
1. Mandoding Haleluya No. 453:1-2
Pitah Ham Tuhan, hatundalan na toguh.
Humbani ganup paruntolon na i tanoh on.
Bani haganup pardalanan, pitah Ham panjaga na gogoh.
Ondos ma Tuhan, hanai on nuan, ‘se torsa sadokah goluh on.
Tonduy Napansing, bere Ham bannami on,
sai useihon Ham bai uhur nami ‘se sintong.
Ase dong pargogoh manlawan, kuasa ni dunia na bajan.
Ondos ma Tuhan, hanai on nuan, ‘se torsa sadokah goluh on.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Parambilan 7:7
“Tongon, odoh-odoh do mambahen oto halak na pentar, anjaha sisip parseda paruhuran.”
“Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
nas harian kita hari ini termasuk ke dalam perikop tentang hikmat yang benar. Untuk menunjukkan hikmat yang benar tersebut, penulis kitab Pengkhotbah membandingkannya dengan tindakan yang tidak benar, sehingga pembacanya memahami bahwa jika melakukan kebalikan dari hikmat yang benar, maka kita sedang menjadi orang yang tidak berhikmat. Tapi walaupun kita sudah hidup berhikmat dengan melakukan hikmat yang benar, tetap saja ada tindakan dari orang yang berhikmat, yang kemudian bisa merusak hatinya dan membuatnya menjadi bodoh. Apakah tindakan itu? Pemerasan dan suap.
Apa itu pemerasan? Pemerasan adalah perbuatan memeras, yang dilakukan dengan cara mengambil untung sebanyak-banyaknya, dan meminta uang atau sebagainya dengan ancaman. Ya, pemerasan sering kali disertai dengan pengancaman. Di negara Indonesia, ada undang-undang tentang tindakan pemerasan dan pengancaman, serta pelakunya dapat dipidana maksimal 9 tahun. Lalu, apa itu suap? Suap adalah uang sogok, yang membuat orang yang memberi dan atau menerima suap tersebut melakukan dan atau tidak melakukan sesuatu dalam tugasnya, yang bertentangan dalam kewenangan kepentingan umum. Tindakan suap ini pun juga dapat dipidanakan di negara Indonesia, maksimal 5 tahun.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
tentu kedua tindakan itu tidak hanya bertentangan dengan hukum negara Indonesia, tetapi juga bertentangan dengan hukum Tuhan. Kedua tindakan itu memang pasti akan membuat bodoh orang yang berhikmat, serta merusak hatinya. Kita tahu bahwa di negara kita saat ini pun sedang terjadi sebuah tindakan pemerasan. Parahnya, hal itu dilakukan oleh oknum pemberantas korupsi di negara Indonesia. Lalu, bagaimana kita mencegah tindakan pemerasan dan suap ini agar tidak terjadi di tengah-tengah kehidupan kita? Dalam kitab Ibrani dituliskan, “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5). Tuhan Yesus juga mengatakan, “Jawabnya: ”Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu.” (Lukas 3:13). Lalu, rasul Paulus mengingatkan, “Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan” (2 Korintus 8:14). Oleh karena itu, sebagai orang berhikmat, alih-alih melakukan pemerasan dan penyuapan, kita justru mengusahakan keseimbangan. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 138:1-2
Jahowa Naibatanta do, tarbaen batar-batarta.
Munsuhta ningon talu do, ibaen parlingodanta.
Ai anggo munsuh in, sibolis gorannin, bajan do akalniin
parseda jolma in, seng dong na pag mangkubu.
Gogohta seng tarbahen in jadi pangajamanta;
PinilihNi Jahowa in hansa pamonang hita.
Ai ise GoranNiin na jamin monang in
Tuhanta Jesus in, sigomgom ganup in,
na so bulih lang monang.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS