
1. Mandoding Haleluya No. 337:1
Husombah Ham Tuhan tangihon au.
Sai uhur-Mu Tuhan pasaud Ham.
Sai lambin tambah ma holongku hu Bamu.
Sai tambah ma holong Bamu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Lukas 2:49
“Jadi nini ma hubani sidea, “Mase ma pala pindahan nasiam Ahu? Ai lang ibotoh nasiam, na patut do Ahu ibagas rumah ni Bapang-Ku?”
“Jawab-Nya kepada mereka: ”Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
betapa gelisah dan khawatirnya hati Yusuf dan Maria ketika mereka menyadari bahwa Yesus tidak lagi bersama mereka dalam perjalanan mereka kembali dari Bait Allah di Yerusalem. Mereka sangat sedih dan galau atas kehilangan anak mereka walaupun hanya untuk waktu yang singkat. Ketika pada akhirnya mereka menemukan Dia di Bait Allah, maka Maria berkata kepada Yesus, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Kemudian Yesus menjawab dengan cara yang sangat mengejutkan, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Suatu jawaban yang nampaknya kurang sopan dari seorang anak terlebih terhadap orangtuanya. Namun apakah Yesus memang seorang anak yang membangkang dan tidak hormat serta patuh terhadap orangtuanya? Tentunya tidaklah demikian karena Yesus adalah Tuhan yang penuh kasih dan memiliki karakter yang baik dan bijaksana, yang menjadi teladan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Lukas memiliki alasan penting untuk menuliskan kisah masa kecil Yesus ke dalam pemberitaannya, yaitu kisah tentang Yesus pertama sekali menghadiri Paskah di Yerusalem. Pertumbuhan-Nya menjadi semakin dewasa memberikan kesadaran bagi-Nya tentang siapa diri atau identitas-Nya, sehingga Dia mengatakan apa yang tertulis dalam nas hari ini, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Ketika Dia lahir, para malaikat sorgawi telah memproklamirkan bahwa Dia adalah Anak Allah (ayat 11). Kini di saat Dia semakin bertumbuh maka Dia menyatakan identitas diri-Nya tersebut. Dan menjadi Anak Allah Bapa itu berarti Dia diutus oleh Bapa untuk suatu misi penting. Yesus datang untuk memenuhi dan menunaikan kehendak Allah Bapa. “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Dengan kata lain, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus mengerjakan pekerjaan Bapa-Ku?”
Pertumbuhan tidak dibatasi hanya kepada anak-anak atau kelompok usia tertentu. Tanpa mempersoalkan usia, kita semua berada dalam proses pertumbuhan dan hal itu tidaklah mudah. Sesungguhnya, bertumbuh berarti kita semakin dekat kepada Tuhan dan datang kepada-Nya atau ke rumah-Nya. Ada kalanya bertumbuh berarti meninggalkan masa lalu kita menuju masa depan yang lebih baik. Bertumbuh harus selalu disertai perubahan internal, perubahan yang menuntut kita untuk menguji dan mengutamakan nilai, keimanan dan relasi dengan Tuhan yang menjadikan hidup kita berarti dan bermakna. Semakin dewasa berarti mengembangkan identitas tidak hanya lahiriah seperti pertalian keluarga, pekerjaan, dan latar belakang, namun harus jauh lebih daripada itu, yaitu menyadari diri selaku anak Allah. Yesus yang pada saat itu berusia 12 tahun telah mengalami pertumbuhan. Usia dan pertumbuhan bukanlah hal yang serupa. Pertambahan usia pasti kita alami, namun pertumbuhan membutuhkan komitmen. Apakah kita telah bertumbuh dan telah berubah atau berbeda hari ini dibanding dengan tahun lalu, 3 tahun yang lalu, atau 30 tahun yang lalu? Tidak diragukan lagi bahwa kita mengalami pertambahan usia, namun apakah kita telah bertumbuh? Marilah kita meneladani Yesus yang senantiasa dekat dengan Allah Bapa dan semakin bertumbuh dalam misi dan kehendak-Nya. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 202:1-2
Ungkab labah na majenges rumah ni Naibatangkin;
Ai hujin do au maringgas bani ari Minggu in.
Hupindahi do ijin bohi ni Naibatangkin.
Domma roh au Ham Tuhanku, roh ma use Ham hujon.
Ai i rumah ianan-Mu hamegahon do tongtong.
Masuk Ham bai uhurhon, rumah-Mu ma in tongtong.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS