
1. Doding Haleluya No. 237:1
Roh ham bai Jesus, roh ham botul,
tangar hata-Ni jalo bujur.
Na roh do Jesus pagoluh ham, asal porsaya ham.
Malas do uhurta in use, ai borsih hun bani dousa pe;
Sai roh ma hita hu surga in, ai sonang do ijin.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Petrus 3:18
“Ai Kristus pe matei do sahali halani dousa, Ia parpintor ai halani pargeduk, ase iboban hita hubani Naibata. Na tarbunuh do Ia ibagas pardagingon, tapi ipagoluh do ibagas partonduyon.”
“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
nas hari ini secara jelas dan tegas menyatakan kepada kita tentang kematian dan pengorbanan Tuhan kita Yesus Kristus untuk menebus dosa-dosa kita. Ia mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita. Ia mengorbankan nyawa-Nya bagi kita. Darah-Nya tercurah di kayu salib sebagai tebusan atas dosa-dosa kita. Berita ini bukanlah berita biasa tentang kematian seseorang yang tidak kita kenal, walaupun mungkin viral di media sosial. Walaupun mungkin kematian seseorang itu tragis dan mengerikan, namun bisa saja tidak ada hubungan atau keterkaitannya dengan kita. Namun kematian Kristus sangat berhubungan dan sangat menentukan bagi diri dan kehidupan kita.
Dalam kabar baik tentang betapa besarnya kasih dan karunia Allah bagi kita yang dinyatakan nas hari ini, sesungguhnya terkandung hati Tuhan yang begitu hancur, pengorbanan surgawi, kekejian dan kebrutalan kita selaku manusia ciptaan-Nya, dan kasih Bapa yang terus mencari kita serta yang tidak menginginkan kita binasa oleh dosa, Iblis, dan kematian (Yoh. 8:44-45). Jadi berita tentang kematian Kristus dalam nas hari ini bukan hanya berita “viral” tetapi jauh lebih besar daripada itu, yakni berita “vital” bagi diri dan kehidupan kita. “Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita,” itu berarti tidak ada lagi korban-korban sembelihan yang dibutuhkan sebagai tebusan dosa selain Kristus (Ibr. 9:11-14). Berita itu juga diikuti dengan janji bahwa kematian Yesus Kristus telah membawa kita kepada Allah, sehingga tidak ada lagi jurang pemisah antara kita dengan Allah, tidak ada lagi jarak antara kita dengan Allah Bapa. Yesus adalah pintu sorga yang terbuka dan pintu hati Allah yang terbuka dan berkata, “Datanglah pada-Ku, Aku telah menunggumu.”
Maka, salib Kristus adalah jantung dari iman kita. Tanpa salib, iman kita tidak bermakna. Kristus telah mengajarkan banyak hal kepada kita: bagaimana menjadi orang yang baik, bagaimana mengasihi sesama, bagaimana mempersembahkan hidup bagi sesama, dan banyak hal lagi. Dari semua itu, satu-satunya yang tidak diajarkan-Nya kepada kita adalah bagaimana menjadi orang yang tanpa dosa, karena Ia menyadari dan mengenal semua kelemahan dan keterbatasan kita. Sekeras dan sebesar apapun upaya kita untuk menjadi orang yang baik, namun kita tidak akan pernah terhindar dari kesalahan, kekhilafan dan noda. Oleh karena itu, hanya salib Kristuslah yang menjadi andalan dan tumpuan pengharapan dalam kehidupan kita. Oleh salib-Nya kita datang ke hadapan Allah mengaku dan memohon pengampunan dosa, karena dalam perjalanan hidup kita masih sering berdosa, berbuat salah, sesat dan ternoda. Maka sekali lagi, hanya salib Kristus menjadi jantung iman dan kehidupan kita. Semua dosa, kesalahan dan kelemahan kita telah dipikul dan dibawa oleh Kristus di kayu salib dengan pengorbanan dan penderitaan-Nya yang berat. Ia yang benar telah menjadi kutuk karena kita orang-orang yang tidak benar. Kematian-Nya telah mematikan kuasa dosa, sehingga kita tidak lagi dapat dipisahkan dengan Allah dan dari kasih-Nya. Itulah sebabnya rasul Petrus menyatakan dan menuliskan sejak dahulu kepada kita bahwa, “Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, yang benar untuk yang tidak benar, untuk membawa kita kepada Allah.” Amin.
5. Doding Haleluya No. 321:1
Sai orod bai silangMu, Jesus iananku.
Bah tubuh mabaor ijin in ma inumonku.
Silang ni Tuhankin in ma pujionku.
Anggo das magira au in dodingkononku.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS