
Ibadah Harian Keluarga GKPS
Kamis, 25 Februari 2021
1. Doding Haleluya No. 250:1+5 “Haholongan na Mapansing”
Haholongan na mapansing humbai Jesus Tuhankin;
Sai sogopi sai masuki uhur pakon tonduyhin.
Habasaron, hadameion, naroh humbani Jesus in;
Goki uhur pakon tonduy, ulang mosor in hunjin.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Jakobus 1:27
On do parugamaon na borsih anjaha na so dong sihataon bani uhur ni Naibata, ai ma manorih na tading maetek ampa na mabalu ibagas hamarsikonni, anjaha manjagai diri ulang butak marhitei dunia on.
Ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
4. Renungan
Jemaat Tuhan…
Surat Yakobus adalah surat yang menekankan hal-hal praktis, tentang kehidupan seorang Kristen, sebagai bentuk aplikasi iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Yakobus memahami bahwa iman bukan hanya berdiri di tataran Theologi dan berhenti di teori tetapi iman harus dipraktekkan. Salah satu cara untuk mempraktekan keimanan adalah melalui kehidupan peribadahan. Lantas Yakobus menekankan bagaimana ibadah dalam hubungannya dengan iman umat percaya? Orang yang beriman adalah orang yang mampu mengisi hidupnya secara total sebagai bentuk ketundukannya kepada Allah melalui ibadah yang murni dan tidak bercacat. Hal praktis apa yang dapat diperlihatkan sebagai wujud ibadah yang murni dan tidak bercacat?
Nas kita menuliskan salah satunya adalah dengan “Mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka.” Konteks saat itu (sekarang?) bahwa yatim piatu dan janda adalah dua kelompok masyarakat marginal (terpinggirkan), maka bila seseorang mengunjungi yatim piatu para janda, dia akan menerima sanksi sosial, yaitu dikucilkan. Tapi justru keimanan orang percaya ditantang untuk melakukan hal yang mempunyai sanksi sosial itu. Keimanan orang percaya harus mampu diperlihatkan dan dibuktikan bahwa orang percaya mau dan mampu mengunjungi kelompok marginal meskipun dia harus menerima sanksi sosial tersebut. Iman Kristen harus mampu berhadapan dengan realita bahwa di sekitar mereka ada kaum yang terpinggirkan, dan melihat mereka juga adalah umat Allah, yang dicipta menurut gambar dan rupa Allah, yang mempunyai hak untuk dikasihi dan dicintai. Saat seorang kristen melakukan praktek kasih dengan memperhatikan mereka, maka itulah ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah.
Jemaat Tuhan…
Ibadah yang murni dan tidak bercatat itu juga saat umat Kristen mampu menjaga kehidupannya, tidak terbawa dan hanyut dalam arus dunia yang dapat membinasakan, yang menjaga kekudusan hidupnya, yang kesemuanya itu menekankan pada bagaimana umat Kristen berperilaku sehari-hari, memperlihatkan ketundukannya kepada Allah dengan karakter Kristus dan membangun serta memupuk karakter itu sebagai bentuk kepatuhan kepada Kristus.
Jemaat Tuhan…
Tentu nas kita hari ini membawa kita untuk melihat keimanan kita saat ini melalui kehidupan peribadahan kita. Ternyata walau kita menghadiri ibadah-ibadah, itu tidak cukup, karena ibadah dan persekutuan kita dengan Tuhan harus diwujudnyatakan, dipraktekkan dengan sikap kita dalam relasi kita kepada sesama. Iman dan ibadah membutuhkan praktek, tidak hanya sekedar teori Theologi. Justru melalui nas ini kita diminta untuk memperlihatkan eksistensi kita sebagai umat yang mau dan mampu mengasihi, care, memperhatikan orang-orang yang terpinggirkan, karena untuk itulah kita ada, dan itulah wujud ketundukan kita kepada Allah. Maka mari bergerak dari hal yang sifatnya teori kepada hal yang sifatnya praktek, sehingga akhirnya ibadah, hidup kita berkenan di hadapanNya. Amin.
5. Bernyanyi Pujian “Kasih Pasti Lemah Lembut”
Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati, Kasih-Mu, kasih-Mu, Tuhan
Ajarilah kami ini saling mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini kasih-Mu, Ya Tuhan
Kasih-Mu, Kudus, tiada batasnya
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS