Renungan Mingguan Namaposo GKPS, Minggu 20 Oktober 2024 (21 Setelah Trinitatis)
Nas : Nehemia 2:1-10
Usul Doding : Hal. No. 143: 1, 7, 8 “O Tonduy na Manggoki Uhur”
Tema : Pemimpin yang mengusahakan kesejahteraan
Tujuan : Agar Namaposo mengerti belajar dan bergumul menjadi seorang pemimpin yang takut akan Tuhan
Bangkit dan Bangunlah, Mari Wujudkan Mimpi!
(Tim Penulis)
Pernahkah kita mendengar nama Greta Thunberg? Dia adalah seorang aktivis iklim dari Swedia. Dia adalah salah satu contoh paling nyata bagaimana seorang anak muda bisa menginspirasi dunia dalam perjuangan untuk kesejahteraan bersama. Pada usia 15 tahun, Greta memulai aksinya dengan mogok sekolah, menuntut pemerintah agar bertindak terhadap krisis iklim yang mengancam kehidupan di masa depan. Dengan suaranya yang lantang dan tindakannya yang berani, Greta memimpin gerakan “Fridays for Future” yang kini telah menjadi gerakan global.
Greta tidak tinggal diam saat melihat kerusakan yang terus terjadi pada lingkungan dunia kita. Dia merasa tergugah, memiliki visi untuk sebuah dunia yang lebih baik, dan meskipun menghadapi banyak tantangan, kritik, dan ketidakpedulian, Greta tidak berhenti. Dia berani berdiri di depan para pemimpin dunia, menantang mereka untuk bertindak lebih tegas dalam melindungi bumi. Hal ini sangat mengingatkan kita pada kisah Nehemia. Dalam Nehemia 2:1-10, kita melihat bagaimana Nehemia, seorang muda yang hatinya tergugah oleh kehancuran tembok Yerusalem, tidak tinggal diam. Meskipun berada dalam posisi nyaman sebagai juru minuman raja, Nehemia memilih untuk bangkit, merencanakan, dan mengambil langkah nyata untuk membangun kembali tembok yang hancur.
Teman-teman, seperti Nehemia dan Greta, kita juga dipanggil untuk tidak hanya melihat ketidakadilan atau kerusakan di sekitar kita, tetapi untuk bertindak. Mungkin bukan masalah iklim atau tembok fisik yang hancur, tetapi mungkin tembok spiritual, sosial, atau moral di sekitar kita yang perlu kita bangun kembali. Tuhan memanggil kita, khususnya namaposo, untuk bangkit dan menjadi bagian dari perubahan yang membawa kesejahteraan dan pemulihan.
Mari kita perhatikan apa yang dapat kita pelajari dari Nehemia. Nehemia adalah seorang juru minuman raja. Kelihatannya, posisinya cukup nyaman—dia bekerja di istana, hidup dalam kemewahan, dan dekat dengan raja. Tapi meskipun kehidupannya nyaman, hati Nehemia sangat terganggu ketika mendengar kabar tentang kondisi Yerusalem yang hancur. Teman-teman, kadang kita berada di zona nyaman. Mungkin kita punya rutinitas yang stabil, punya teman, punya aktivitas yang menyenangkan, tapi apakah kita juga peka terhadap panggilan Tuhan untuk sesuatu yang lebih besar? Nehemia tidak diam saja meski berada di zona nyaman. Bisa saja, hati kita digerakkan oleh Tuhan untuk memulai sesuatu yang baru, entah itu di sekolah, di kampus, pelayanan, atau bahkan di dalam kehidupan pribadi kita.
Ketika raja melihat Nehemia bersedih dan menanyakan apa yang bisa raja perbuat untuknya, Nehemia berdoa cepat dalam hatinya sebelum menjawab. Lalu dengan berani, Nehemia meminta izin kepada raja untuk kembali ke Yerusalem dan membangun kembali temboknya. Hal ini menunjukkan bahwa Nehemia bukan hanya memiliki hati yang peka, tetapi juga memiliki keberanian untuk bertindak. Teman-teman, impian dan visi yang Tuhan taruh dalam hati kita memerlukan keberanian. Berani untuk melangkah meskipun kita mungkin merasa tidak siap. Berani memulai pelayanan baru, berani mengambil tantangan di tempat kita belajar atau bekerja. Sama seperti Nehemia, kita tidak perlu takut karena Tuhan menyertai langkah-langkah kita.
Nehemia tidak hanya meminta izin kepada raja, tetapi dia juga mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan. Dia meminta surat izin, perlindungan, dan kayu untuk pembangunan tembok. Nehemia memiliki perencanaan yang matang. Seringkali, kita memiliki impian yang besar, tetapi kita tidak merencanakannya dengan baik. Nehemia mengajarkan kita pentingnya memiliki strategi dan persiapan dalam setiap tindakan kita. Jika kita memiliki visi atau mimpi, kita perlu bertanya: “Langkah apa yang harus saya ambil untuk mewujudkannya?” Tuhan menghendaki kita untuk mempersiapkan diri dengan bijak dan teliti.
Ketika Nehemia pergi, dia disertai oleh tentara dan perlengkapan dari raja. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan membuka jalan bagi Nehemia. Meskipun ada pertentangan dari dari orang-orang seperti Sanbalat dan Tobia, Nehemia mengetahui dan mempercayai bahwa tangannya diperkuat oleh Tuhan. Teman-teman, dalam setiap perjalanan untuk mewujudkan panggilan Tuhan, pasti ada tantangan. Akan ada Sanbalat dan Tobia dalam hidup kita, orang-orang yang mungkin meragukan atau bahkan menghalangi. Namun, ingatlah, jika Tuhan menyertai kita, tidak ada yang bisa menghentikan rencana-Nya. Tugas kita adalah setia dan percaya bahwa penyertaan Tuhan akan membuat jalan kita berhasil.
Teman-teman, mungkin saat ini Tuhan sedang menaruh impian besar dalam hati kita. Mungkin impian untuk membangun kehidupan rohani yang lebih kuat, memulai proyek kreatif, melayani komunitas, atau bahkan membawa perubahan di sekitar kita. Jangan abaikan panggilan itu! Seperti Nehemia yang menunjukkan kepekaan yang mendalam terhadap kebutuhan bangsanya, membuat dia memutuskan untuk segera bertindak, pekalah terhadap kebutuhan orang-orang di sekitar kita, maka hati kita juga pasti akan digerakkan Tuhan untuk berbuat sesuatu untuk berkat bagi sesama.
Pemuda Kristen harus menjadi generasi yang peduli pada kebutuhan di sekitar mereka. Kita bisa mulai dengan terlibat dalam pelayanan sosial, gereja, atau membantu teman-teman yang membutuhkan. Tuhan memanggil kita untuk tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga memperhatikan orang lain.
Dan sama seperti Nehemia yang berani meminta kepada Raja, kita juga harus berani bermimpi besar dan meminta kepada Tuhan, serta beranilah untuk mengambil langkah untuk mimpi itu, dan melangkahlah dalam iman dan mintalah Tuhan untuk membuka jalan. Nehemia memulai misinya dengan doa, dan ini adalah kunci keberhasilannya. Sebagai Namaposo, kita harus meneladani Nehemia dalam membangun kehidupan doa yang kuat. Sebelum membuat keputusan penting atau menghadapi tantangan, mari kita terbiasa untuk berdoa dan mencari kehendak Tuhan. Belajarlah untuk selalu mengandalkan Tuhan, dan percayalah bahwa Tuhan akan memberi hikmat dan keberanian untuk setiap langkah yang kita ambil.
Bangkitlah dan bangunlah, karena Tuhan yang memulai pekerjaan baik dalam diri kita akan menyelesaikannya. Amin.