
1. Mandoding Haleluya 456:1-2
Siang do sinalsal ni Panondang in, Kristus do Panondang.
Ganup isondangi, ai ipasada do hita tongtong.
Ge buei pe ranting ni hayu in, Jesus do bonani.
Hita do rantingNi ai ipasada do hita tongtong.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Johannes 12:46
“Ahu do Panondang na roh hu dunia on, ase ulang marianan ibagas na golap sagala na porsaya Bangku.”
“Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada sebuah kisah yang sederhana untuk memulai renungan ini. Seorang ibu tinggal bersama anaknya di sebuah ladang yang cukup jauh dari perkampungan. Dia tidak memiliki uang untuk membutuhi kebutuhannya bersama anak semata wayangnya itu. Baginya, masih banyak yang kurang dalam keluarganya. Apalagi ketika anaknya sedang berada dalam bangku SD, belajar namun tidak memiliki fasilitas yang baik. Setiap hari anaknya berusaha untuk belajar di siang hari, sebab mereka tidak memiliki benda penerang di malam hari, sehingga ibunya tidak pernah membantunya belajar untuk menyelesaikan tugas anaknya, karena ibunya harus bekerja di siang hari. Tetapi melihat keadaan yang sangat menyedihkan itu, ibu tersebut menabung dengan sungguh. Meskipun sulit tapi ia tetap bersemangat, karena ia tahu listrik sangat dibutuhkan, sehingga dengan tabungan ia bisa memasukkan tenaga listrik ke dalam rumahnya. Ketika ia berhasil mengusahakan listrik dalam rumahnya, betapa girangnya sang anak melihat terang dari lampu itu, yang mampu menerangi hingga ke sudut rumahnya sekali pun. Ia dengan semangatnya belajar dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibunya.
Saudara yang dikasihi Tuhan,
andaikata matahari terus bersinar, hingga mampu menyinari sampai malam hari, sangat memungkinkan lampu dan benda penerang lainnya tidak dibutuhkan. Tapi karena ada waktu di malam hari yang sangat gelap, benda penerang itu sangat dibutuhkan. Benda penerang berfungsi untuk menerangi tempat yang gelap. Lalu pada ayat ini, Tuhan Yesus memperkenalkan diriNya sebagai terang yang sudah datang ke dunia ini. Tujuan yang hendak Ia capai tidak terlalu merepotkan pikiran kita untuk merenungkannya. Apakah tujuanNya? Yaitu, “supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.” Ayat ini hendak mengingatkan kita. Seindah dan senyaman apa pun dunia ini bagi kita, tapi akan selalu ada tempat “kegelapan.” Adakah yang sadar tempat gelap itu dimana? Adakah yang mengerti tempat gelap itu seperti apa jika hanya menggunakan mata kita? Mungkin banyak yang tidak sadar bahwa dirinya sedang berada dalam gelap. TujuanNya itu hendak mengatakan bahwa, “Dia benci dengan gelap, apalagi jika kita berada dalam gelap itu, Dia akan lebih benci. Sebab kita adalah ciptaanNya, oleh karena itu Dia tidak ingin melihat kita berada dalam gelap.”
Seperti cerita di atas, tentunya Tuhan Yesus melihat dunia begitu gelap, sehingga Ia sebagai terang itu hendak menerangi dunia ini. Dengan kata lain, apakah gunanya benda penerang dipakai jika sebuah ruangan itu sudah terang? Tanda kita telah berada dalam terang, kita akan bersukacita senantiasa. Karena ketika kita mampu melihat terang Allah, tidak mungkin kita membohongi diri kita, bahwa apa yang kita rasa melalui kuasaNya dalam hidup ini, itu sangat mengagumkan. Contoh kecil, sama seperti seorang anak yang begitu senang melihat lampu ada di rumahnya, mampu menerangi seluruh sudut rumahnya. Dia bersukacita, karena kini ia tidak berada dalam ruangan gelap. Dia bersukacita karena ia bisa melihat dengan jelas. Andaikata ia seorang penakut karena gelap, maka kini ia tidak perlu takut, sebab rumahnya sudah terang.
Lalu bagaimana dengan kita? Sukacita yang luar biasa harusnya sudah kita rasakan. Karena Dia berfirman, “Aku telah datang ke dunia.” Dia telah datang, apakah saya, kamu, telah melihat terangNya? Jika kita sudah bersukacita dan melihat kuasaNya nyata, maka kita ada dalam terangNya. Tapi jika kita masih saja merasa ketakutan, merasa khawatir, merasa ragu, merasa hampa, inilah pertanda keberadaan kita masih ada di dalam kegelapan. Janganlah sia-siakan kehadiranNya yang sangat mulia, hendak mengeluarkan kita dari kegelapan. Jika sudah berada dalam terang, ikat kakimu supaya tidak melangkah dalam kegelapan. Karena sejatinya, lebih sering kita sendiri yang memasukkan kita ke dalam kegelapan itu. Amin.
5. Mandoding Haleluya 12:1+3
O Jesus panondang i dunia on.
Mulani na torang tangar hatangkon.
Sai holong atei-Mu bai pardousa on.
Ham ma mangapohi na marhoru on.
Tonduy, daging, uhur ampa gogohnin.
Ulang bai na sambor sai Bamu ma in.
Ningon gok Bamu ma au hinopkopMu.
Ase saud martuah au jabolonMu.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS