
1. Mandoding Lagu Pujian “Kasih SetiaMu Yang Kurasakan”
Kasih setiaMu yang ku rasakan lebih tinggi dari langit biru.
KebaikanMu yang t’lah Kau nyatakan lebih dalam dari lautan.
BerkatMu yang telah ku terima sempat membuatku terpesona.
Apa yang tak pernah kupikirkan itu yang Kau sediakan bagiku.
Siapakah aku ini, Tuhan, jadi biji mataMu?
Dengan apakah ku balas Tuhan s’lain puji dan sembah Kau.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 143:8
“Patangarhon Ham ma bangku sogod-sogod idop ni uhur-Mu, Bamu do ahu martenger ni uhur. Pabotohkon Ham ma bangku dalan na patut sidalananku, ai Bamu do hudompakkon tonduyhu.”
“Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pada masa Perang Saudara di Amerika Serikat, ganjaran bagi tentara yang desersi adalah hukuman mati. Namun, pihak tentara Serikat jarang menghukum mati para desertir karena panglima tertinggi mereka, Presiden Abraham Lincoln, mengampuni hampir seluruh tentara itu. Sikap itu membuat marah Edwin Stanton, yang menjabat sebagai Menteri Perang, karena ia yakin bahwa kemurahan hati Lincoln justru akan membuat para tentara tergoda untuk desersi. Akan tetapi, Lincoln turut merasakan apa yang dialami para tentara yang kehilangan keberanian dan takluk kepada ketakutan mereka di tengah sengitnya medan pertempuran. Rasa empati itulah yang membuat dirinya disayang oleh para tentara. Mereka mengasihi “Bapak Abraham” dan kasih itu membuat mereka semakin bersemangat melayani Lincoln.
Kekuatan kasih karunia Tuhan jugalah yang diperdengarkan oleh ayat harian ini. Mazmur 143 ini melukiskan situasi hidup orang percaya yang menghadapi berbagai kesusahan besar dan merasa sudah kehabisan daya tahannya (Mzm. 143:3-4,7; bdk. Mzm. 104:29). Yang tertinggal hanyalah harapan dalam doa bahwa Allah akan menghidupkannya kembali dan membebaskannya dari pencobaan besar itu (Mzm. 143:10-11). Dalam nas ini kita melihat bahwa pemazmur memohon agar ia dilepaskan dari segala tekanan dan kesesakan bukan karena ia baik tetapi semata karena kebaikan Allah. Pemazmur memercayakan seluruh kehidupannya kepada Allah. Percaya berarti pasrah pada kehendak Tuhan. Pemazmur menegaskan bahwa percaya berarti kerelaan menerima dan menempuh kehendak Tuhan. Kerelaan melakukan kehendak Tuhan (ay. 8-9) adalah buah dari percaya. Pemazmur memahami bahwa kehendak Allah lebih dari segala sesuatu. Ia memang ingin keluar dari krisis, tetapi ia tetap ingin agar Allah sendiri yang menuntunnya melewati hari-hari yang sukar.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pemazmur juga mengatakan bahwa ia akan mengangkat jiwanya kepada Tuhan. Apa maksud kuangkat jiwaku? Berdasarkan pengalaman pemazmur, dari ayat ini menjelaskan bahwa manusia perlu mengangkat jiwa ke tingkat roh, sehingga dapat memahami apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidupnya. Dengan mengangkat jiwa ke tingkat roh – bersatu dengan Roh Tuhan – akan membuat jiwa manusia bersuka cita (Mzm. 86:4). Ayat ini meminta kita pada sebuah kesadaran akan keberadaan tubuh, jiwa, dan roh dalam diri kita. Dengan kesadaran itu, saat kita mengalami suatu peristiwa, kita dapat dengan cepat memutuskan apakah jiwa kita akan kita turunkan ke bawah – mengikuti keinginan tubuh; atau jiwa kita akan kita angkat ke atas – mengikuti kuasa Roh Kudus yang telah diberikan Tuhan Yesus kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Ketika kita sudah membiarkan jiwa kita terangkat kepada Tuhan, maka tuntunan Tuhan melalui karya Roh Kudus juga akan membuat kita dapat mengambil keputusan terbaik dalam hidup. Itulah kekuatan kasih karunia Tuhan yang bekerja dalam hidup kita, itulah kasih karunia Tuhan yang menjadi andalan kita dalam menjalani hidup. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 343:1-2
Banggal tumang do holong-Mu, pabayu goluhkon.
Nadoyuk kahou magou ahu, hape maluah do.
Dob hutandai diringkin, megah ma uhurhin.
Salosei hape utangkin, ibahen layak ni in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS