1. Doding: Haleluya No. 453:1-2
    Pitah Ham Tuhan, hatundalan na toguh.
    Humbai ganup paruntolon na i tanoh on.
    Bani haganup pardalanan, pitah Ham panjaga na gogoh.
    Ondos ma Tuhan, hanai on nuan, ‘se torsa sadokah goluh on.

Tonduy Na Pansing, bere Ham bannami on.
Sai useihon Ham bai uhurnami ‘se sintong.
Ase dong pargogoh manlawan, kuasa ni dunia na bajan.
Ondos ma Tuhan, hanai on nuan, ‘se torsa sadokah goluh on.

  1. Tonggo
  2. Ayat harian: Jesaya 25:4
    “Ai Ham do haporusan bani halak na madoyuk, haporusan bani halak na masombuh ibagas hasosakanni, panisioan sanggah haba-haba, parlinggoman sanggah milas ni ari; ai ondam-ondam ni halak sipangodoh-odoh doskon haba-haba do sanggah musim borgoh,”

“Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik, sebab amarah orang-orang yang gagah sombong itu seperti angin ribut di musim dingin,”

  1. Renungan
    Jemaat yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus,
    mengucap syukur biasanya kita lakukan ketika kita mengalami hal-hal yang bersifat positif, seperti: keberhasilan, kemenangan, pertolongan, berkat yang diperoleh, lepas dari bahaya, serta berbagai keadaan sukacita yang mendatangkan kebaikan. Demikian juga sebaliknya, meratap, bersedih dan keadaan hati yang murung dapat terjadi bagi kita ketika kita sedang dilanda hal-hal yang buruk, seperti: dukacita, kesakitan, ditimpa bencana, kegagalan, kekalahan, serta situasi yang tidak mendatangkan kebaikan bagi kita. Tetapi ketika kita membaca Yesaya 25:1-5, Yesaya justru meninggikan nama Tuhan dan menyanyikan syukur bagi nama Tuhan karena perbuatan Tuhan akan menjadikan kota menjadi timbunan batu (Yes. 25:2), dan kota yang berkubu menjadi reruntuhan.

Mengapa Yesaya mengucap syukur dan memuji Tuhan dalam situasi yang mendatangkan bencana dan kengerian bagi umat Tuhan? Mengapa justru Yesaya mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama? Bukankah seharusnya ia merintih dan meratap atas kemalangan yang menimpa dirinya, masyarakatnya, dan seluruh manusia? Ternyata dari kesaksian Yesaya pasal 25 ini kita menemukan bahwa pola pikir Yesaya berbeda dengan pola pikir manusia pada umumnya. Dalam ayat harian ini, Yesaya sedang memberitakan kepastian dan penghiburan ilahi bagi umat-Nya. Yesaya sedang bersaksi tentang kasih sayang Tuhan yang luar biasa ketika umat Tuhan sedang berada dalam keadaan yang paling sulit sekalipun. Inti utama kesaksian Yesaya ini adalah bahwa Tuhan itu tempat berlindung yang paling aman dalam masa-masa kesusahan yang ekstrem, perlindungan dari seluruh pertikaian yang sangat sengit sekalipun. Tuhan akan selalu hadir dan memberikan harapan untuk melindungi kita dari kesulitan hidup.

Oleh karena itu, kita diingatkan kembali tentang peran Allah sebagai benteng dan kekuatan penyelamat bagi mereka yang berseru kepada-Nya. Yesaya menyatakan bahwa ketika kekuatan atau ancaman yang akan menerpa kita sangat kuat dan bahkan sama seperti badai yang menghantam tembok, maka kita harus yakin dan percaya bahwa Allah tetap menjadi sumber kekuatan yang tidak tergoyahkan. Kita percaya dengan kekuatan Tuhan dan penyertaan Roh Kudus, Allah tetap dan akan terus campur tangan dalam situasi kehidupan yang menyesakkan itu. Janji dan pembuktian yang diungkapkan Yesaya ini kiranya memberi jaminan bagi kita bahwa Tuhan selalu hadir dan tidak akan pernah membiarkan kita sendirian dan tidak berdaya. Yang terbaik yang kita lakukan adalah senantiasa berserah dan memohon tuntunan Tuhan, sehingga kita senantiasa dikuatkan dan berdiri kokoh. Kita bukan lagi orang yang lemah, karena ada Tuhan yang menjadi tempat pengungsian. Kita tidak akan menjadi miskin dan hidup dalam kesesakan karena ada Tuhan yang menjadi sumber perlindungan dan pengungsian. Kita tidak akan mengalami masa-masa kering dan putus asa, karena Tuhan menyediakan naungan yang damai dalam kasih-Nya. Kita tidak lagi menjadi takut dengan segala amarah dan kesombongan dunia, karena ada kuasa Tuhan yang meneduhkan. Kita tidak lagi menjadi takut akan angin ribut dunia ini, karena Tuhan Yesus sudah meredakan dan menenangkan dunia dengan kasih dan kuasa-Nya. Amin.

  1. Doding: Haleluya No. 334:1
    Anggo sai holosohon ham bai goluh on, pala ham mandolei lang tuk gogohmu.
    Ingat pasu-pasuni Tuhanta in, janah paruhurhon pambaenan-Ni in.
    Ulang lupa bai layak-Ni in, ganup ari sai bilangi in.
    Sai bilangi pambaenan-Ni in, in ma pasu-pasu ni Tuhanta in.
  2. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS