1. Doding: Haleluya No. 389:1+3
    Holong-Ni in, lao manggoki padan,
    Jesus manaron ijin, bani parsilang.
    Parngitni in, ibaen holong-Ni do in,
    bai haganup jolma in, na ibagas dousa.

Domma talar siarapkononku,
in ma bani silang-Mu, batar-batarhu.
Dunia on, itobus Ham do tongon,
marhitei holong sintong, megah ma ahu.

  1. Tonggo
  2. Ayat harian: Kolosse 2:14
    “marhitei na isasap surat utang dompak hita, ai ma paraturan na mangimbang hita, anjaha ipadaoh do ai hun tongah-tongahta, ipakuhon bani silang ai.”

“dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:”

  1. Renungan
    Jemaat yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus,
    ayat harian ini adalah sebuah pengakuan iman dari rasul Paulus yang berisi pengajaran tentang makna kematian Kristus. Kematian Kristus dan kebangkitan-Nya adalah sebuah titik balik yang sempurna bagi orang Kristen. Dengan pendasaran akan perilaku kehidupan orang Yahudi yang berpegang teguh kepada hukum Taurat, maka di dalam kematian dan kebangkitan Kristus, semuanya itu diubahkan, sehingga pengikut Kristus memiliki kehidupan yang baru.

Rasul Paulus menjelaskan bahwa tata hukum yang lama, yaitu hukum Taurat yang melarang dosa, akhirnya hanya menghasilkan hukuman mati yang dijatuhkan atas mereka yang melanggar hukum (bdk. Roma 7:7). Artinya, ketika dengan segala upaya manusia menaati hukum Taurat untuk memperoleh pembenaran dan kedudukan di hadapan Tuhan, hasilnya adalah dosa yang semakin bertambah dan semakin sulit untuk melakukan segala hukum Taurat. Di tengah suasana “bingung” tersebut, maka kematian Kristus di kayu salib memberi jawaban. Dengan kematian Kristus di kayu salib, justru hukuman mati itulah yang dibatalkan Allah dengan menimpakannya kepada Anak-Nya sendiri; setelah menjadikan Anak-Nya “dosa,” (2 Kor. 5:21), “takluk kepada hukum Taurat,” (Gal. 4:4) dan “terkutuk” oleh hukum Taurat (Gal. 3:13). Dengan demikian, Allah menyerahkan-Nya kepada maut di kayu salib; dengan demikian surat yang berisikan hutang kita dan yang menjatuhkan hukuman atas kita oleh Allah telah dipakukan pada kayu salib dan dihapus sama sekali melalui diri Anak-Nya, Yesus Kristus.

Tentu perbuatan dan kasih Allah yang besar ini adalah kabar baik bagi kita. Kabar baik itu berisi jaminan surgawi bahwa kuasa dosa dan maut tidak lagi menjadi menakutkan bagi kita. Benar, bahwa kita selalu bergumul dengan berbagai godaan keinginan berbuat dosa dan takut akan kematian. Tetapi kuasa Yesus yang bangkit dari kematian memberitakan bagi kita bahwa sengat maut telah dikalahkan dan kuasa dosa tidak lagi menjadi kekuatan yang tidak dapat dikalahkan. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengingat kebesaran dan hebatnya perbuatan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Perjuangan yang berat di kayu salib telah dilakukan, sehingga tidak ada lagi ancaman dan dakwaan yang berat oleh karena dosa yang melingkupi kita. Semuanya sudah dibebaskan dengan cara yang luar biasa seperti disebutkan Paulus dalam ayat harian ini, “dipakukan.” Kiranya sikap memakukan semua ketakutan akan kematian dan keinginan melakukan dosa juga menjadi sikap hidup kita pada saat ini. Ketika dunia dengan segala kemajuan dan perkembangan yang ada selalu menggoda dan mengundang kita untuk bersekutu dalam dosa, bahkan menawarkan kita untuk menikmati “kepalsuan dunia” yang membawa kita ke dalam kematian, dengan sikap memakukan; kita dapat mengalahkannya. Seperti paku yang tertancap di kayu salib, kita juga dapat mengatakan, “stop!” Atau berhenti untuk semua keinginan dan godaan melakukan dosa dan menuruti keinginan daging serta keinginan duniawi.

Biarlah kasih Tuhan yang luar biasa dengan Yesus yang memakukan semua kutuk maut dan belenggu dosa, menjadi kekuatan baru bagi kita. Marilah bergegas dan segera memakukan semua keinginan dosa dan belenggu maut. Yang ada pada kita sekarang hanyalah hidup baru dalam Kristus yang penuh dengan keinginan untuk melakukan semua perbuatan baik dan menjadikan hidup kita sebagai alat berkat Tuhan. Amin.

  1. Doding: Haleluya No. 343:1+2+4
    Banggal tumang do holong-Mu, pabayu goluhkon,
    na doyuk kahou magou au, hape maluah do.

Dob hutandai diringkin, megah ma uhurhin,
salosei hape utangkin, ibaen layakNi in.

Hujolom padan na toguh, in ma hata-Ni in,
ai Tuhan in do gogohkin, na hot sadokahnin.

  1. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS