
Para Pendeta GKPS Distrik V bersama dengan Praeses Pdt. Renni H. Damanik "manggalangkon" nyanyian pujian dalam ibadah Pembukaan Sidang Majelis Pendeta GKPS tahun 2025, yang berlangsung pada Selasa (14/1/2025) siang, di Balei Bolon GKPS Pematang Siantar. (Foto: Humas GKPS)
PEMATANG SIANTAR. GKPS.OR.ID. Sidang Majelis Pendeta GKPS tahun 2025 digelar selama 4 hari, dari tanggal 14-17 Januari 2025 di Balei Bolon GKPS Pdt. J. Wismar Saragih, Jl. Pdt. J. Wismar Saragih 23, Pematangsiantar. Pembukaan Sidang dilaksanakan pada Selasa (14/1/2025) siang dan dihadiri 300-an anggota Majelis Pendeta GKPS yang bertugas di seluruh wilayah pelayanan GKPS, dari Sumatera Utara hingga Bali.

Mengawali seluruh rangkaian persidangan, para peserta beribadah bersama yang dilayani Pimpinan Sinode GKPS (Ephorus) Pdt. Dr. Deddy Fajar Purba sebagai pengkhotbah, Pdt. Immanuel Sitio, M.Th sebagai liturgis, Pdt. Roma Girsang, S.Th sebagai pemimpin nyanyian, dan musik yang diiringi Pusat Pengembangan Liturgi dan Musik Gereja (PPLMG) GKPS yang dikepalai Pdt. Ito Belihar Purba, S.Th, M.Sn.
Dalam ibadah dilangsungkan acara pelepasan kepada dua orang Pendeta yang memasuki masa emeritasi, yakni: Pdt. Jadasri Dosdo Saragih (memasuki masa emeritasi pada 30 November 2024), dan Pdt. Menni R. Purba, M.Th (memasuki masa emeritasi pada 5 Januari 2025).
Sebagai tanda ungkapan terima kasih seluruh warga GKPS, melalui Pimpinan Sinode, keduanya menerima sinata berupa pin emas yang disematkan oleh Ephorus GKPS, Pdt. Deddy Fajar Purba dan Ketua Majelis Pendeta GKPS Pdt. Anita D. Saragih.
Pada kesempatan tersebut, Pdt. Jadasri dan Pdt. Menni berbagi kisah pelayanan masing-masing selama melayani sebagai Pendeta GKPS. Ada banyak peristiwa suka dan duka yang dialami keduanya sebagai pelayanan GKPS, namun kesaksian mereka menyebutkan, Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka dan keluarganya.
Satu hal yang menjadi penekanan Pdt. Jadasri dan Pdt. Menni bahwa “sodap tumang mangidangi i GKPS” dan keduanya mengajak para Pendeta yang hadir untuk mencintai GKPS. Sebagai Pendeta perempuan di GKPS, Pdt. Menni menuturkan pengalamannya yang pernah ditolak keluarga yang hendak membaptiskan anaknya. Penolakan ini dikarenkan status Pdt. Menni sebagai seorang pendeta perempuan. Namun akhirnya keluarga dapat menerima pembaptisan dilayankan Pdt. Menni. Anak yang telah dibaptis itu pun kini menjadi seorang Pendeta dan inilah sukacita yang dirasakan Pdt. Menni dari satu cerita sulitnya menjadi pendeta perempuan dalam budaya patriaki.
Diakhir sambutannya, sebagai seorang Pendeta di GKPS ia memegang teguh Alkitab sebagai dasar pengajaran dan peraturan yang berlaku di GKPS dalam menjalankan roda organisasi gereja.
Setelah acara pelepasan Pendeta yang memasuki masa emeritasi, ibadah dilanjutkan dengan penyampaian firman oleh Ephorus GKPS.
Pdt. Deddy Fajar mengutip ayat Alkitab dari 1 Petrus 5:6 sebagai nas khotbahnya. Dalam khotbahnya, Ephorus menerangkan ulang kondisi jemaat pada masa itu, dimana jemaat menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang hebat mendera iman mereka. Dalam kondisi ini Ephorus menyampaikan respon Petrus sebagai Rasul yang mengajak jemaat untuk merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat.

Pesan Petrus ini pun menjadi pesan yang disampaikan Ephorus GKPS kepada seluruh peserta, mengingat tantangan dan pergumulan di tahun 2025 akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sikap merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat menjadi sikap para pelayan agar nyatalah persekutuan dan pelayanan yang berdampak.

Setelah ibadah dilanjutkan dengan pembukaan persidangan oleh Pdt. Anita D. Saragih selaku Ketua Majelis Pendeta dan kemudian pembahasan jadwal persidangan hingga 17 Januari 2025. (hks/bgs)
Pewarta: Pdt. Bima Gustav Saragih
Foto: Bryand Sinaga & Jon M. Alexader Saragih