1. Doding: Haleluya No. 207:1-2
    Bere Ham ma hatorangan, hapentaran mangarusi hata-Mu,
    ampa mata na mangidah pakon uhur na mambotoh dalan-Mu.
    Ase tongtong mandompakkon bohi-Mu hanai mardalan
    ase igomgomi Tonduy-Mu hanami.

Sai ajari Ham hanami, na tongtong ibagas haotoon in.
Sai porsaya ma hanami, Ham tumang do hagoluhannami in.
Roh dokahni, roh dohorni, uhur-Mu bai uhurnami.
Sai sadalan pakon Hata-Mu hanami.

  1. Tonggo
  2. Ayat Harian: 1 Korint 1:25
    “Ai haotoon ni Naibata, pentaran do ai ase jolma in, anjaha hagalekon ni Naibata, gogohan do ai ase jolma in.”

“Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.”

  1. Renungan
    Jemaat yang terkasih,
    dari ayat harian hari ini, ada dua hal yang berkaitan tentang Allah, yakni ‘bodoh’ dan ‘lemah.’ Di pihak lain, ada dua hal dari manusia, yaitu ‘hikmat’ dan ‘kuat.’ Dari nas ini kita diperhadapkan pada dua hal yang bertentangan antara Allah dan manusia. Yang bodoh dari Allah dan hikmat manusia, serta yang lemah dari Allah dan kekuatan manusia. Rasul Paulus sesungguhnya mau menyuguhkan hal yang tidak ada gunanya, sebab perbandingannya tidak seimbang, yakni antara Allah dan manusia. Lalu, apa arti yang bodoh dari Allah? Itu adalah semua yang Allah tetapkan, tuntut, perintahkan, dan lakukan, yang bagi manusia semua itu tampak sebagai kebodohan. Nas ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa banyak hal itu benar-benar bodoh atau tidak bijaksana, tetapi bahwa banyak hal itu tampak bodoh bagi manusia. Rasul Paulus di sini merujuk kepada bagian-bagian dari tatanan ilahi di mana hikmat dari rencana itu tidak terlihat; atau alasan dari apa yang Allah lakukan itu tersembunyi, sehingga sulit dimengerti oleh manusia. Meski demikian, Paulus mengatakan bahwa yang bodoh dari Allah itu justru lebih bijaksana daripada manusia. Berarti bahwa adalah lebih baik mengetahui rencana dan tujuan Allah daripada rencana-rencana yang bersumber dari hikmat manusia. Misalnya rencana keselamatan Allah, yaitu sebuah rencana yang tampaknya bodoh bagi banyak orang, namun berguna bagi pembaharuan manusia dan demi keselamatan manusia itu sendiri. Namun manusia tidak melakukan apa pun terhadap keselamatannya.

Selanjutnya ada frasa “yang lemah dari Allah.” Sesungguhnya tidak ada kelemahan dalam diri Allah. Apa yang dilakukan oleh Allah, apa yang ditetapkan-Nya yang tampak lemah dalam rencana keselamatan itu yakni melalui Yesus dari Nazaret, lahir dari keluarga sederhana, yang bertolak belakang dengan pengharapan manusia pada saat itu, menderita, disalibkan, mati dan dikuburkan. Manusia pada masa itu menilai apa yang dialami Yesus itu seolah-olah menunjukkan kelemahan Allah, seperti kekurangan kuasa untuk menyelamatkan diriNya dan dunia. Namun yang bodoh dan lemah menurut manusia justru rasul Paulus katakan sebagai yang lebih kuat dari manusia. Manusia tidak mampu untuk menjangkau pikiran dan rencana Allah. Bodoh dan lemah menurut manusia justru bagi Tuhan itu merupakan jalan keselamatan, jalan penebusan atas dosa-dosa kita.

Lewat nas ini ada dua hal yang dapat kita renungkan, yakni pertama, Allah sering kali menyatakan rencanaNya yang hebat melalui hal yang bodoh dan lemah menurut manusia. Karena itu manusia harus menyadari bahwa kita ini makhluk yang terbatas, dengan rendah hati kita memohon agar Allah memberi kemampuan bagi kita untuk dapat menyelami dan memahami jalan-jalan Tuhan dalam perjalanan kehidupan kita. Dengan demikian kita tidak merasa pintar, lebih berhikmat daripada Tuhan, atau menjadikan kita terlalu percaya diri mengambil langkah sendiri yang pada akhirnya menjadikan kita semakin menjauh dari Tuhan. Kedua, bahwa Allah adalah Allah yang besar dan hebat. Yang lemah dari Allah lebih kuat dari kekuatan manusia. Sesungguhnya apapun yang dapat dilakukan manusia itu tidak sebanding dengan apa yang telah Allah perbuat bagi kita. Maka tidak ada gunanya meninggikan diri atas semua prestasi yang dapat kita capai dan lalui. Semua itu tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan ketika itu dipakai sebagai sarana kesombongan. Manusia adalah ciptaan, sedangkan Tuhan adalah Allah Pencipta dan Penyelamat, sehingga yang harus ditinggikan dan disembah adalah Allah. Biarlah setiap kehidupan kita hanyalah untuk kemuliaan Tuhan. Amin.

  1. Doding: Haleluya No. 472:1-2
    Seng adong na dos, songon Ham o Tuhan,
    na sai sirsir mangkasomani hanai on.
    Pitah Ham tongon, Naibata na sintong,
    ganup pambaenan-Mu gok halongangan do.
    Sagala bangsa do, na jinadihon-Mu,
    marsombah roh hu lobei-Mu.
    Pasangapkon Ham, ronsi sadokahniin,
    timbul janah pansing do Goran-Mu ijin.

Sai ajarhon Ham, dalan-Mu bangku on,
ase mardalan au bai hasintongan-Mu.
Sai baluti Ham, uhurhon sai tongtong,
ase marhabiaran bani Goran-Mu.
Ai pitah Ham Tuhan, na boi haposankin,
bai goluh sidalanankin.
Bokas-Mu nuan, si irikkononkin,
na gabe suluh bani pardalanankin.

  1. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS