1. Doding: Haleluya No. 268:1-2
    Jahowa Tuhankin, bah tubuh sijengesan.
    Sitompa ganup in, sibere hagoluhan.
    Hupindo hu Bamu, angkula na jorgit.
    Age uhurhu pe, ase tongtong borsih.

Ham mangajari au, bai sihatahononku;
Dear marsahap au na sambor horomonku;
Sai bahen Ham au on, parhata na mantin;
Margogoh ma tongon ganupan hatangkin.

  1. Tonggo
  2. Ayat harian: Epesus 4:29
    “Ulang ma luar hata na mabutak humbani pamangan nasiam, tapi na madear ma, na boi pauli-ulihon na hurang, ase dapotan ulih, na mambogeisi.”

“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.”

  1. Renungan
    Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan Yesus,
    apakah kebanyakan orang berkata jujur? Mengapa gampang sekali kebohongan terjadi? Dapatkah perkataan bohong kita terima begitu saja? Kebohongan, tentu saja, dikomunikasikan melalui lidah. Bagian kecil dari tubuh manusia itu dapat memberikan dampak yang kuat, bahkan dapat merusak harga diri dan reputasi seeorang. Kebohongan dan perkataan kotor dapat menghancurkan persahabatan. Itu dapat menyebabkan sakit hati yang berkepanjangan. Di sisi lain, perkataan yang baik melalui lidah dapat memberikan penghiburan dan harapan di saat berduka. Perkataan yang baik dan membangun dapat memancarkan terang kebenaran yang menyelamatkan ke dalam pikiran seseorang yang mengembara dalam kegelapan rohani. Itu dapat memuji dan memuliakan Tuhan.
    Maka, kita tidak perlu heran ketika dalam Alkitab berulang kali mendesak kita untuk menjalankan hikmat dan kehati-hatian yang besar dalam cara kita menggunakan bagian tubuh yang kecil dalam tubuh kita, yaitu mulut dan lidah. Amsal 18:21 tidak melebih-lebihkan ketika memperingatkan kita bahwa, “hidup dan mati dikuasai lidah.” Daud tidak sedang asyik dengan puisi yang tidak ada gunanya ketika ia mencela, “orang-orang yang giginya laksana tombak dan anak panah, dan lidahnya laksana pedang tajam” (Mazmur 57:4). Dan rasul Yakobus berkata bahwa lidah dapat merusak seperti api (Yak. 3:1-12).

Dengan kuasa Roh Kudus, semoga kita menggunakan lidah kita untuk memberkati para pendengar kita, saling membangun, dan memuliakan Pencipta kita dalam doa dan pujian. Salah satu bidang utama yang menyebabkan keretakan dalam pernikahan dan keluarga dewasa ini adalah komunikasi. Rasul Paulus menggunakan kata rusak untuk menggambarkan ucapan yang memiliki kekuatan untuk menjatuhkan orang, baik orang dewasa maupun anak-anak (Ef. 4:29). Ia juga menyatakan bahwa komunikasi yang baik adalah, “pembangunan yang diperlukan,” karena memiliki kekuatan untuk membangun orang. Berikut adalah contoh-contoh komunikasi yang rusak, yang sering kita tujukan kepada anak-anak kita: “Tidak bisakah kamu melakukan sesuatu dengan benar?” “Apa yang salah denganmu?” “Kamu tidak akan pernah belajar.” “Kamu selalu merusak sesuatu.” “Oh, biarkan aku yang melakukannya.” Daftarnya tidak ada habisnya. Namun demikian, ada juga contoh-contoh komunikasi yang membangun. Kata-kata penyemangat adalah seperti berikut: “Itu dia!” “Kamu benar-benar bekerja keras hari ini.” “Aku sangat bangga padamu.” “Sekarang kamu sudah menemukan jawabannya.” “Kamu sangat ahli dalam hal itu.” “Itulah caranya!” “Itulah yang saya sebut pekerjaan yang baik.” “Pemikiran yang baik.” Demikian juga contoh yang lain, yang sering kita gunakan untuk membangun.

Paulus berkata bahwa ketika kita membangun orang lain melalui perkataan kita, kita memberikan kasih karunia, atau manfaat rohani, bagi kehidupan mereka (ayat 29). Marilah kita periksa kebiasaan berbicara kita untuk menemukan kata-kata yang tidak pantas, dan kemudian bertekad untuk membangun setiap orang yang kita temui, terutama anak-anak. Ingatlah, orang lebih membutuhkan penyemangat daripada kritik. Anda termasuk yang mana? Amin.

  1. Doding: Haleluya No. 194:1
    Sai sihol usihanku Ham Jesus Tuhankin.
    Bai toruh ni uhur-Mu lamlam ni hata-Mu.
    Sonaha bahenonku, lao mandalankon in.
    Sai Ham ma alo Tuhan, manolong au ijin.
  2. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS