
Ibadah Harian Keluarga GKPS
Jumat, 22 Oktober 2021
1. Doding Haleluya No. 115:1-2 “Sadokah Ho i Tanoh on”
Sadokah ho i tanoh on papintor uhurmin
Padingat-dingat ma tongtong nidok ni Tuhanmin
Sai songon hayu dear ho ramos parbuahniin
Bulung ni pe tabun homa usihi ma sonin
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Podah 3:18
Hayu hagoluhan do ai bani halak na jumpahan ai, anjaha martuah do halak, na manjolomsi.
Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.
4. Renungan
Renungan kita pada hari ini adalah tentang pohon kehidupan. Jika kita melihat sekeliling kita atau di halaman rumah, kantor mudah bagi kita untuk menemukan sebuah pohon. Pohon yang biasa bertumbuh, ada pohon yang tumbuh besar namun tidak untuk dikonsumsi tetapi ada pohon belum cukup besar namun sudah memberi buah seperti mangga, rambutan, jambu dan lainnya. Ketika kita menanam sebuah pohon maka ada harapan bahwa nantinya ia akan berbuah dan dapat kita nikmati.
Raja Salomo berbicara tentang pohon kehidupan. Pohon yang memberi buah, atau berbuah lebat. Pohon kehidupan disebut dalam bentuk feminin (Ingr: she, her). Ia adalah pohon kehidupan, untuk menjelaskan lebih dalam tentang hikmat. Bagi orang yang memegang pohon kehidupan itu, ia, disebut berbahagia.
Seperti layaknya sebuah pohon yang memberi buah lebat, demikian juga ada buah bagi orang yang berpegang pada pohon kehidupan yakni berbahagia. Kita sepakat bahwa setiap orang pasti ingin berbahagia. Indahnya hidup ini jika kita bisa menikmati kesuksesan dan kebahagiaan. Bagaimana mencapainya? Amsal ini mengajarkan kita bahwa kita harus memegang, memeluk, memelihara, menyimpan hikmat itu di dalam hati kita. Hikmat harus menyatu dalam hidup, menjaganya di dalam hati, pikiran, dan tindakan. Biarlah hikmat itu tetap menjadi yang utama bagi kita, dan tidak mengandalkan pikiran dan kekuatan sendiri.
Nah, bagaimana mendapatkan hikmat? Hikmat tidak didapatkan dengan belajar seperti mencari ilmu/pengetahuan. Kita percaya bahwa hikmat di dapat dari takut akan Tuhan. Ketika kita mau hikmat maka kita harus taat, melakukan perintah dan kehendak Tuhan. Kita butuh dekat dengan Tuhan sehingga Ia memberikan berkat hikmat bagi kita. Kita butuh berkat dari Tuhan yakni pengetahuan dan pengertian yang sempurna untuk dapat melakukan kehendakNya. Kita dapat melihat kehidupan yang penuh hikmat dari teladan Yesus Kristus, Ia tetap setia berpegang pada perintah Bapa, hingga mati di kayu salib. Dan terbukti ketika Ia setia, Ia menerima hikmat, hidupNya penuh hikmat. Ia menjadi pohon yang memberi buah, keselamatan bagi banyak orang. Tuhan juga mau memakai hidup kita sebagai tempat hikmat berkembang, hikmat nyata dan memberi buah. Mari berikan diri kita sebagai bagian dari terpeliharanya hikmat, menjadi wadah bertumbuhnya pohon kehidupan yang pada waktunya akan berbuah lebat, menjadi berkat dan sukacita. Amin.
5. Nyanyian KJ. No. 103:1 “Martuah do Hasoman na Sajabu”
Martuah do hasoman na sajabu, marhasomankon Tuhan Jesus in
Na mangirikhon Jesus sai maradu, na so marholang na martonggo in
Ai sai tong do holong atei Ni Bani, manungkun rosuh ni uhur Ni in
Janah tongtong manungkun bai hataNi, ibaen ganupan parlahouni in.
6. Tonggo Ham Bapanami / Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS