Ilustrasi gambar: https://www.hsbc.co.id/1/PA_esf-ca-app-content/content/indonesia/personal/offers/news-and-lifestyle/files/articles/html/202106/5-rahasia-pasangan-muda-atur-keuangan.html.

PENDAHULUAN

Masa kehidupan modern yang terus berkembang membuat kehidupan masyarakat pada umumnya semakin saja mempersulit setiap sudut dan ruang gerak. Kesulitan itu bukan saja hanya menyasar pada kalangan masyarakat tingkat menengah kebawah tapi hampir semua lapisan merasakan dampaknya. Salah satu dampak yang sangat ekstrim adalah kehidupan ekonomi keluarga yang berhubungan dengan pengaturan keuangan keluarga (manajemen keuangan keluarga) untuk menunjang kehidupan yang layak.  Untuk itu haruslah setiap keluarga memiliki pengetahuan  tentang manajemen dan pengelolaan keuangan untuk mengatasi setiap persoalan ekonomi yang dihadapi sebuah  keluarga.

Bagi seorang yang telah menikah dan berkeluarga maka kebutuhan terhadap uang akan semakin bertambah. Dengan adanya keluarga ia harus mempertanggungjawabkan semua kebutuhan keluarganya baik dalam hal kebutuhan sandang maupun pangan dan kebutuhan lain yang diperlukan anggota keluarganya.  Pengelolaan manajemen keuangan itu harus diatur baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Uang menjadi sangat penting karena uang merupakan salah satu alat bayar, alat memupuk kekayaan maupun alat untuk berjaga-jaga. Pentingnya uang bisa menjadikan orang bahagia juga bisa menjadi sumber malapetaka, sehingga banyak keluarga menjadi bercerai berai dan muncul masalah-masalah keluarga. Ini semua bersumber dari ketidakmampuan keluarga mengelola atau memanajemen keuangan dalam hal mengatur pendapatan dan pengeluaran keluarga. Dimana pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang yang akhirnya timbul konsep “tutup lubang-buka lubang”.

Pentingnya uang dalam kehidupan keluarga adalah tidak hanya banyaknya jumlah yang dimiliki, tetapi bagaimana memanfaatkan uang yang diperoleh untuk kebahagian keluarga. Untuk itu diperlukan pengelolaan (memanajemen) keuangan keluarga dengan benar. Dengan di managernya keuangan keluarga diharapkan pemanfaatan uang dalam keluarga bisa menjadi efektif dan efisien sesuai kebutuhan keluarga sehingga keluarga menjadi sejahtera.  Dimana Tujuan keluarga adalah membentuk keluarga sejahtera yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Ini juga mampu membentuk keluarga yang mapan yang merupakan impian semua keluarga dan keluarga yang mampu menghadapi segala rintangan khususnya dalam hal perekonomian keluarga.

Untuk itulah pengetahuan tentang manajemen keuangan keluarga ini perlu dipahami dan dimengerti. Bagaimana mengelola keuangan keluarga dengan baik karena itu adalah kunci kesuksesan sebuah keluarga. Pengelolaan keuangan keluarga atau rumah tangga ini lebih rumit dibandingkan mengelola keuangan pribadi karena melibatkan banyak orang yaitu suami, istri dan anak-anak. Jika pengelolaan keuangan rumah tangga ini berjalan dengan benar, maka beruntunglah anggota keluarga. Karena itu, apakah arti pentingnya manajemen keuangan keluarga itu dan bagaimana mengelola manajemen keuangan keluarga ?

 

PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA

Manajemen keuangan keluarga adalah cara mengatur keuangan keluarga dengan teratur dan cermat melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/penilaian. Melalui manajemen keuangan, kita akan belajar cara mengontrol keputusan berdasarkan skala prioritas sesuai dengan kondisi masing-masing keluarga. Kita dapat memprioritaskan kebutuhan yang sangat penting, penting dan yang kurang penting. Sehingga ada harapan ada uang yang tersisa untuk kebutuhan di masa depan dengan cara menabung.  Melalui pengelolaan yang baik, maka uang yang terbatas pun dapat dikendalikan penggunaannya, sehingga akan membawa kesejahteraan bagi keluarga. Bagi keluarga yang pendapatannya pas-pasan, manajemen keuangan sangat penting dimiliki, karena dengan uang yang dimiliki, sangat sedikit jenis kebutuhan yang dapat dipenuhi.

 

MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA

Manajemen keuangan keluarga adalah seni pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh individu atau keluarga melalui orang lain untuk mencapai tujuan yang efisien, efektif dan bermanfaat, sehingga keluarga tersebut menjadi keluarga yang memiliki impian masa depan yang cemerlang dan bahagia. Pengelolaan atau manajemen keuangan keluarga merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar lagi, karena memanajemen, pengelolaan keuangan keluarga memiliki implikasi yang lebih luas sebab yang terlibat bukan diri sendiri, tetapi istri/suami, anak-anak  bahkan mungkin orang tua dan mertua.

Manajemen merupakan suatu seni maka setiap individu atau keluarga mempunyai seni masing-masing dalam mengelola keuangan keluarga. Akan tetapi pada dasarnya kegiatan manajemen meliputi kegiatan POAC, yaitu:

Planning : suatu proses mempresentasikan tujuan keluarga dan menciptakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.

Organizing : proses untuk memastikan bahwa penyusunan telah sesuai dengan tujuan sumber daya dan lingkungan.

Actuating : tindakan yang dilakukan dalam rangka upaya agar seluruh perencanaan  dan tujuan dari keluarga dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan

Controlling : proses untuk mengendalikan keluarga untuk mempertahankan kondisi keuangan.

 

Manajemen keuangan keluarga sederhana juga dapat dilakukan sebuah keluarga dengan cara lain yang lebih mudah dilakukan dan dipahami yang dapat kita adopsi. Menurut  Manullang (1981) manajemen keuangan keluarga dibagi dalam tiga langkah, yaitu:

  1. Perencanaan Pengeluaran Keuangan keluarga.

Dalam hal ini kita harus mengetahui berapa sebenarnya pendapatan keluarga kita per bulannya, pengeluaran rutin dan pengeluaran tidak rutin. Jumlah seluruh pengeluaran dan kemudian kita cocokkan dengan total pendapatan yang kita miliki. Jika ternyata pengeluaran yang kita rencanakan melebihi pendapatan yang ada, maka harus diseleksi lagi kira-kira pengeluaran mana yang dapat ditunda pemenuhannya. Setelah langkah ketiga tersebut beres (pengeluaran rutin, pengeluaran tidak rutin dan pendapatan), maka selanjutnya  dilakukan evaluasi sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Evaluasi dilakukan untuk mengecek:

  • Ada tidaknya kesalahan penjumlahan pendapatan dan pengeluaran; Ada tidaknya kebutuhan  rutin yang terlewati.
  • Ada tidaknya sebenarnya kebutuhan yang tidak penting, jika ada kita dapat menggantinya dengan hal lain yang lebih penting.
  • Bagian kebutuhan mana yang dapat dihemat/ditekan pengeluarannya, sehingga sisanya dapat digunakan sebagai uang jaga-jaga untuk kebutuhan tak terduga, seperti : sakit, meninggal atau kebutuhan mendadak lainnya.
  • Pemasukan pendapatan tambahan yang mungkin diperoleh.
  1. Pelaksanaan Manajemen Keuangan Keluarga

Dalam melaksanakan rencana pengeluaran yang telah kita susun, maka kita dapat juga melakukan dengan berbagai sistem, contohnya :

  • Sistem Amplop. Kita menggunakan amplop tempat untuk menyimpan uang sesuai dengan yang telah direncanakan. Uang dibagi-bagi dalam amplop yang telah kita sediakan dan pada amplop kita tulis di bagian luarnya kebutuhan apa saja yang telah kita rencanakan sebelumnya.
  • Sistem Buku Kas. Merupakan sistem pembukuan keuangan yang menekankan pada pembagian pengeluaran menjadi kelompok-kelompok: pengeluaran tetap, harian,dan tak terduga. Semua dicatat secara rinci dan setiap jenis pengeluaran dijumlah lalu di total dengan pengeluaran jenis lainnya.
  • Sistem Kas harian. Sistem ini biasanya berhasil bila dianut oleh orang yang rajin mencatat apapun yang dikeluarkan setiap hari. Biasanya sistem ini sering digunakan oleh ibu rumah tangga yang selalu rutin mencatat pengeluaran keluarga.
  1. Penilaian /Pengawasan keuangan Keluarga

Kriteria yang digunakan untuk menilai pengelolaan/manajemen keuangan dapat berpedoman pada lima hal, yaitu: tepat guna, tepat waktu, tepat tempat, tepat harga, dan tepat kualitas. Penilaian akan berhasil bila dilakukan secara kontinu, menyeluruh, objektif, sistematis dan ada kerjasama antara anggota keluarga. Penilaian dapat dilakukan secara sebagian atau secara menyeluruh.

 

Dari tiga langkah di atas, hal penting yang harus dilakukan adalah membagi tanggung jawab antara suami dengan istri, misalnya:  suami untuk urusan yang “berat”, seperti membayar kredit rumah, cicilan mobil, listrik, telepon, uang sekolah anak, kebutuhan mobil dan asuransi. Sementara bagian istri adalah belanja logistik bulanan, pernak-pernik rumah, jajan dan liburan akhir pekan dan pos tabungan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kesepakatan antara suami dan istri. Apabila semua dapat didiskusikan, maka persoalan keuangan keluarga bukan lagi menjadi masalah dalam keluarga. Hal terpenting adalah saling keterbukaan serta menjalani kehidupan keluarga dengan tanggung jawab bersama.

Siapapun yang bertanggung jawab mengelola keuangan keluarga, apakah suami atau istri, dia bisa bertugas mengatur pengeluaran, mulai dari dana operasional hingga cicilan kartu kredit, uang sekolah anak, liburan, bantuan sosial atau agama, hingga jajan di luar rumah.

 

PENUTUP

Bila mengingat kembali dan apabila diperhatikan dengan seksama kesalahan yang paling mendasar dari kebanyakkan keluarga ialah hanya berkutat pada pendapatan saja yang statusnya akan terus- menerus dikuras untuk pengeluaran keluarga. Sangat sedikit keluarga yang memikirkan dan melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat menjadikan pendapatan tersebut berlipat-lipat, padahal jika dipelajari bersama investasi merupakan salah satu sumber dalam antrian tambahan pendapatan. Penjabaran di atas merupakan penjabaran singkat serta gambaran kondisi ideal yang selayaknya harus dicapai oleh semua keluarga.

Ternyata mudah sekali untuk mengelola perencanaan keuangan bagi rumah tangga. Penggunaan uang/dana tidak boleh melebihi dari penerimaan uang, sumber dana bisa menggunakan hutang, tetapi awas hutang bisa menjadi dewa penyelamat tetapi bisa juga menjadi malapetaka. Ketika terdapat kelebihan dana bisa dilakukan dengan menginvestasikan sebagai mendepositokan diri untuk masa yang akan datang atau masa pensiun, tetapi awas berhati-hati dengan “investasi bodong”.

Manajemen keuangan keluarga yang baik, ketika penggunaan dana harus disesuaikan dengan semua sumber dana dan pemanfaatan, antara realisasi dan target seyogyanya sesuai dan realistis dan periodik perlu melakukan perenungan dan introspeksi terhadap keluarga. Hal ini semua akan berdampak pada yang akhirnya dapat mencapai keluarga sejahtera yang menjadi dambaan semua keluarga. (bgs/hks)

 

Pdt. Marudin Saragih (Kepala Departemen Kesaksian)