- Doding: “Saat Pagi Hari ‘ku Datang Lagi”
Saat pagi hari ku datang lagi, menghadap Tuhan dan rendahkan diri.
Mengucap syukur buat hari yang Kau b’ri, memuji Tuhan dengan sepenuh hati.
‘Ku sembah Kau Allah Maha Kudus, ‘ku tinggikan Allah Maha Tinggi.
‘Ku serahkan tubuh, jiwa, rohku, dalam pimpinanMu Tuhan. - Tonggo
- Ayat harian: Lukas 10:39
“Ia anggini na margoran si Maria hundul-hundul do i lobei ni Tuhan in manangihon hata-Ni,”
“Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,”
- Renungan
Jemaat Tuhan,
masing-masing kita memiliki skala prioritas dalam hidup, dan tentu skala prioritas setiap orang berbeda-beda. Mungkin saudara A memiliki skala prioritas bekerja dan selalu bekerja. Kemudian saudara B memiliki skala prioritas untuk belanja dan selalu berbelanja. Skala prioritas itu sangat ditentukan oleh apa yang menjadi target atau capaian kita dalam hidup. Sama seperti yang dialami oleh 2 (dua) orang bersaudara, yaitu Marta dan Maria, yang juga memperlihatkan skala prioritasnya dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus di rumah mereka. Lalu, apa yang digambarkan dalam nas kita hari ini?
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kedatangan Yesus ke rumah Marta dan Maria disambut dengan cara berbeda oleh Marta dan Maria. Maria, adik Marta, menyambut Tuhan Yesus dengan cara duduk dan mendengar pengajaran Tuhan Yesus. Sementara Marta menyambut kehadiran Tuhan Yesus dengan mempersiapkan apa yang dibutuhkan oleh Tuhan Yesus melalui persiapan makanan yang dimasaknya di dapur. Pertanyaannya adalah, siapa yang salah dan siapa yang benar? Tentu kita melihat bahwa penyambutan ini adalah cerminan dari skala prioritas Marta dan Maria.
Maria menunjukkan sikap hati yang mendambakan untuk mendengarkan dan belajar dari Yesus. Mendengarkan suara-Nya melalui firman adalah hal yang sangat penting. Marta dalam kisah ini sibuk dengan pekerjaan rumah, yang memang juga penting. Tetapi Maria memilih yang terbaik, yaitu fokus kepada Yesus. Maria memilih untuk duduk dan mendengarkan Yesus daripada sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Ini menunjukkan betapa pentingnya mendahulukan hal-hal rohani dalam hidup kita. “Duduk di kaki Yesus” melambangkan kerendahan hati dan keinginan untuk belajar. Maria menunjukkan sikap yang benar sebagai murid Yesus, yaitu bersedia mendengarkan dan belajar dari-Nya. Firman Tuhan adalah sumber kehidupan dan hikmat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
renungan hari ini mengajak kita untuk melihat kembali skala prioritas kita dengan kaca mata iman. Sejatinya setiap orang percaya seharusnya mampu melihat, menimbang, dan memutuskan bahwa prioritas kita adalah memberikan waktu kita untuk mendengar firman Tuhan, menundukkan dan merendahkan diri di hadapan-Nya dengan sebuah pemahaman bahwa kedekatan hubungan kita dengan Tuhan akan membuat kita semakin dekat kepada Tuhan, belajar, dan bertumbuh dalam iman. Kedekatan dengan Tuhan hendaknya jangan dihalangi oleh rutinitas yang kita lakukan sehari-hari, tetapi kita harus tetap memberi hati dan pikiran kita untuk menerima pengajaran Tuhan, serta menghargai setiap momen atau hubungan dengan Tuhan, lalu menjadikannya prioritas dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam dunia yang penuh dengan aktivitas dan kesibukan, sikap Maria mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, meluangkan waktu, serta duduk di hadapan Tuhan. Kita perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan Tuhan berbicara kepada kita melalui doa dan refleksi kita. Amin.
- Doding: “Firman-Mu ‘plita Bagi Kakiku”
Firman-Mu, p’lita bagi kakiku, terang bagi jalanku.
Firman-Mu, p’lita bagi kakiku, terang bagi jalanku.
Waktu ku bimbang, dan hilang jalanku, tetaplah Kau di sisiku.
Dan takkan ‘ku takut, asal Kau di dekatku, besertaku selamanya.
Firman-Mu, p’lita bagi kakiku, terang bagi jalanku. - Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS