
- Doding: Haleluya No. 9:1-2
Tuhan Naibata, sai parorot Ham.
Daging pakon tonduynami, in ma na pinindonami
sai pajorgit Ham, ganup hanai on.
Jesus Ham botul, Raja na bujur;
Ham paluah tonduynami, humbai pardousaonnami;
Pasu Ham tongtong, ganup hanai on.
- Tonggo
- Ayat harian: 1 Raja-raja 18:37
“Sai balosi Ham ma ahu, Ham Jahowa, balosi Ham ma ahu, ase ibotoh bangsa on, Ham do Naibata, alo Jahowa, anjaha sai pasuang Ham ma uhur ni sidea.”
“Jawablah aku, ya Tuhan, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya Tuhan, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali.”
- Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
secara konteks, pada saat itu dalam sejarah Israel, sebagian besar mereka berpaling dari menyembah Tuhan, menjadi menyembah Baal, dewa Kanaan. Raja Ahab dan Ratu Izebel telah mewartakan penyembahan Baal di seluruh Israel, membawa bangsa itu ke dalam penyembahan berhala. Pertarungan di gunung Karmel dimaksudkan untuk menunjukkan siapa Tuhan yang sebenarnya. Setelah para nabi Baal gagal menurunkan api, Elia berdoa kepada Tuhan, meminta sebuah tanda yang menunjukkan bahwa Tuhan masih bersama umat-Nya dan siap untuk mengampuni mereka jika mereka bertobat. Doa ini adalah sebuah seruan kepada Tuhan untuk menyatakan diri-Nya dengan cara yang akan membawa Israel kembali menyembah-Nya. Permintaannya sederhana, yakni meminta Tuhan menjawab doanya, meski bukan untuk kepentingan pribadinya, tetapi agar bangsa Israel tahu bahwa Tuhan adalah satu-satunya Allah yang benar. Hati Elia terfokus pada kemuliaan Tuhan dan pemulihan Israel secara spiritual. Ia berdoa agar hati orang-orang berbalik kepada Tuhan, menyadari bahwa mujizat api dari langit bukan hanya tentang kekuatan, tetapi tentang pertobatan dan kembali kepada hubungan yang benar dengan Tuhan. Doa ini mencerminkan peran Elia sebagai seorang nabi, yang memanggil bangsanya agar kembali dalam iman yang benar kepada Tuhan.
Kita juga melihat bahwa ada kerinduan Allah agar umat-Nya kembali kepada-Nya. Doa Elia menunjukkan bahwa tujuan utama Allah bukan hanya untuk membuktikan kuasa-Nya, tetapi juga untuk menarik umat-Nya kembali ke dalam hubungan yang penuh kasih dengan-Nya. Jadi ada gagasan pertobatan dengan berpaling dari dosa dan kembali kepada Tuhan. Karena penyembahan yang sejati bukan tentang ritual yang terlihat di luar dan pamer kekuatan, tetapi tentang hati yang dikhususkan untuk Tuhan. Doa Elia menjadi pengingat bahwa Tuhan selalu siap menerima umat-Nya ketika mereka berbalik kepada-Nya dalam iman dan pertobatan. Sebab Allah adalah kasih, panjang sabar dan pengampun, selalu berusaha untuk membawa manusia kembali kepada-Nya. Peristiwa di gunung Karmel bukan hanya tentang menunjukkan kekuatan, tetapi juga tentang menunjukkan komitmen kasih Allah kepada umat-Nya, bahkan ketika mereka telah tersesat, selalu ada kasih Allah yang tidak pernah berhenti, selalu memanggil kita untuk kembali kepada-Nya.
Pelayanan Yesus juga berpusat pada pertobatan dan memulihkan hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah. Sama seperti Elia yang berdoa agar hati bangsa Israel berbalik kepada Tuhan, pengorbanan Yesus di kayu salib memungkinkan semua orang untuk kembali kepada Tuhan. Yesus berkata, “Karena Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10), menggaungkan misi yang sama dengan yang diemban oleh Elia, memanggil orang untuk kembali kepada iman yang benar kepada Tuhan. Melalui Yesus, Tuhan telah menyediakan jalan terbaik bagi hati kita untuk dipulihkan kepada-Nya. Amin.
- Doding: Haleluya No. 407:1-2
Puji ma Jahowa Tuhan Naibata, ai marjumbalang do Goran-Ni in.
Haganupan jolma sai marsombah ma, sai hagoluhkon Hata-Ni in.
Holsoh haganupan mambur, tubuh ma malasni uhur.
Gok bai pangarapan holong na totap, rap mangolobkon Goran-Ni in.
Ningon do marsombah bani Naibata, puji ma Ia pargogoh do in.
Ulang marnaloja sai irikkon ma, rap mambalosi hata-Ni in.
Holsoh haganupan mambur, tubuh ma malasni uhur.
Gok bai pangarapan holong na totap rap mandodingkon: Haleluya!
- Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS