1. Doding: Haleluya No. 12:1-2
O Jesus Panondang i dunia on.
Mulani na torang tangar hatangkon.
Sai holong ateiMu bai pardousa on.
Ham ma mangapohi na marhoru on.
Sasap Ham dousangku ale Tuhankin,
halani darohMu na madurus in.
Ulang lang uhurhu lanjar soh Bamu,
halani sahitMu pakon darohMu.
2. Tonggo
3. Ayat harian: 1 Musa 1:3
“Dob ai marsahap ma Naibata, “Jadi ma ho na lihar!” Gabe lihar ma tongon.”
“Berfirmanlah Allah: ”Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada beberapa padanan kata “terang” yang bisa kita sebutkan di sini, yaitu: benda-benda penerang, pembawa terang, perlengkapan senjata terang, malaikat Terang, dan sebagainya. Namun dari sekian banyak frasa kata dan padanan kata tentang terang, kata yang pertama sekali dituliskan dalam Alkitab yang berkaitan dengan terang adalah “terang” itu sendiri, tanpa padanan kata apa pun. Allah berfirman atau memerintahkan agar terjadilah terang; dan terang itu pun jadi. Keadaan yang sebelumnya gelap, menjadi berubah oleh karena kehadiran terang. Terang itu begitu signifikan. Terang itu sebenarnya tidak bisa ditutupi. Kegelapan segelap apa pun, akan pudar jika terang itu hadir, walau terang sekecil apa pun.
Terang itu adalah ciptaan Allah. Terang adalah pemberian Allah. Maka, yang terang itu adalah ilahi. Kita bisa membayangkan dampak jika tidak ada terang. Kita tidak bisa melihat apa yang ada di sekitar. Kita tidak bisa melangkah dengan tegap dan mantap, karena khawatir kaki kita ini akan menyandung atau menendang sesuatu yang tidak terlihat karena kealpaan terang itu. Dengan adanya terang, kita jadi bisa melihat dengan jelas dimana bangku, dimana meja, dimana piring, dimana ada batu kerikil, dimana ada pecahan kaca, dimana ada genangan air, dan selanjutnya. Maka, dengan adanya terang, kita jadi bisa menentukan dan memutuskan apa yang harus kita injak, langkahi, atau lewati. Setiap saat ketika kita melihat terang dan atau merasakan terang, maka teringatlah kita bahwa terang itu ada karena Allah yang menciptakannya.
Ajakan ayat harian bagi kita hari ini adalah agar kita berada di dalam Terang itu dan tetap melanjutkan hidup kita sebagai anak-anak terang atau pembawa terang. Ingatlah bahwa kita bukan Terang itu. Kalau pun kita bisa memperlihatkan terang dari diri kita, maka sadarlah kita bahwa di situ kita sedang memantulkan terang itu. Menjadi anak terang berarti bertugas memberi terang. Ada lagu Sekolah Minggu demikian, “Aku anak terang, tugasku memberi terang. Aku anak terang, Yesus yang s’lamatkanku. Aku anak terang aku mau membawa damai. Aku anak terang itu yang Tuhan minta.” Mengapa liriknya bisa demikian? Jawabannya karena saat Yesus berkhotbah di atas bukit, sebagian khotbahnya itu mengatakan, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:14-16) Amin.
5. Doding: Kidung Jemaat No. 69:1
Pada mulanya gelap semuanya, sunyi senyaplah samudera.
Allah bersabda: terang bercahya; hari pertama di dunia.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS