
1. Mandoding Haleluya No. 207:1+3
Bere Ham ma hatorangan, hapentaran mangarusi hata-Mu
ampa mata na mangidah pakon uhur na mambotoh dalan-Mu.
Ase tongtong mandompakkon bohi-Mu hanai mardalan
ase igomgomi Tonduy-Mu hanami.
Sai martuah ganup hita, na mambahen Jesus arihanni in.
Ambit sai tongtong ra hita, martenger ni uhur bai Tuhanta in.
Ham, o Jesus, sai patoguh hanai na i parporangan.
Ase jumpah bai ujungni hamonangan.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Kolosse 3:16
“Gugun ma hata ni Kristus marianan i tongah-tongah nasiam; marhasoman gok hapentaron ma nasiam marsiajaran anjaha marsipaingatan marhitei doding Psalm, doding puji-pujian ampa doding partonduyon; dodingkon nasiam ma Naibata ibagas uhur nasiam maruhur tarima kasih.”
“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ketika kita membaca dan merenungkan surat rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, maka berulang kali mengingatkan kita, bahwa firman/perkataan Kristus (The Word of Christ) adalah sangat penting. Paulus melihat bahwa dirinya sebagai hamba Tuhan yang adalah pelayan Injil, mempunyai tanggung jawab untuk memberitakan dengan sempurna rahasia yang Allah singkapkan di dalam Kristus (Kol. 1:25-26). Di dalam proses pemberitaannya, Paulus memerlukan hikmat untuk menasihati, mengajar orang, bersungguh-sungguh dan berusaha keras. Paulus tidak pernah menyembunyikan bahwa pemberitaan Injil adalah pelayanan yang berat, tetapi ia merasa bersukacita karena dapat menggenapkan apa yang kurang pada penderitaan Kristus (Kol. 1:24, 29). Paulus berusaha keras memberitakan firman/perkataan Kristus, adalah demi mengukuhkan orang percaya, agar mereka menerima segala hikmat dan pengertian untuk dapat mengetahui kehendak Tuhan, sehingga di dalam kehidupan memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik (Kol. 1:9). Pada dasarnya pesan dalam Kol. 3:16 adalah bagaimana kita berkeinginan dan sanggup untuk menyimpan firman/perkataan Kristus dengan segala kekayaannya di dalam hati kita.
Bagaimana menyimpan firman/perkataan Kristus dengan segala kekayaannya di dalam hati? Paulus sekali lagi menyebutkan bahwa kita dapat menyimpan Firman Tuhan dengan segala hikmat (Kol. 3:16; 1:28). Apakah Paulus memberikan usul yang nyata? Paulus dalam ayat hari ini memakai tiga tindakan untuk menjelaskan dengan tiga cara yang mencakup: pengajaran (teaching), teguran (admonishing), dan mazmur pujian (singing). Ketiga tindakan semuanya tersambung dengan memuji Tuhan. Di dalam pandangan Paulus, pengajaran dan teguran tidak hanya terbatas di dalam khotbah, mendengar, dan membaca Firman Tuhan atau melalui seminar atau pembinaan tentang Firman Tuhan. Sebenarnya mazmur (psalms), pujian-pujian (hymns) dan nyanyian rohani (spiritual songs) juga memiliki unsur pengajaran dan nasehat teguran, asal digunakan dengan penuh hikmat maka akan bisa membantu kita untuk dapat menyimpan firman/perkataan Kristus dengan segala kekayaannya di dalam hati.
Selanjutnya dari ayat harian ini kita juga mendapat penjelasan dari Paulus tentang apa yang dimaksud dengan nyanyian rohani. Paulus tidak menjelaskan perbedaan mazmur, pujian-pujian dan nyanyian rohani, namun titik berat dari ketiganya adalah hati yang bersukacita menyanyikan dengan mulut memuji Tuhan (Ef. 5:19). Oleh karena itu, kita diminta untuk memuji Tuhan, dengan hati yang bersyukur bermazmur memuji Tuhan. Saat bersatu hati bermazmur memuji Tuhan, maka pada saat yang sama juga menerima pengajaran dan nasehat teguran dari isi mazmur, pujian-pujian, dan nyanyian rohani. Dengan demikian, nyanyian rohani sepatutnya adalah yang dapat dipahami orang dengan pengertian manusia, yang olehnya kita tidak sekedar menyampaikan pujian syukur kepada Tuhan, tetapi juga menerima pengajaran dan hikmat yang berasal dari Firman Tuhan.
Selanjutnya, rasul Paulus juga meminta kita untuk memperkatakan perkataan Kristus atau memperkatakan firman Tuhan. Mengapa setiap anak Tuhan harus selalu memperkatakan firman Tuhan? Karena firman-Nya itu hidup dan berkuasa. “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4:12) dan “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16). Itulah sebabnya ketika seseorang memberitakan firman Tuhan kepada orang lain, perkataannya itu dapat menjamah, menggerakkan, mengubah dan membuat orang lain menjadi hancur hati, sehingga mereka mau menerima Injil dan percaya kepada Tuhan Yesus. Itu bukan karena kehebatan seseorang atau karena ia fasih bicara, tapi karena kuasa firman yang bekerja! Maka kita harus memperkatakan firman Tuhan sebagai bukti bahwa kita ini percaya terhadap firman-Nya. Rasul Paulus mengatakan, “Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata,” maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.” (2 Korintus 4:13). Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 381:1
Ringgas au pararatkon, Hata-Ni Tuhan in,
ronsi hasangapon-Ni, ‘ge holong uhurNin.
Ambilan siharganan, Hata ni Tuhan in,
pasonang paruhuran ampakon tonduy in.
Tongtong do marmulia barita ni Tuhanta
sai lambin tarambilan Goranni Tuhan in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS