
- Doding: Haleluya No. 238:2-4
Husolsoli do uhurhu, na gok dousa in tongtong;
Ai buei ari-aringku hu parambur-ambur tong.
Sai gati do hutadingkon dalanMu na pintor in;
Kristen au, hape hujolom dalan hamagouan in.
Halanin unduk uhurhu nuan in i lobeiMu;
Sai holong ma Ham, o Tuhan, dousangkin sai sasap Ham.
- Tonggo
- Ayat harian: Psalmen 6:2
“Ham Jahowa, ulang uhum Ham ahu ibagas ringis-Mu, ulang bogbog Ham ahu ibagas gila-Mu.”
“Ya Tuhan, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.”
- Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dalam kerangka berpikir pemazmur di Mazmur pasal 6 dan pasal 38, ada 2 akibat dari kemurkaan Tuhan, yaitu: jatuh dalam pergumulan dan mengidap penyakit. Ayat harian kita hari ini masuk ke dalam kerangka berpikir yang pertama. Pemazmur berada dalam pergumulan. Di dalam pergumulannya itu, permohonannya kepada Tuhan adalah agar Tuhan jangan menghukum dia di dalam murkaNya. Ia mempercayai bahwa jika Tuhan sudah murka, maka Tuhan dapat menghajar di dalam amarah.
Apa yang terjadi jika Tuhan sudah berada dalam amarahNya? Dalam Yehezkiel 13:13 dikatakan, “Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan Allah: Di dalam amarah-Ku Aku akan membuat angin tofan bertiup dan di dalam murka-Ku hujan lebat akan membanjir, dan di dalam amarah-Ku rambun yang membinasakan akan jatuh.” Lalu dalam Yesaya 63:6 dikatakan, “Aku memijak-mijak bangsa-bangsa dalam murka-Ku, menghancurkan mereka dalam kehangatan amarah-Ku dan membuat semburan darah mereka mengalir ke tanah.” Sungguh tidak ada celah sedikitpun bisa luput dari amarah Tuhan. Lagi pula, tidak ada yang enak jika sudah masuk ke dalam amarah Tuhan. Maka, tidak usah kita berlama-lama membayangkan amarah Tuhan dan akibatnya. Hal itu sama sekali tidak kita inginkan. Demikianlah yang dinyatakan pemazmur dalam ayat harian kita hari ini.
Maka atas itu semua, alih-alih membangkitkan amarah Tuhan, kita dihimbau untuk menyukakan hati Tuhan. Jika kita bisa membuat seseorang menjadi marah, maka sepatutnya kita juga bisa membuat orang yang sama menjadi senang. Jika kita bisa mengganggu hatinya sehingga ia menjadi terganggu dan marah, maka logikanya kita juga bisa membuat hatinya senang dan bersuka. Sebagai contoh, kita pasti pernah membuat orang tua kita marah, misalnya dengan pulang larut malam tanpa kabar, bolos sekolah, tidak mau belajar sedikit pun, dan lain sebagainya. Namun, kita pasti juga pernah membuat orang tua kita senang dan bersukacita, misalnya dengan belajar rajin dan mendapat prestasi, rajin membantu pekerjaan orang tua di rumah, berteman dengan orang-orang yang tepat, dan lain sebagainya. Seperti itu jugalah kita lakukan kepada Tuhan. Hidup kita ini jangan terlarut dalam beban dan himpitan hidup yang tidak akan pernah berhenti. Namun, kita harus selalu berusaha untuk menyenangkan Tuhan. Seperti kata lirik lagu rohani, “MenyenangkanMu, senangkanMu, hanya itu kerinduanku.” Amin.
- Doding: Haleluya No. 220:1-2
Nasiam ganup hasoman, ringgas bei martangkap tangan,
lao mardingat Tuhan in.
Nini Jesus do ijia: on do titah i banima: Marsihaholongan in.
Rap ma hita manadingkon, uhur subil na mabajan,
Mambaen parsirangan in;
Kristus in do pardomuan, na patotap parkawanon,
sadokah-dokahni in.
- Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Kantor Sinode GKPS