
Ibadah Harian Keluarga GKPS
Rabu, 16 Juni 2021
1. Doding Haleluya No. 302:1-2
Puji hita Naibatanta, puji hita Anak-Nin,
Puji hita ge Tonduy-Ni Sitolu Sada do in
Haleluya, haleluya, Sitolu Sada do in
Puji hita Raja surga, Tuhan ni manisia
Puji hita Raja ‘Greja, bai ganup dunia on
Haleluya, haleluya, bai ganup dunia on
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Petrus 3:9
Ulang ma balaskon nasiam na jahat imbang ni na jahat, risa-risa imbang ni risa-risa; lambin mamasu-masu ma nasiam, ai sihol teanon nasiam do pasu-pasu, ase tardilo nasiam.
Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.
4. Renungan
Dalam paham Kekristenan kasih merupakan hal mendasar yang perlu ditanamkan dalam setiap peribadi penganutnya. Bahkan Hukum Taurat yang menjadi pegangan hidup bangsa Israel dalam Perjanjian Lama sebenarnya merupakan perwujudan dari kasih itu sendiri. Yaitu kasih kepada Allah dan juga kasih kepada manusia. Dalam Nas ini Rasul Petrus mengajarkan bagaimana orang-orang Kristen dan sesamanya menghayati perilaku kasih itu dengan harus saling memperlakukan dengan baik satu sama lain. Mereka harus seia sekata, seperasaan serta rendah hati di antara sesama. Bahkan termasuk memberlakukan kasih bagi yang membenci mereka.
Mengasihi orang lain adalah memandang orang lain seperti Allah memandang mereka. Ia tidak melakukan apapun kecuali mencari hal terbaik bagi mereka. Itu berarti membalas kebencian dengan pengampunan, membalas dendam dengan kasih, membalas sikap acuh tak acuh dengan perhatian yang nyata yang tidak dapat dipadamkan. Artinya kasih yang dimiliki adalah kasih yang tidak pernah memandang status, seperti kasih Allah dan tidak membalas dengan kejahatan. Kasih yang dimiliki oleh manusia berasal dari Allah melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Manusia yang memiliki kasih bisa menempatkan diri di mana pun berada dan bisa menjalin relasi dengan semua orang serta tidak menjadi beban bagi orang lain.
Pada waktu jemaat mula-mula sering mengalami tekanan dari pihak dunia sekeliling mereka. Rasul Petrus merasa bahwa jemaat memerlukan nasehat sehubungan dengan sikap yang harus diambil dalam keadaan seperti itu. Orang Kristen tidak boleh membalas penganiayaan itu dengan cara mengutuk musuh mereka tetapi mereka malah harus memberkati musuh itu. Dengan demikian mereka benar-benar akan serupa dengan Tuhan mereka, yang mendoakan musuh-musuh-Nya pada waktu Ia tegantung di kayu salib. Memang dengan pengucapan berkat dalam pemahaman teologis sungguh-sungguh akan membawa berkat.
Dalam konteks Alkitab yang memberkati adalah Allah, jadi tugas orang Kristen adalah berdoa agar musuh diberkati oleh Allah. Orang Kristen tidak boleh meminta Allah untuk mengutuk orang-orang yang menganiaya mereka. Dengan demikian orang kristen dituntut untuk selalu melakukan yang baik yang berdasar pada teladan yang diberikan oleh Yesus Kristus. Bahwa Yesus Kristus telah berbuat sesuai dengan hukum kasih itu ketika Ia menerima kejahatan yang dilakukan orang kepadanya Ia tidak membalasnya dengan kejahatan dan ketika Ia dicaci-maki, Ia tidak membalas dengan mencaci-maki, atas dasar inilah orang percaya juga tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan dan caci-maki dengan caci maki. Kiranya Tuhan memberkati kita dan memampukan kita melakukan firman-Nya. Amin.
5. Nyanyian “Kasih Pasti Lemah Lembut”
Kasih pasti lemah lembut
Kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati
Kasih-Mu, kasih-Mu, Tuhan
Ajarilah kami ini saling mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini kasih-Mu, Ya Tuhan
Kasih-Mu, Kudus, tiada batasnya.
6. Tonggo Ham Bapanami/ Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS