
1. Mandoding Haleluya No. 419:1
Domma roh Jesus na pamalas uhur,
Alpa, Omega Tuhanta na totap.
Naibata na sintong hun surga susur,
na ra marsaor doskon jolma rap.
Surga pakon dunia baen ma mungmung,
domma roh Jesus na pamalas uhur.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Pangungkabon 1:8
“Ahu do Alpa pakon Omega, Bonani pakon Ujungni, nini Tuhan Naibata, na dong sonari, na dob dong hinan pakon na laho roh, Pargogoh na so tarimbang.”
“Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
salah satu sifat manusia adalah fana. Fana berarti dapat rusak, hilang, mati, dan tidak kekal. Berbanding terbalik dengan itu, sifat Allah adalah kekal. Ia tidak berawal dan berakhir. Terlebih lagi, Ia tidak mengalami kerusakan, kehilangan, dan kematian. Ia sudah ada, sedang ada, dan akan selalu ada. Inilah yang disampaikan ayat harian bagi kita pada hari ini, bahwa Tuhan itu Alfa dan Omega, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang.
Mengapa Alfa dan Omega? Dalam aksara Yunani, ada 24 abjad, yang dimulai dengan alpha (α) dan diakhiri dengan omega (ω). Karena surat Wahyu dituliskan dalam bahasa Yunani, dan budaya Yunani juga yang mendominasi dalam dunia Perjanjian Baru, maka isi surat Wahyu ini juga dipengaruhi olehnya. Kalaulah itu tadi digambarkan dalam dalam aksara Latin, yang kita pakai di Indonesia, ada 26 abjadnya. Jika dikaitkan dengan aksara Latin, itu sama dengan huruf a (yang menjadi awal aksara Latin) dan huruf z (yang menjadi akhirnya). Dan jika itu dikaitkan dengan aksara/abjad Simalungun, ada 19 huruf induk yang biasanya disebut sebagai surat sapuluh siah atau indung ni surat. Tapi, kami belum sampai kepada pemahaman tentang huruf apa yang menjadi huruf pertama dan huruf terakhir dalam aksara Simalungun. Jadi, kekayaan literatur bahasa Yunani yang seperti itulah yang dipakai Allah, melalui Yohanes, untuk menjelaskan atau memproklamirkan tentang keberadaan Tuhan Allah. Ia adalah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir. Ini bisa kita pahami bahwa Ia sudah ada terdahulu sebelum penciptaan, saat penciptaan, dan sampai selama-lamanya (bdk. Yes. 44:6). Ini mau menyatakan bahwa tidak ada Allah selain dari padaNya.
Selain itu, dituliskan lagi sifat Allah yang lain dalam ayat harian hari ini, yaitu Mahakuasa. Kalau manusia itu berkuasa, maka Allah justru Mahakuasa. Mahakuasa itu teramat kuasa dan teramat besar kuasanya, sehingga tidak ada yang mampu menandinginya. Mengapa Yohanes perlu memproklamirkan sifat-sifat Allah yang seperti itu? Konteks yang terjadi di tengah-tengah umat Kristen pada saat itu adalah saat umat Kristen sedang dalam penderitaan. Umat sangat menderita mengalami diskriminasi dan menerima hukuman-hukuman yang diakibatkan karena mereka mengikut dan menyembah Yesus Kristus. Oleh karena itu, Tuhan menguatkan umatNya, melalui apa yang diwahyukan kepada Yohanes, bahwa Ia adalah kekal dan Mahakuasa, sehingga umat harus tetap berani dan yakin dalam mengikutiNya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kita bisa fana, karena memang itu sifat kita. Kita bisa kehilangan kuasa, karena kita bukan Mahakuasa. Mengapa ini semua harus kita pahami? Jawabannya adalah agar kita dikuatkan oleh Tuhan, bukan kita yang malah menguatkan Tuhan. Kita juga memahami hal seperti ini agar hanya Ialah yang menjadi sumber kekuatan kita, saat dahulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 6:2-3
Hubotoh Ham do bona ni na dear haganup.
Ibere Ham buei hunjin bannami haganup.
Ai aha ma na dong hinan bannai na sombuh on;
Ganup ibere Ham hinan, o Naibata tongon.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS