Potret kondisi rumah warga GKPS pasca kebakaran yang terjadi pada Kamis, 9 Januari 2024. (Foto: Vik. Pdt. Jonathan D. Damanik)

PEMATANG SIANTAR. GKPS.OR.ID. Masih dalam dalam suasana suka cita memasuki tahun baru 2025, Pimpinan Sinode GKPS dikejutkan dengan berita terbakarnya dua rumah warga GKPS di Purba Dolok dan Marubun Purba. Peristiwa kebakaran itu menghanguskan rumah dan harta benda kedua kepala keluarga tersebut.

Mendengar berita duka ini, Pimpinan Sinode GKPS melalui Departemen Pelayanan GKPS yang dikepalai Pdt. Dr. Jenny Purba, MA, langsung bergerak cepat untuk manohu warganya. Dari kantor Sinode GKPS Jl. Pdt. J. Wismar Saragih 23, Pematang Siantar, Pimpinan Sinode GKPS melalui Kepala Departemen Pelayanan Pdt. Dr. Jenny Purba segera menjadwalkan panohuan setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Pendeta Resort setempat dan Praeses GKPS Distrik XII Pdt. Drs. Mardison Simanjorang, S.Th, M.Hum.

Panohuan pertama ditujukan kepada keluarga bapak Rospy Turnip dan Inang boru Girsang. Tim dari Departemen Pelayanan yang terdiri dari Pdt. Jenny Purba, Pdt. Hotmaida Malau, MA, Pdt. Hamonangan Sinaga, M.Si dan Vikar Pdt. Jonathan Damanik, bertolak dari Pemantang Siantar menuju Purba Dolok. Setibanya di lokasi, tim Departemen Pelayanan didampingi Praeses GKPS Distrik XII dan Pendeta GKPS Resort Purba Dolok Pdt. Ramasni Saragih, serta Pengurus Resort dan Perutusan Sidang Sinode Bolon (PSSB) GKPS Resort Purba Dolok, langsung menuju ke rumah tinggal sementara keluarga korban kebakaran untuk mengadakan ibadah penghiburan dan mamboras tengeri keluarga korban kebakaran.

Bapak Rospy Turnip menuturkan peristiwa kebakaran terjadi pada Selasa (7/1/2024) pagi sekitar pukul 10.00 Wib, dimana pada pagi itu mayoritas masyarakat di Purba Dolok sudah pergi ke ladang maupun ke kebunnya masing-masing untuk bekerja. Tidak ada seorang pun yang menyaksikan bagaimana peristiwa kebakaran itu terjadi. Kuat dugaan kebakaran disebabkan karena arus pendek. Disaat api sudah melahap sebagian besar bagunan rumah, seorang bapak melintas dan menyaksikan kejadian itu. Ia berusaha meminta bantuan warga lainnya untuk memadamkan api. Usaha maksimal yang dilakukan mulai dari mematikan aliran listrik dari meteran, menyiram air dan tanah, tak berbuahkan hasil. Api tak kunjung berhasil dipadamkan. Yang ada api semakin membesar dan terdengar ledakan pada saat upaya memadamkan.

Seolah tak mengenal lelah, beberapa warga berupaya keras untuk memadamkan api. Dua unit mesin pompa jeruk pun diturunkan untuk memadamkan api. Hasilnya, api pun mulai padam, dan tak sampai menjalar ke rumah warga lainnya, dan api mulai padam, tim Pemadam Kebakaran dari Kabupaten Simalungun tiba dilokasi kejadian.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini, namun rumah, harta benda dan surat-surat berharga yang dimiliki keluarga seluruhnya hagus dilahap sijago merah.

Mendengar penuturan yang disampaikan bapak Rospy Turnip, rombongan tim Departemen Pelayanan ikut merasakan duka mendalam keluarga korban kebakaran. Untuk menguatkan keluarga, rombongan tim Departemen Pelayanan bersama dengan Praeses, Pendeta Resort serta bapak Gepa Girsang (tetangga bapak Turnip), mamboras tengeri keluarga seraya berdoa kiranya Tuhan sumber kekuatan akan menguatkan keluarga.

Selanjutnya pada Jumat (10/1/2024) siang, panohuan kembali dilakukan. Kali ini kepada warga jemaat GKPS di Marubun Purba, keluarga bapak Rajamawasdi Purba yang rumah tempat tinggalnya hangus dan hancur dilahap sijago merah, pada Kamis (9/1/2024) sekitar pukul 16.30 Wib.

Didampingi Praeses GKPS Distrik XI, Tim Diakonia GKPS Distrik XII, Fulltimer dan Pengurus GKPS Resort Pamatang Purba, serta Pimpinan Majelis Jemaat GKPS Marubun Purba, tim Departemen Pelayanan GKPS langsung menemui keluarga korban kebakaran. Dalam panohuan itu, tim mengadakan ibadah bersama, berdoa untuk menguatkan keluarga dan tak lupa mamboras tengeri seluruh anggota keluarga.

Sama seperti yang dituturkan bapak Rospy Purba kala api menghanguskan rumahnya, bapak Rajamawasdi Purba menerangkan bahwa ia dan keluarganya sedang tidak di rumah pada saat peristiwa kebakaran ini. Ia sedang bekerja di ladangnya. Namun pada saat bekerja di ladang, tiba-tiba saja ia melihat gumpalan asap hitam membubung tinggi di atas langit desa. Awalnya ia mengira sumber asap berasal dari pembakaran sampah, ternyata gumpalan asap disebabkan rumah tempat tinggalnya dengan keluarga beserta dengan segala isinya sudah ludes dilahap api. Kobaran api pun dengan cepat menjalar sebab material bangunan rumahnya sebagian besar berbahan dasar kayu. Beberapa warga yang sempat menyaksikan peristiwa kebakaran itu tak kuasa menghentikan kobaran api.

Perasaan sedih dan duka tak dapat disembunyikan keluarga dari raut wajah mereka. Tak ada satupun harta benda yang tersisa dalam peristiwa kebakaran itu.

Dalam suasana duka, Kepala Departemen Pelayanan beserta rombongan mencoba untuk menguatkan keluarga. Berdoa bersama kiranya Tuhan menolong mereka dan menggerakan orang-orang yang mengasihi mereka untuk turut meringankan kesedihan dan duka keluarga bapak Rajamawasdi. (hks/bgs)

Pewarta: Vik. Pdt. Jonathan D. Damanik