1. Doding: Haleluya No. 5:1+3
    Hupuji holong ni atei-Mu, o Tuhan Jesus Rajangkin.
    Bamu huondoskon tonduyhu, ai do na pinindo-Mu in.
    Huhalupahon ma diringku mamingkir holong ni atei-Mu.

Huahap maningon mar-Tuhan, ningon manggoluh au Bamu;
Seng jumpah au be hagoluhan, anggo seng pinasirsir-Mu;
Sai Ham na baen parsarananku, sai gok Bamu mando langkahku.

  1. Tonggo
  2. Ayat harian: 1 Johannes 2:29
    “Anggo ibotoh nasiam na pintor do Ia, botoh nasiam ma, paboa sagala na mangkorjahon hapintoron, ai ma na dob tubuh hun Bani.”

“Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya.”

  1. Renungan
    Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
    surat 1 Yohanes ini ditujukan kepada jemaat yang ada di Asia Kecil, yang pada saat itu sedang berhadapan dengan ajaran gnotisisme, yaitu sebuah ajaran yang menekankan tentang pemisahan iman kepada Kristus dari tindakan moral dan kebenaran hidup. Gnostisisme, yang merupakan salah satu ajaran sesat terbesar pada masa itu, mengajarkan bahwa pengetahuan (gnosis) yang rahasia adalah kunci keselamatan, dan beberapa dari mereka percaya bahwa tubuh dan tindakan fisik tidak penting, yang mengarah pada pelanggaran moral. Yohanes menulis untuk menegaskan bahwa kebenaran iman Kristen tidak hanya berupa pengetahuan, tetapi juga harus dinyatakan dalam perilaku yang benar. Kebenaran harus terlihat dalam perbuatan nyata, bukan sekadar dalam pengakuan verbal.

Jemaat Tuhan,
untuk itulah penulis 1 Yohanes menekankan apa yang semestinya dilakukan oleh jemaat tersebut, sehingga mereka semakin mampu melakukan apa yang harus dilakukan sebagai umat yang telah mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. 1 Yohanes 2:29 menekankan bahwa berbuat kebenaran adalah tanda dari seseorang yang “lahir dari Allah.” Kata “lahir dari pada-Nya” juga mencerminkan konsep bahwa orang percaya adalah anak-anak Allah. Sebagai anak-anak Allah, orang Kristen dipanggil untuk mencerminkan sifat Bapa mereka, yang adalah benar dan kudus. Lahir dari Tuhan berarti mempunyai karakter hidup dan melakukan kebenaran. Bahwa Tuhan sebagai sumber kebenaran, dan setiap orang yang lahir dari Tuhan tentu juga akan hidup dalam kebenaran. Dan hal ini menjadi identitas yang melekat bagi setiap orang yang lahir dari Allah. Hidup dalam perbuatan benar adalah tanda bahwa mereka adalah bagian dari keluarga Allah. Yakobus dalam Yakobus 2:17 menuliskan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Hal ini menunjukkan bahwa iman yang sejati harus diiringi dengan perubahan hidup yang nyata dan perilaku yang benar. Yohanes ingin memastikan bahwa orang-orang Kristen tidak hanya mengenal Allah secara intelektual, tetapi hidup dalam kasih dan kebenaran-Nya. Yohanes juga menulis bahwa seseorang yang benar-benar mengenal Allah akan berusaha untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Frasa “setiap orang yang berbuat kebenaran lahir dari pada-Nya” berarti perbuatan yang benar adalah bukti kelahiran kembali secara rohani. Ini menunjukkan transformasi yang terjadi ketika seseorang memiliki hubungan dengan Allah melalui Kristus.

Jemaat Tuhan,
1 Yohanes 2:29 menekankan pada hubungan antara iman, perbuatan, dan identitas sebagai anak-anak Allah. Rasul Yohanes ingin memastikan agar jemaat memahami bahwa iman yang benar harus tercermin dalam kehidupan yang benar, sesuai dengan sifat Allah yang benar. Ketika kita mengaminkan bahwa kita lahir dari Tuhan, maka reformasi perilaku juga akan tetap terlihat. Bila hari ini kita, gereja-gereja Protestan, memperingati hari Reformasi yang digagasi oleh Martin Luther pada 507 tahun yang lalu (Reformasi Protestan dimulai oleh Martin Luther pada tahun 1517, ketika ia menancapkan 95 tesis di pintu Gereja Kastil Wittenberg, Jerman. Reformasi Gereja merupakan upaya untuk mengubah ajaran kekristenan agar sesuai dengan Alkitab), maka kita juga semakin termotivasi untuk mentransformasi sikap, perilaku menuju kepada yang lebih baik sesuai dengan karakter Tuhan, yaitu untuk tetap hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Karena kita lahir dari Tuhan, maka kita adalah anak-Nya, yang selalu menata dan menjalani hidup sesuai dengan karakter Bapa kita. Amin.

  1. Doding: “Ya Abba, Bapa”
    ‘Ku mau cinta Yesus selamanya. ‘Ku mau cinta Yesus selamanya.
    Meskipun badai silih berganti dalam hidupku, ‘ku tetap cinta Yesus selamanya.
    Ya Abba, Bapa, ini aku anak-Mu, layakkanlah seluruh hidupku.
    Ya Abba, Bapa, ini aku anak-Mu, pakailah sesuai dengan rencana-Mu.
  2. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS