Nas : Ibrani 10: 36-39
Doding : Kidung Jemaat No. 438
Tema : Memerlukan ketekunan untuk melakukan kehendak Allah
Tujuan : Agar namaposo tetap bertekun dalam pekerjaan Tuhan sampai hari-Nya tiba
Jemaat yang terkasih dalam Kristus….
Ada kata bijak yang mengatakan seperti ini; Kekuatan dikalahkan oleh ketekunan. Maksudnya, orang yang tekun melakukan tugas dan pekerjaannya pastilah akan berhasil dengan baik. Kita bukan mengandalkan kekuatan saja dalam meraih kesuksesan. Siapa yang mau bertekun pastilah nantinya akan menuai hasilnya, maksudnya ketekunan menjadi kunci untuk meraih kesuksesan. Karena dalam Alkitab mencatat: Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Orang yang tekun akan menghasilkan buah dan menikmati upah.
Apakah kita sudah tergolong orang yang tekun? Untuk lebih jelasnya, apakah kita adalah orang yang bertekun kita terlebih dahulu tahu apa arti dari “TEKUN”. Tekun berarti bekerja atau berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan. Dari arti Tekun itu, tentunya kita boleh menilai diri kita apakah kita adalah orang yang bertekun. Boleh saja, kita berkata bahwa kita adalah orang yang bertekun, boleh saja kita juga berkata bahwa kita adalah orang yang belum bertekun, atau orang yang tidak tekun. Jawaban yang jujur adalah jawaban terhadap penilaian kepada diri kita sendiri.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, firman Tuhan mengajarkan kita untu hidup dalam ketekunan atau hidup bertekun. Karena dengan ketekunan kita akan menghasilkan buah dan menikmati hasil. Ketekunan adalah unsur terpenting dalam setiap keberhasilan, terlebih di era sekarang ini semua orang menginginkan segala sesuatu yang serba instan. Ingin cepat kaya , tapi tidak mau bekerja keras. Ingin pintar tapi tidak mau belajar, ingin mendapat jodoh tapi tidak mau mencari, ingin dihormati tapi selalu menyepelekan orang lain, ingin berhasil tapi tidak mau berusaha. Apapun yang ingin kita dapatkan atau kita inginkan tentu dengan ketekunan, apa yang ingin kita dapatkan tentu dengan usaha dan usaha itu tentu dengan ketekunan.
Jemaat yang terkasih, tentunya kita semua adalah orang-orang yang mau sukses, orang-orang yang mau berhasil, orang-orang yang mau dihormati. Belum pernah kita menemukan teman atau saudara atau yang kita kenal bahwa dia menginginkan kegagalan dalam hidupnya. Semua menginginkan keberhasilan. Walaupun semua ingin berhasil, tetapi kenyataan dalam hidup ini masih sering terjadi atau menemukan kegagalan, masih banyak yang kita lihat yang belum sukses atau berhasil, walaupun ada kata-kata yang memotivasi dengan mengatakan bahwa kegagalan itu adalah kesuksesan yang tertunda, untuk menemukan kesuksesan itu, perlu ada ketekunan.
Maukah kita menjadi orang yang sukses? Sudah sejauhmana kita menemukan kesuksesan itu? Mari kita melihat dan juga dengan cara bagaimana kesuksesan itu? Bagaimana ketekunan itu dapat terbentuk?
- Pertama melalui kesengsaraan (Rm 5: 3), pertanyaannya apakah kita mau sengsara? Mendengar kata sengsara ini saja kita takut, bahkan kalau bisa menghindari yang namanya sengsara itu. Karena tidak ada satupun kita menginginkan kesengsaraan. Orang berlomba-lomba mencari yang namanya kebahagiaan supaya tidak sengsara, tapi kenyataan kesengsaraan itu masih saja kita dapatkan. Apakah kita mau sengsara? Boleh kita jawab dalam diri kita. Tetapi sebelum menjawabnya, mari kita melihat kesengsaraan apa yang dimaksud Tuhan atau yang disebut Paulus tentang kesengsaraan kepada Jemaat Roma. Hanya melalui kesengsaraan kita memperoleh ketekunan, perlu juga kita sengsara untuk lebih tekun. Itulah sebabnya Tuhan kadangkala mengijinkan kita mengalami kesengsaraan dengan tujuan agar kita dapat membentuk ketekunan. Ternyata, dalam kesengsaraan itu menghasilkan ketekunan dan ketekunan berbuah hasil yang baik. Dengan pemahaman iman yang seperti ini, maka kita tidak perlu lagi takut untuk sengsara, boleh lah kita mengatakan kepada diri kita sendiri: selamat datang kesengsaraan dalam hidupku, karena dengan kesengsaraan itu aku semakin dikuatkan dan semakin tekun berdoa di dalam Tuhan, dan berusaha untuk mendapatkan keberhasilan dalam menghadapi kesengsaraan, karena apapun ceritanya hanya dengan kesengsaraan aku mendapatkan ketekunan. Sengsara hari ini untuk mendapatkan keberhasilan untuk yang akan datang. Dalam kehidupan Anak Sekolah misalnya, boleh saja sengsara karena harus belajar dengan rajin bahkan waktu yang dipakai habis untuk belajar, kurang dalam bermain, tetapi yakinlah dengan kesengsaraan itu akan mendapatkan nilai yang baik dan keberhasilan, demikian juga anak kuliah yang selalu belajar bahkan uang kuliah dan belanja juga terkadang minim, atau makan yang seharusnya 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari, akhir bulan yang kiriman terlambat, menjadikan dirinya pusing tapi dari keadaan itu ketika tetap tekun dan juga berusaha maka keberhasilan akan diraihnya. Contoh berikut adalah bagaimana seorang pemuda yang hendak mencari cinta sejati atau pasangan dalam hidupnya, kita katakanlah seperti mencari jodoh, banyak tantangan yang menjadikan pemuda tersebut sengsara, misalnya tidak direstui orang tua, cewek yang ditaksir jual mahal, kurang modal atau bahkan belum ada uang untuk menikah, bentuk-bentuk tantangan tersebut menjadikan dia semakin bertekun dan berupaya supaya apa yang dia harapkan boleh terjadi dan dia menemukan dalam hidupnya, kuncinya tetaplah bertekun di dalam doa.
- Melalui ujian Iman (Yakobus 1: 3), oleh karena itu, Tuhan seringkali menginjinkan berbagai percobaan menimpa hidup kita dengan maksud agar ketekunan dapat muncul di dalam diri kita , seperti sebuah nyanyian dalam Kidung Jemaat no. 438.
Apapun juga menimpamu Tuhan menjagamu
Naungan kasihNya pelindungmu Tuhan menjagamu
Tuhan menjagamu waktu tenang atau tegang
Ia menjagamu Tuhan menjagamu
Bila menanggung beban berat Tuhan menjagamu
Masa depanmu kelam pekat Tuhan menjagamu
Tuhan menjagamu waktu tenang atau tegang
Ia menjagamu Tuhan menjagamu
Dari lirik lagu tersebut, iman kita semakin diteguhkan bahwa Tuhan tetap menjaga dan menolong kita, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita. Jangan takut untuk mendapat percobaan hidup, karena Tuhan tetap ada bersama kita.
- Melalui latihan, bisa saja sedikit lucu pemahaman kita ketika mendengar kata latihan. Latihan apa? Latihan karate atau taekwondo kah? Latihan yang dimaksud disini adalah latihan iman. Ketekunan dapat dilatih, karena hal itu adalah ketetapan hati. Sekalipun istri Ayub mendesak ayub agar tidak bertekun lagi dalam kesalehannya, namun ia memutuskan dan menetapkan bahwa ia akan tetap tekun dalam kesalahannya.
Oleh karena itu, kita harus memiliki keberanian yang tak tergoyahkan. Karena itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil. Ketika kita merasa tidak sanggup menghadapi semua beban yang berat sendirian, jangan segan dalam meminta dukungan doa atau bantuan dari saudara-saudari seiman atau orang yang dapat kita percaya. Sehingga dalam menghadapi semua itu, kita harus kuat dalam Iman. Sehingga keberhasilan Iman dapat kita raih. Selamat Hidup Bertekun, dan ketekunan itu menjadi fokus kita kepada Tuhan, meskipun ada banyak pengorbanan yang harus kita berikan. Teruslah mendekatkan diri kepada-Nya, Au sol dohor Bamu, Ham Naibata. Semakin mengenal Tuhan, mengetahui kehendak-Nya, bersyukur atas semua anugerah-Nya dan ingatlah pada kebahagiaan yang akan kamu dapatkan di dalam kasih-Nya. Selamat Berkarya Untuk Tuhan. Amin.