
Ibadah Harian Keluarga GKPS
Rabu, 21 April 2021
1. Doding: Haleluya No. 448:1
Mantin ni in do hape, padan ni Tuhan Jesus
Pamalas uhur tene, bai ganup na tinobus
Dear tumang padan-Nin, na gabe sijoloman
Patoguh uhur do in bai na marpangarapan
Sai hagoluhkon ma in baen rudang hajengeson
Ase sonang ham ijin gok Tonduy Hasintongan
Hinalayak-Ni do in pasirsir haluahon
Janah damei uhurmin jumpahan hagoluhan.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Heber 10:36
Hasabaron do na porlu bani nasiam, laho mandalankon rosuh ni uhur ni Naibata, ase dapot nasiam bagah-bagah in.
Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
4. Renungan
Saudara sekalian di dalam dunia ini kita pasti mengenal istilah janji. Janji adalah suatu kesanggupan untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu dalam usaha untuk mendapat kepercayaan. Janji dapat diucapkan maupun ditulis sebagai sebuah kontrak. Melanggar janji tak hanya sering dianggap sebagai perbuatan tercela, malahan juga ilegal, seperti kontrak yang tidak dipegang teguh. Pengingkaran terhadap janji akan menimbulkan kekecewaan, tetapi janji yang ditepati akan mendatangkan kebahagiaan dan rasa syukur, memperbesar kepercayaan dan menumbuhkan ikatan atau relasi yang lebih erat lagi. Dalam hubungan dengan Tuhan, agama Kristen digambarkan sebagai umat yang telah menerima janji yang dari Tuhan. Dan yang patut kita syukuri adalah bahwa janji itu dimulai dari Allah sendiri. Dia yang mengikat janji dengan manusia. Dan perjanjian itu dimulai daripada-Nya. Janji Allah untuk menyelamatkan manusia dipenuhi-Nya dengan kehadiran Yesus Kristus, lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Dan bukan hanya janji tentang karya penebusan Yesus Kristus, tetapi juga Dia berjanji bahwa Dia akan menyertai dan memberkati bangsa-Nya yang setia kepada-Nya.
Penerima kitab Ibrani ini yang pada dasarnya adalah orang yang telah mempercayai Kristus sebagai Juruselamat hendak dikuatkan dan diteguhkan kembali hatinya untuk tetap setia dan bertekun dalam hidupnya walaupun banyak badai dan tantangan iman yang menerpa mereka. Memang kehidupan mereka di masa sesudah mereka menerima ‘Terang’ itu banyak mengalami penganiayaan. Mereka menderita dalam dirinya. Mereka banyak dijadikan tontonan, bahan pertunjukan bagi dunia, mereka mengalami penderitaan yang besar. Namun mereka menanggung penderitaan itu dengan sabar serta bersukacita menerimanya dan memandangnya sebagai perkenaan dan kehormatan bagi mereka, bahwa mereka dianggap layak menderita demi nama Kristus. Mereka bertekun dalam perjuangan iman mengingat bahwa mereka memiliki harta di sorga yang lebih baik dan lebih menetap sifatnya. Mereka tidak pernah bisa menghabiskannya. Dan musuh-musuh mereka tidak akan pernah bisa mengambilnya dari mereka.
Sekali lagi kebahagiaan mereka terletak pada janji. Mereka harus terlebih dahulu melakukan kehendak Allah sebelum menerima janji itu. Mereka perlu bersabar menjalani hidup sampai Allah datang menghampiri mereka dengan janji-Nya. Pergumulan orang Kristen pada saat itu mungkin berat, tetapi itu akan segera berakhir. Mereka dituntut untuk dapat hidup oleh iman. Dan mereka dapat hidup dengan keyakinan akan kebenaran janji-janji Allah. Tentu pengalaman hidup orang Kristen mula-mula boleh menjadi teladan bagi kehidupan kita.
Dalam hidup kita sekarang juga tidak terluput dari tantangan dan cobaan hidup, dan kita dituntut untuk mengambil sikap. Apakah kita bertekun sembari menunggu janji Tuhan atau kita mundur teratur dan mengambil jalan pintas yang kita anggap pantas? Kiranya sebaiknya kita bertekun supaya sesudah kita melakukan kehendak Allah, kita memperoleh apa yang dijanjikan itu. Amin.
5. Doding Haleluya No. 327:1
Marpangusandeian bani Tuhan in,
puji sai pasangap ma goran-Ni in
Monang halani hatani Tuhan in,
mangarapkon parpadanan in
Sai mangarap bani padan ni Tuhanta Jesus Kristus
Sai mangarap ma hita bai partobusan-Ni in
6. Tonggo Ham Bapanami/ Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS