lain, bahkan kepada Tuhan mereka sendiri (Kejadian 3:12). Tanpa mereka sadari, dosa telah membelenggu mereka dari ketulusan dan penyesalan yang seharusnya membawa kepada pertobatan.
Allah yang adil harus menghukum perbuatan dosa. Maka setiap yang terlibat harus menerima hukuman yang adil. Namun penghukuman itu bukan akhir segala-galanya, kecuali kepada ular. Kepada ular, penghukuman itu secara fisik adalah merayap di tanah serta memakan debu tanah (Kejadian 3:14). Nasibnya sudah dipastikan akan binasa (Kejadian 3:15). Kepada manusia, hukuman Allah diberikan bukan untuk membinasakan mereka. Tuhan memberikan jalan keluar dari penderitaan akibat hukuman dosa serta kelepasan dari perbudakan dosa. Nubuat yang biasa disebut sebagai Injil yang paling awal, di Kejadian 3:15 menegaskan bahwa kelak, melalui Mesias, keturunan perempuan itu, kuasa belenggu dosa yang diibaratkan sengat tipu daya ular akan dihancurkan tuntas. Dosa akan mendapatkan penyelesaian secara sempurna. Sedangkan untuk melepaskan manusia dari kemungkinan penderitaan berkepanjangan, Tuhan mengusir mereka dari taman Eden supaya mereka jangan sampai memakan buah kehidupan lalu harus hidup selamanya dalam penderitaan oleh karena dosa (Kejadian 3:22-24).
Rasa bersalah dan kesadaran akan dosa membuat Adam dan Hawa menghindari Allah. Mereka takut dan tidak tenang di hadirat Tuhan. Mereka sadar bahwa mereka berdosa dan tidak berkenan pada-Nya. Dalam keadaan ini mustahil bagi mereka untuk menghampiri Dia dengan penuh keyakinan. Di dalam keadaan berdosa, kita juga seperti Adam dan Hawa. Akan tetapi, Allah sudah menyediakan suatu jalan untuk membersihkan hati nurani kita yang bersalah, membebaskan kita dari dosa, dan memulihkan persekutuan dengan kita — “jalan” itu ialah Yesus Kristus (Yoh. 14:6). Melalui penebusan yang disediakan Allah di dalam Anak-Nya, kita dapat menghampiri-Nya untuk menerima kasih, kemurahan, kasih karunia, dan pertolongan-Nya pada waktunya. Kiranya dari pengalaman Adam dan Hawa ini semakin mengarahkan kita untuk hanya fokus kepada suara dan kebenaran dari Tuhan saja. Ada begitu banyak godaan dan suara dari dunia yang ingin membelokkan kita dari Tuhan. Tetapi ketika kita hanya fokus pada suara dan jalan yang disediakan Yesus Kristus, kita akan memang dan semakin hidup kudus di hadapan Tuhan. Orang yang senantiasa berjalan dalam kebenaran Tuhan akan semakin merindukan Tuhan, bukan bersembunyi dan berdalih di hadapan Tuhan. Amin.
5. Doding: Haleluya No. 346:1-2
Roh panambari na gogoh, in ma Tuhanta Jesus.
Bai Tuhan in ma hita roh, sai malum ibaen Jesus.
Dear ni in barita in, malas ni uhur banggal in.
Sai ipuji uhurhin Jesus, Jesus, Jesus.
Ai domma sasap dousa in ibaen na matei Jesus.
Ai seng be jujuronni in, ibaen holong ni Jesus.
Dear ni in barita in, malas ni uhur banggal in.
Sai ipuji uhurhin, Jesus, Jesus, Jesus.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS