1. Doding: Haleluya No. 337:1
Hu sombah Ham Tuhan tangihon au!
Sai uhur-Mu Tuhan pasaud Ham.
Sai lambin tambah ma holongku hu Bamu.
Sai tambah ma holong Bamu.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat harian: Mateus 6:24
“Seng tarbalosi sada halak dua tuan. Sai sogam do uhurni bani na sada, haholonganni na sada nari, hombaranni do na sada, anjaha mapas uhurni bani na sada nari. Seng tarbalosi nasiam Naibata rap pakon Mammon!”

“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

 

4. Renungan
Jemaat yang terkasih,
siapakah yang menguasai hidup kita dan pada apakah kita curahkan kesetiaan kita? Ketika kita mengambil suatu keputusan penting, apakah yang menjadi fondasinya? Kepada apakah hati kita terpusat dan memberikan waktu, kemampuan serta segala yang ada pada kita? Hanya ada satu jawaban menurut Yesus dan jawaban satu-satunya adalah kepada Bapa kita di sorga. Memberikan kesetiaan kepada yang lain atau kepada orang lain berarti kita sedang berjalan menuju kefanaan, kematian, dan kebinasaan. Maka dengan keras Yesus mengingatkan kita bahwa kita tidak mungkin dapat mempertuhankan mammon atau uang jika kita benar-benar ingin menjadikan Tuhan menjadi Allah kita. Kita harus memilih salah satu, apakah Allah Bapa atau tidak dan bukan keduanya. Semua yang ada pada kita harus kita persembahkan untuk kemuliaan Tuhan saja.

Dalam nas hari ini Yesus sangat membedakan antara Allah dan mammon. Banyak orang saat ini menganggap tidak ada perbedaannya. Mereka berpendapat bahwa kita dapat mencintai Tuhan dan pada saat yang sama juga mencintai uang. Tetapi nas hari ini menegaskan bahwa keduanya memiliki fungsi yang berbeda dan uang bisa saja menjadi penghalang bagi kita untuk menyembah Allah yang hidup jika salah dalam memanfaatkannya. Kita tidak akan dapat mencintai Tuhan, sementara kita juga cinta pada uang. Yesus mengingatkan kita untuk tidak pernah melakukan hal itu, karena tidak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Mencintai uang akan memperhamba manusia menjadi materialistis. Orang yang cinta uang tidak akan pernah merasa cukup uang, sama seperti meminum air laut yang asin yang tidak pernah terpuaskan dahaganya. Uang sangat menggoda dan menarik serta dapat memikat hati kita untuk berpikir bahwa uang adalah segala-galanya dalam hidup kita. Tetapi ingatlah bahwa uang tidak akan pernah benar-benar memuaskan kebutuhan hidup seperti jiwa dan rohani yang sehat, relasi yang harmonis, hati yang bahagia, persekutuan yang indah serta banyak kebutuhan lainnya. Hanya Tuhanlah sumber segala yang kita butuhkan dalam hidup karena Dialah yang menjadikan dan menciptakan kita.

Jika demikian, apakah uang pada hakekatnya jahat? Tidak! Yang menjadi pokok persoalan adalah bagaimana kita memakai dan menggunakannya. Uang seyogyanya kita gunakan untuk melayani Tuhan. Maka selaku orang beriman marilah kita menggunakan uang dan apa yang ada pada kita untuk melayani Tuhan, menunjukkan kasih Allah kepada sesama dan untuk kebesaran kerajaan-Nya. Sudahkah kita menginvestasikan apa yang ada pada kita untuk kemuliaan Tuhan? Investasi untuk kebesaran Tuhan akan kekal selama-lamanya. Amin.

 

5. Doding: Haleluya No. 373:1
Ulang ham marsidalian jalo podas rupeimin.
Seng dapot ham hasonangan, anggo buei abatmin.
Ai pe rotapkon ganupan, pangagou bai uhurmin.
Arta buei pakon sangap, na laho salpu do in.
Ulang ham marsidalian jalo podas rupeimin.
Seng dapot ham hasonangan, anggo buei abatmin.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS