
1. Mandoding Haleluya No. 138:1
Jahowa Naibatanta do, tarbaen batar-batarta.
Munsuhta ningon talu do, ibaen parlingodanta.
Ai anggo munsuh in, sibolis goranniin,
bajan do akalniin parseda jolma in, seng dong na pag mangkubu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Habakuk 2:4
“Tonggor ma, halak na so pintor uhurni ibagas, sai na hurleh do, tapi halak parpintor, manggoluh do halani haporsayaonni.”
“Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
selaku pengikut Kristus, sudah selayaknyalah kita hidup dalam iman dan kepercayaan kita kepada-Nya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, “Bagaimanakah kita hidup dalam iman di tengah-tengah dunia yang dipenuhi berbagai kejahatan pada saat ini?” Apapun yang kita hadapi dalam hidup kita, kita harus senantiasa memegang teguh iman kita kepada Yesus Kristus. Hal ini sangatlah penting karena Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” dan tanpa iman adalah mustahil untuk menyenangkan hati Allah (Luk. 18:8; Ibr. 11:6). Untuk mempertahankan iman, kita harus selalu hidup berlandaskan firman Tuhan karena iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Dan hanya dengan demikianlah maka iman kita semakin dikuatkan dan kita dapat tetap setia kepada Kristus. Kita harus terus menerus mendengarkan dan melakukan fiirman Tuhan selama kita hidup agar kita memperoleh mahkota kehidupan kekal pada saat waktunya tiba.
Dengan beriman kepada Kristus, maka kita akan memiliki pengharapan dan keyakinan serta relasi dengan Tuhan yang terus menerus diperbaharui serta tidak dapat kita peroleh dari dunia ini. Dengan itu kita dapat menjalani jalan kehidupan ini dengan pola pikir yang berbeda dengan sebelumnya dan berbeda dengan dunia ini. Kita akan selalu merasakan kehadiran Allah yang hidup dan selalu berbicara serta memiliki relasi dengan kita. Kita akan menyadari siapa kita dalam hidup ini. Kita akan menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan selalu memiliki keputusan yang tepat atas segala persoalan hidup. Kita juga akan memahami bahwa Allah memanggil kita untuk hidup, berpikir dan memiliki misi Allah yang menjadi tujuan mengapa kita hidup di dunia ini. Dan inilah yang dialami oleh Habakuk setelah ia mengenal Allah melalui panggilannya. Hidup dan tindakannya menjadi berubah dari keputusasaan kepada pengharapan kepada Allah yang setia yang selalu menolong umat-Nya dari segala tantangan dan kesulitan hidup. Dengan demikian, tidak lagi menjadi persoalan bagaimanapun sulitnya kehidupan ini karena kita akan senantiasa bersukacita di dalam Tuhan.
Bagaimanakah hidupmu saat ini? Apakah kamu sedang bersedih, stress dan berbeban berat karena segala sesuatu yang terjadi? Apakah kamu bergumul tentang imanmu dalam relasinya dengan pergumulanmu? Nabi Habakuk selalu belajar untuk mendengarkan Tuhan dan tetap memandang kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan bukan kepada situasi kondisi yang sedang dihadapinya. Benarlah apa yang dikatakan nas hari ini, bahwa “orang benar akan hidup oleh iman dan percayanya.” Habakuk sama seperti kita yang juga pernah komplain kepada Tuhan atas apa yang dialaminya. Namun Allah mengatakan kepadanya untuk mempercayai-Nya dan hidup dalam iman kepada-Nya. Dengan demikian Habakuk bersukacita dan tetap berdoa dengan berkata, “ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.” (Habakuk 3:19) Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 380:1
Marhasoman Jesus, marhasoman Jesus, sai monang hita on.
Marhasoman Jesus, marhasoman Jesus talu sibolis in.
Marhasoman Tuhan Jesus, hita monang do tongtong.
Marhasoman Tuhan Jesus, sai monang hita on.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS