1. Doding: Haleluya No. 118:1
Tuhan Jesus Siparmahan ganup biri-biri do.
Jesus gok Bamu uhurhu, sai irikkononku Ham.
Sai irikkononku Ham. Sai irikkononku Ham.
Jesus gok Bamu uhurhu, sai irikkononku Ham.

2. Tonggo

3. Ayat harian: Psalmen 119:165
“Damei na sumurung do rupei ni halak na mangkaholongi titah-Mu, seng anjai tartolsu sidea.”

“Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.”

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
setiap orang zaman dulu hidup dalam masyarakat adat dan jarang sekali dapat memilih dan menentukan sesuatu secara pribadi. Peran dan tugas masing-masing orang ditetapkan menurut kelamin, umur, kedudukan dan keluarganya. Pada masa sekarang, kita dapat menentukan sikap kita sendiri dalam masyarakat majemuk dan memilih sekolah, tempat tinggal, jumlah anak, pergaulan, sikap politik bahkan agama. Kita bisa berkata: “saya ingin… saya berpendirian… menurut pengalaman saya…” Tetapi sering jalan yang kita pilih itu tidak sampai pada tujuan yang kita cita-citakan, karena orang lain menghalangi atau mengecewakan, entah karena situasi dan kondisi atau karena kita sendiri gagal. Kebebasan memilih memang menarik dan sekaligus menyebabkan makin banyak orang yang depresi, frustrasi dan kehilangan arti serta tujuan hidup. Semakin maju masyarakat maka semakin besar jumlah orang yang berusaha melupakan kekecewaan dengan meminum minuman keras, candu bermedsos: tiktok, game online, atau dengan bermain judi.

Namun pemazmur memiliki sikap yang lain. Ia memilih firman Allah sebagai pegangan hidupnya dan berulang-ulang mengalami bahwa melalui Taurat, janji, ketetapan dan sebagainya Tuhan sendiri membuka jalan baginya. Di jalan itu ia merasa tentram. Melalui Firman Tuhan, ia mengerti apa yang baik, adil dan benar; karena ia memegang firman itu ia mengalami kesukaan, baik di kala seorang diri maupun dalam persekutuan dengan teman-teman seperjuangan dan ia memuji Tuhan bersama mereka.

Pemazmur hidup dalam masyarakat majemuk. Ia menghadapi pembesar-pembesar yang menentangnya karena ia jujur dan kritis serta tidak dapat dipermainkan dalam percaturan kuasa. Ia pun menghadapi orang seiman yang telah melupakan Taurat, demi mencari kedudukan, harta, kuasa, kemajuan, sehingga mereka menganut nilai-nilai yang lain. Ia menghindari diri dari pencobaan itu dan memusatkan pikiran, perasaan dan kehendak pada Taurat atau Firman Tuhan. Mari kita meneladani sikap hidup pemazmur yakni merenungkan firman Tuhan serta hidup sesuai dengan Taurat. Pengalaman yang dialami pemazmur dalam hidupnya adalah tentram sentosa. Kita setia merenungkan dan melakukan firman-Nya membuat hidup kita juga mengalami tentram dan sentosa. Amin.

5. Doding: Haleluya No. 343:1
Banggal tumang do holongMu, pabayu goluhkon,
na doyuk kahou magou au, hape maluah do.

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS