1. Doding: Haleluya No. 406:1-2
    Hatahononta diatei tupa ma, ai Negaranta tanoh na lambut.
    Laut bolag dolog ni pe ratah, talun jenges appar do haganup.
    In haganupan pasu-pasu-Ni, simada kuasa Tuhan Naibata.
    In haganupan pasu-pasu-Ni, simada kuasa Tuhan Naibata.

Sanggah poltak mataniari in, martitialas bai sogodni in.
Morum mangerbang bunga-bunga in, irandu doding ni bossala in.
In haganupan pasu-pasu-Ni, simada kuasa Tuhan Naibata.
In haganupan pasu-pasu-Ni, simada kuasa Tuhan Naibata.

  1. Tonggo
  2. Ayat harian: 1 Musa 2:3
    “Ipasu-pasu anjaha ipapansing Naibata ma ari papituhon ai, halani bani ari ai do Ia marsaran humbani sagala horja panompaon-Ni ai.”

“Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu.”

  1. Renungan
    Jemaat yang dikasihi Tuhan,
    nas kita hari ini adalah nas yang sering sekali kita dengarkan, khususnya pada saat ini, ketika kita masuk dalan suasana Advent, yang sering diisi dengan perayaan Natal. Pada umumnya, dalam ibadah Natal, kisah tentang penciptaan tidak pernah terlewatkan menjadi sebuah bagian dalam rentetan ibadah Natal. Dalam liturgi penciptaan, umat membacakan bagian dari kisah penciptaan, sejak hari pertama sampai hari keenam. Ya, Allah berkarya sejak diciptakannya langit dan bumi, serta segala isinya, dan pada hari yang keenam Allah menciptakan manusia. Lalu, apa yang terjadi setelah hari yang keenam? Hal inilah yang dituliskan dalam renungan kita hari ini.

Jemaat Tuhan,
Setelah enam hari penciptaan yang luar biasa, Allah berhenti pada hari ketujuh. Kata “berhenti” bukanlah merujuk bahwa Allah menjadi pasif atau lelah, bukan pula sebagai sebuah tanda kemalasan, tetapi berhenti merujuk kepada sebuah situasi reflektif, perhentian, dan penyucian. Arti istirahat ini menunjukkan bahwa pekerjaan penciptaan sudah selesai dengan sempurna. Dalam konteks ini, istirahat berarti Allah melihat dan menilai bahwa segala sesuatu adalah sangat baik (Kejadian 1:31). Allah memberikan teladan bagi umat manusia tentang pentingnya waktu untuk berhenti sejenak dan menikmati karya Allah dalam setiap pekerjaan kita. Allah juga memberkati hari itu dan menyucikannya. Allah memberkati hari ketujuh, menjadikannya istimewa dan penuh makna. Berkat ini menunjukkan bahwa hari ketujuh adalah waktu untuk mengalami kasih karunia Allah secara khusus. Berkat Tuhan pada hari istirahat mengingatkan kita bahwa waktu ini adalah pemberian khusus untuk memulihkan jiwa dan tubuh. Dan Allah “menguduskan,” yang berarti bahwa Allah memisahkan hari tersebut untuk tujuan ilahi. Hari ketujuh menjadi waktu yang dikhususkan bagi Allah, bukan untuk aktivitas biasa. Inti dari pengudusan ini adalah membawa fokus kembali pada Allah. Menguduskan berarti memisahkan sesuatu untuk tujuan yang suci. Allah memisahkan hari ketujuh sebagai hari yang istimewa untuk memusatkan perhatian kepada-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa hidup kita perlu diatur dalam ritme yang seimbang antara bekerja dan beristirahat, sambil selalu mengingat siapa yang memberikan kita kekuatan dan berkat. Menguduskan waktu berarti menyediakan waktu berkualitas untuk hubungan kita dengan Tuhan, melalui doa, ibadah, dan firman-Nya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
melalui nas ini, kita diajak untuk melihat hari perhentian bukan hanya sebagai jeda fisik, tetapi sebagai waktu untuk menikmati hubungan dengan Tuhan, keluarga, dan ciptaan-Nya. Hari Sabat mengajarkan pentingnya keseimbangan antara bekerja dan beristirahat. Tubuh kita membutuhkan pemulihan, dan jiwa kita memerlukan pembaruan di hadapan Allah. Hal ini mengajarkan kita pentingnya waktu untuk berhenti sejenak, tidak hanya untuk fisik kita, tetapi juga untuk jiwa kita. Beristirahat dari pekerjaan, tujuan utamanya adalah untuk memberi ruang bagi Allah dalam kehidupan kita, untuk merenungkan kasih-Nya, dan untuk memperbaharui hubungan kita dengan-Nya. Dalam kehidupan yang sibuk ini, kita sering kali melupakan pentingnya waktu untuk beristirahat dan bersekutu dengan Allah. Namun, Allah sendiri memberi teladan kepada kita dalam Kejadian 2:3, ketika Ia menguduskan hari ketujuh dan memberi kita contoh untuk berhenti sejenak dari pekerjaan kita. Allah memberikan waktu untuk kita beristirahat, meresapi karya-Nya, dan memperbaharui hubungan kita dengan-Nya. Di masa Advent ini, mari memberi ruang bagi Tuhan dalam keluarga kita, menyisihkan waktu untuk doa bersama, membaca firman Tuhan, dan merasakan kedamaian-Nya. Dalam masa Advent, kita mengingat bahwa Yesus datang untuk memberi kedamaian, untuk memberikan istirahat bagi jiwa yang letih dan berbeban berat (Matius 11:28). Ia datang untuk menyempurnakan segala sesuatu yang telah Allah ciptakan dan untuk memberi kita kesempatan untuk mengalami kedamaian sejati dalam kehidupan kita. Amin.

  1. Doding: Haleluya No. 399:1
    Tubuhan poyon–poyon i tongah juma in,
    manggargar manuk-manuk, bai parasarannin.
    Marbagei pakon ihan, ibagas laut in,
    ge tinompa na legan, seng targorani in.
    Ganupan iparmudu, Tuhanta Naibata,
    lobihan iparmudu, ganupan hita da.
    Sonai ge halayakon ibere do homa,
    talup hatahononta, diatei tupa ma.
  2. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS