A. PERSIAPAN
P.: Mari kita bersukacita dalam Tuhan, karena kita dapat beribadah melalui ibadah olob-olob keluarga untuk mensyukuri kuasa Tuhan melalui Injil. Marilah kita menghadap Tuhan dengan kerendahan hati dan dengan sukacita memuji dan memuliakan Tuhan.

B. IBADAH

  1. VOTUM – INTROITUS – DOA
    P. : Di dalam nama Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus serta Roh Kudus Pencipta langit dan bumi. Amin.
    Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, yang melayakkan kami untuk menerima keselamatan.
    J. : Segala puji syukur hanya bagi-Mu yang senantiasa menuntun kami dalam kasih-Mu.
    P. : Kami memuliakan Engkau, ya Tuhan, karena terus mempersatukan kami dalam ikatan kasih. Engkau membimbing kami melalui firman-Mu dan senantiasa memberkati kami dengan berkat jasmani dan karunia rohani.
    J. : Kami bersukacita di hadapan-Mu karena telah mempersatukan kami dalam ikatan kasih dalam keluarga ini. Kami mengucap syukur atas Injil yang telah sampai kepada kami.
    P. : Firman-Mu adalah pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami. Haleluya. Haleluya. Haleluya.
    J. : (Menyanyikan) Haleluya. Haleluya. Haleluya.
    P. : Marilah kita berdoa: Ya Tuhan Allah yang penuh dengan kasih setia, kami mengucap syukur karena Engkau memberkati kami melalui Firman-Mu. Kami mengucap syukur lewat ibadah keluarga ini. Kiranya ibadah ini menjadi tanda bagi kami untuk senantiasa mengucap syukur karena Engkau selalu menyediakan Firman-Mu dalam perjalanan hidup kami. Kami menyerahkan ibadah kami ini di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.
  2. NYANYIAN: KIDUNG JEMAAT NO. 38:1+5
    T’lah kutemukan dasar kuat, tempat berpaut jangkarku.
    Kekal, ya Bapa, Kau membuat PutraMu dasar yang teguh:
    Biarpun dunia lenyap, pegangan hidupku tetap!

Inilah dasar andalanku, biarpun apa kutempuh:
ya Tuhan, rahmatMu berlaku sepanjang jalan hidupku!
Sampai kekal kupujilah samud’ra rahmat yang baka!

  1. PENGAKUAN & KESAKSIAN OLOB-OLOB
    P. : Setiap tahun kita mengadakan partonggoan olob-olob keluarga sebagai ungkapan syukur atas Injil yang sudah 121 tahun lamanya menjadi terang di Simalungun yang menjadi bukti bahwa keluarga kita tetap bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik. Partonggoan ini mengingatkan kita untuk senantiasa memperkaya diri akan Firman Tuhan, karena hanya Firman Tuhan yang dapat menuntun dan menolong kita.
  2. : Sub Tema GKPS tahun ini, meminta kita untuk mewujudkan kesejahteraan dan damai. Hendaklah kita mulai dari diri sendiri dan dari keluarga kita sendiri. Bersama-sama menjaga ketentraman dan damai sejahtera agar selalu terwujud di dalam keluarga kita.
  3. : Teruslah berjuang untuk mewujudnyatakan damai Kristus di rumah ini, sebab selalu saja ada ancaman dan godaan yang dapat membuat kita jatuh dalam kebencian dan amarah sehingga hidup kita tidak tentram. Marilah kita pelihara kasih dan kenyaman dalam keluarga kita dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.
  4. : Marilah menjadi pembawa ketenteraman, bukan saja di antara kita di rumah ini, tetapi kepada sesama, jemaat, masyarakat dan lingkungan di semua tempat. Kiranya damai dan ketenteraman dari Tuhan memenuhi hati dan pikiran kita, sehingga kita menjadi pribadi pembawa berkat bagi sesama.
  5. : Kita juga menyadari bahwa masih ada penghambat untuk terwujudnya ketenteraman dan damai bagi kita, keluarga dan kepada sesama. Kiranya melalui partonggoan olob-olob ini, semuanya itu kita buang dan jauhkan. Seperti jemaat mula-mula yang hidup dalam ketenteraman dan damai, demikianlah kita hidup dalam damai dan ketenteraman dari Tuhan.
    P.+J. : Marilah kita menyatakan peran serta kita dalam mewujudkan kesejahteraan dan ketenteraman di tengah-tengah masyarakat dan negara berdasarkan keadilan dan kebenaran. Amin.
  6. DOA SYAFAAT
  7. NYANYIAN: KIDUNG JEMAAT NO. 376:1+4
    Ikut Dikau saja, Tuhan, jalan damai bagiku;
    Aku s’lamat dan sentosa hanya oleh darahMu.
    Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi padaMu:
    Dalam Dikau, Jurus’lamat, ‘ku bahagia penuh!

Ikut dalam kesucian, lahir, batin yang bersih;
aku rindu mengikuti suri yang Engkau beri.
Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi padaMu:
Dalam Dikau, Jurus’lamat, ‘ku bahagia penuh!

  1. RENUNGAN (DARI AYAT HARIAN: ROMA 12:6)
    “Demikianlah ktia mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.”

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
bagi warga GKPS, hari ini kita merayakan 121 tahun Injil masuk ke tanah Simalungun. Pendeta August Theis, seorang berkebangsaan Jerman diutus untuk menjadi missionaris yang membawa Injil kepada orang Simalungun. Ia tiba di Pamatang Raya, tempat yang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai pos dan tempat tinggal August Theis, tepat pada tanggal 2 September 1903. Perjalanan yang dilalui oleh August Theis tidaklah gampang, karena dia harus menaiki kapal yang dinamakan kapal Tole, dari Toba menuju Tigaras, dan dari Tigaras dia berjalan sampai ke Pamatang Raya. Di tempat inilah ia memulai kehidupannya sebagai seorang pemberita Injil bagi orang Simalungun yang saat itu masih belum pernah mendengar Injil.

Sejak kehadiran missionaris, secara bertahap ada orang Simalungun yang dibaptis dan seiring berjalannya waktu di beberapa kampung didirikan gereja. Gereja yang memakai bahasa Simalungun ini kemudian dideklarasikan sebagai gereja yang mandiri bernama GKPS pada tahun 1963. Tentu perkembangan gereja kita tidak berhenti sampai terbentuknya GKPS tetapi terus berkembang hingga saat ini. GKPS yang awalnya bertumbuh di wilayah Simalungun, kemudian berkembang sampai ke beberapa kota di Sumatra Utara, selanjutnya ke propinsi lain dan sekarang sudah berdiri di beberapa kota di Kalimantan, Jawa dan Bali.

Persekutuan orang beriman yang bergabung di jemaat-jemaat yang ada di GKPS terdiri dari orang-orang yang dikasihi Tuhan dan diberi karunia yang berlain-lainan. Setiap orang memperoleh karunia yang masing-masing mempunyai peran serta nilai yang berguna untuk jemaat itu. Jemaat dapat bertumbuh dengan baik ketika masing-masing berkontribusi dengan talenta yang ada padanya, sehingga jemaat itu akan mampu menjalankan panggilan dan pengutusannya dalam berbagai bidang. Inilah yang juga ditekankan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma, sehingga mereka tetap melihat bahwa kemurahan Tuhanlah yang memperlengkapi jemaat melalui karunia yang diberikan kepada masing-masing anggota.

Setiap orang diberikan karunia oleh Tuhan, yang tentunya itu sangat diperlukan untuk membangun kebersamaan di tengah keluarga, masyarakat dan gereja. Jika hari ini kita merayakan 121 tahun Injil sampai ke tanah Simalungun, maka kita diminta untuk menyatakan bahwa kita sudah menerima karunia dari Tuhan dan karunia itu akan kita pergunakan sesuai dengan iman kita. Kemampuan, keahlian, atau talenta yang ada pada kita, biarlah itu menjadi alat Tuhan juga memperlengkapi umatNya melalui kita yang menerima karunia itu. Biarlah karunia yang diberikan Tuhan dapat membangun kehidupan orang Kristen dan mengembangkan gerejaNya. Amin.

  1. NYANYIAN: KIDUNG JEMAAT NO. 370:1 (PERSEMBAHAN)
    ‘Ku mau berjalan dengan Jurus’lamatku di lembah berbunga dan berair sejuk.
    Ya, ke mana juga aku mau mengikutNya. Sampai aku tiba di neg’ri baka.
    Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; ‘ku tetap mendengar dan mengikutNya.
    Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; ya, ke mana juga ‘ku mengikutNya!
  2. DOA PERSEMBAHAN – DOA BAPA KAMI – BERKAT
    P. : Marilah kita berdoa untuk menyerahkan persembahan kita kepada Tuhan!
    Kami mengucap syukur, ya Tuhan, karena melalui ibadah ini kasih setia-Mu semakin nyata bagi kami. Kami menyerahkan persembahan ini kepada-Mu, kiranya Engkau memberkati dan melayakannya demi kemuliaan nama-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
    Marilah kita bersama-sama berdoa seperti doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya.
    P.+J. : Bapa kami yang di sorga………………………………….. Amin.
    P. : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih setia Allah Bapa serta persekutuan dengan Roh Kudus menyertai kita sekalian. Amin.
    P.+J. : (Menyanyikan) Amin. Amin. Amin.