Ilustrasi gambar: https://rri.co.id/lain-lain/686318/kasih-sayang-menyelesaikan-konflik-rumah-tangga

DEFENISI KONFLIK

Dalam bahasa Latin, konflik adalah memukul bersama-sama, terjadi antara dua atau lebih orang yang saling mempertahankan pendapat/nilai mereka. Terdapat disana unsur memukul dan saling menyerang. Jadi apabila bapak dan ibu saling berbeda pendapat, jangan dipandang negatif. Demikian juga kalau kita berbeda pendapat tapi belum saling menyerang dengan pendapat masing-masing, itu belum termasuk sebagai konflik.

Kita memiliki pendapat yang berbeda-beda. Dalam perbedaan pendapat tersebut kita harus mau menerima pendapat orang lain. Karena kalau tidak, berarti kita mau menang sendiri. Kalau di dalam satu keluarga ada salah satu anggota yang mau menang sendiri, ada kecenderungan keluarga tersebut akan tidak harmonis. Tetapi dalam suatu keluarga akan mengalami pertumbuhan jika dalam satu keluarga ada perbedaan pendapat bahkan karena banyak berbeda sampai merasa pusing. Tetapi bukan perbedaan pendapat yang saling menyerang, satu dengan yang lain. Sebab kalau dalam beda pendapat yang saling menyerang, menjatuhkan, bukan hanya sekedar fisik, tapi lewat kata-kata juga itulah yang membuat konflik terjadi.

BEBERAPA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK

Dalam tulisan ini penulis menyampaikan ada 6 (enam) penyebab terjadinya konflik dari sekian banyak penyebab terjadinya konflik di tengah-tengah keluarga.

  • Konflik karena kritik

Tidak ada kritikan yang jujur dan enak didengar. Kritikan itu tidak enak didengar. Kalau ada orang yang mengatakan, “Ayo silakan, berikan kritikan, itu akan memperkaya.” Memang bisa memperkaya wawasan, tapi sebenarnya ia membohongi dirinya. Karena itu kalau ada sesuatu yang bagus, jangan melalui kritikan tetapi melalui sesuatu dialog yang enak, ngobrol-ngobrol, tukar pikiran. Kritikan itu menyebabkan banyak konflik. Kita bisa menyampaikan ketidaksukaan kita dengan cara lain yang tidak menyebabkan konflik.

  • Karena stress

Banyak orang yang baru pulang dari pekerjaan, karena stress, hal yang kecil saja bisa memicu konflik. Kita yang aktif tiap hari mengalami kelelahan. Itu membuat kita harus menjaga perasaan, agar kita tidak menimbulkan konflik.

  • Komunikasi yang tidak baik

Dalam hubungan sesame manusia, suami istri, sesama karyawan, di gereja, kalau komunikasinya tidak baik, akan menimbulkan konflik. Karena salah berkomunikasi, akan menimbulkan konflik. Hal tersebut menurut survey 72 % intonasi tinggi menimbulkan konflik dan komunikasi juga menjadi tidak berjalan efektif.

  • Mempertahankan diri, merasa diri selalu benar

Kalau kita berkomunikasi dengan orang yang selalu merasa dirinya benar, dan kita serang dia terus, pasti akan menimbukan konflik. Karena itu jika kita melihat orang lain atau pasangan kita sangat merasa diri selalu benar, jangan diserang. Tetapi cobalah dimengerti. Kalau bukan karena ego, mungkin ada kepahitan yang dialaminya dan kalau kita bisa menyelesaikan pertahanan tersebut, konflik bisa dihindarkan.

  • Konflik terjadi karena beban kehidupan yang dibawa

Adanya beban kehidupan yang berat yang dibawa seseorang menyebabkan seseorang mengalami konflik. Sebagai contoh orang berbeban berat adalah karena pekerjaan menumpuk, cita-cita terlalu tinggi, hutang belum terbayar. Kita sering konflik karena masalah-masalah yang sangat kecil.

  • Budaya yang tertutup

Konflik juga bisa terjadi karena budaya yang tertutup. Orang Timur, demikian juga termasuk kita orang Simalungun, sering menjaga agar konflik tidak timbul. Kalau terjadi konflik akan ditekan sedemikian rupa sehingga suatu saat akan menjadi bom waktu yang siap meledak. Budaya tertutup sering menimbulkan problem. Karena itu kalau pasangan kita tertutup, usahakan dibuka. Ada dua cara: pertama, relasi suami dan istri harus baik. Kedua, sering-seringlah mengajak pasangan kita ngobrol, lama-lama dia akan terbiasa. Memang dari sejak awal kita belajar tertutup, sekarang mari belajar terbuka.

HAL YANG DAPAT TERJADI JIKA KONFLIK TIDAK DISELESAIKAN

Ada beberapa hal yang terjadi jika setiap konflik di tengah-tengah keluarga tidak secepatnya diselesaikan. Berikut hal-hal yang timbul jika konflik tidak diselesaikan:

  • Bisa menimbulkan kebencian, kemarahan yang terpendam.
  • Masalah lama bisa muncul terungkit kembali, karena masalah tersebut tidak diselesaikan.
  • Melumpuhkan kinerja, performa standar.
  • Menjadi batu sandungan bagi orang lain.
  • Menciptakan agresi yang tidak berkesudahan.
  • Menyerang terus terhadap orang lain.

Karena itu setiap konflik yang terjadi, sepatutnya cepat diselesaikan. Kalau kita jengkel, paling tidak kita harus berinteraksi dengan diri sendiri. Tanyakan pada diri, apa yang membuat diri kita jengkel. Selanjutnya merencanakan untuk membicarakan dengan orang lain kejengkelan hati itu.

DAMPAK KALAU KONFLIK BISA DISELESAIKAN

Terdapat beberapa dampak positif kalau konflik di tengah-tengah keluarga bisa diselesaikan yakni perasaan enak, senang bahagia, rasa lega. Pada tubuh menjadi rileks, termasuk emosi kita seluruhnya menjadi rileks. Dalam hal hubungan relasi dengan orang lain bisa diperluas. Kegairahan yang baru antar suami istri muncul.

Karena manusia dalam pengertian rasul Paulus susah sekali mau berdamai, maka ia mengajak kita umat-Nya dalam Roma 12:18 demikian, “sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”

CARA-CARA MENGATASI KONFLIK DI TENGAH-TENGAH KELUARGA

Ada tiga cara yang tidak baik dalam menyelesaikan konflik di tengah-tengah keluarga:

  • Ada yang jadi pemenang. Biasanya yang suaranya paling keras, dia yang menang.
  • Ada yang mengalah, daripada ribut.
  • Lari dari masalah. Tidak mau ngomong langsung pergi.

DUA CARA BAGUS YANG BISA KITA GUNAKAN DALAM PENYELESAIAN KONFLIK:

  1. Kompromi/dialog: kalau kita berkompromi ketika ada konflik, maksudnya adalah kita terus berusaha untuk berdialog. Jangan satu arah menyikapi konflik. Dalam kita berkompromi, kita juga bisa belajar flexibility atau fleksibilitas. Kemudian dampak positif dari kesediaan berkompromi, “lawan” (bisa jadi anak, istri, atau suami) akan melihat ada peluang.
  2. Win-win solution. Jika suami istri konflik, biasanya masing-masing mempertahankan pendapat. Suami-istri yang mempunyai jiwa win-win solution, berdialog sedemikian rupa mencari alternatif lain yang bukan cara suami dan bukan cara istri. Suami istri mengambil pendapat orang lain dan berkomitmen untuk melakukannya. Jadi tidak ada yang kalah. Mereka menang karena berhasil mengalahkan keegoan sendiri.

Sejalan dengan cara-cara mengatasi konflik yang disampaikan tersebut marilah kita berjuang dengan kekuatan Roh Kudus untuk menjauhkan diri dari cara-cara yang tidak baik dalam mengatasi konflik. Tetapi marilah kita berjuang juga dengan kekuatan Roh Kudus untuk melakukan cara-cara yang bagus yang bisa kita lakukan untuk mengatasi konflik di tengah-tengah keluarga kita.

KOMUNIKASI SAAT ADA KONFLIK

Kita tidak terlepas dalam komunikasi saat ada konflik. Untuk itu ada delapan cara berkomunikasi saat berkonflik:

  • Bicarakan pokok masalahnya, bukan kepribadian.
  • Bicarakan pada waktu yang tepat dan kondusif.
  • Gunakanlah bahasa yang baik.
  • Jangan menyerang, jangan mematikan kalau terpaksa memukul.
  • Memaafkan kalau konflik selesai.
  • Mari mengandalkan Roh Kudus, jangan mengandalkan diri sendiri.

PENUTUP

Dalam menyelesaikan suatu konflik, kita pernah gagal dan banyak korban berjatuhan karena kita. Tapi yang lalu biarlah berlalu. Yang terpenting adalah marilah kita mulai hari ini dan seterusnya bila kita berhadapan dengan konflik, kita harus melihat dengan kacamata kasih. Kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, kasih menutupi segala sesuatu. (bgs/hks)

Penulis: Pdt. Fraimen J. Purba, MTh.