RENUNGAN MINGGUAN NAMAPOSO GKPS, Minggu, 6 Juli 2025 (3 Set. Trinitatis)
Nas : Matius 28:19-20
Usul Doding : KJ.No.426:1-2
Tema : Memberitakan Injil sampai ke Ujung Bumi
Tujuan : Agar Namaposo bersedia melaksanakan perintah Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil dimana saja dan kapan saja
DIPANGGIL UNTUK MEMBERITAKAN FIRMAN-NYA
Saudara-saudari yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, nas renungan kita pada hari ini, merupakan salah satu yang terpenting dalam Perjanjian Baru. Matius 28:19-20 merupakan ayat yang tidak asing lagi bagi kita. Nas ini merupakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke surga. Tugas A90-97manat Agung ini nyatanya tidak hanya diperuntukkan kepada murid-murid-Nya saja tetapi juga kepada kita para pemuda/i gereja saat ini.
Saudara/i yang terkasih kitab Matius merupakan kitab yang dituliskan langsung oleh salah satu murid Yesus, yaitu Matius sendiri. Kitab ini diperkirakan ditulis sekitar 80-100 M, ketika gereja mula-mula berkembang. Kitab ini ditulis bertujuan agar kaum dan komunitas Kristen semakin memahami bahwa Kristus Yesus adalah nubuat-nubuat yang telah disampaikan dalam kitab Perjanjian Lama. Matius juga ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias dan juga Kitab ini bertujuan untuk memperlihatkan misi kerajaan Allah tidak hanya kepada satu kaum saja, tetapi kepada semua umat dan misi yang universal dalam menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus. Kitab Matius berisikan tentang peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan hidup Kristus yaitu peristiwa penyaliban, penguburan dan kebangkitan Kristus. Dalam Kitab Matius inilah terdapat Amanat Agung Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Amanat Agung yang Yesus sampaikan dalam Matius 28:19-20 nyatanya tidak hanya sampai pada murid-muridNya saja tetapi juga kepada kita manusia saat ini, terlebih kepada kaum muda, namaposo.
Saudara/saudari namaposo, Yesus hadir ke dunia ini bukan karena IA sedang tidak memiliki kerjaan atau istilah saat ini gabut (gak tahu mau melakukan apapun). Tetapi kehadiran Yesus di tengah dunia ini adalah ingin menjalankan misi pendamaian kepada seluruh umat manusia. Misi itu telah IA kerjakan bahkan sudah berlangsung 2000 tahun lalu, lantas apa respon kita terhadap pekerjaan misi yang telah Yesus kerjakan untuk kita umat manusia?
Melalui nas renungan kita pada hari ini ingin mengajak kita untuk menjalankan misi yang sama dengan Yesus melalui pekabaran injil yang telah kita dengarkan dan saksikan. Amanat Agung yang Yesus sampaikan pada nas renungan kita pada hari ini, merupakan ajakan Yesus kepada kita semua dalam menjalankan misiNya. Pada ayat 19 dikatakan “karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” ini ingin menyatakan kepada kita bahwa ada perintah aktif yang harus kita kerjakan, kita harus keluar dari zona nyaman kita untuk menjangkau orang lain. Kata ‘pergi’ dalam ayat ini menunjukan bahwa bukan berarti tentang perjalanan fisik saja, tetapi juga panggilan untuk meninggalkan zona nyaman kita dalam menyentuh orang-orang yang belum mengenal Kristus secara nyata. Pergi berarti bergerak, aktif dan dinamis yang berorientasi keluar tidak hanya sibuk ke dalam urusan yang tidak jelas. Misi gereja adalah misi keluar bukan ke dalam atau bukan untuk diri sendiri tetapi pergi keluar dari diri sendiri menuju dunia di luar dirinya. Dalam ayat ini juga Yesus ingin menekankan bahwa kita harus proaktif dalam memberitakan injil kepada semua orang.
Kemudian dalam ayat 19 juga dikatakan ‘Jadikanlah semua bangsa murid-Ku’, ini ingin menjelaskan kepada kita bahwa sifat Universal Amanat Agung yang disampaikan oleh Yesus. Yang berarti misi Kristus tidak hanya untuk bangsa Israel tetapi juga untuk semua orang, semua suku, bangsa dan bahasa. Yesus tidak rasialis, tidak diskriminatif tetapi Yesus menginginkan semua bangsa menjadi murid-Nya. Kata ‘Murid’ dalam ayat ini juga merujuk kepada orang yang tidak hanya percaya kepada Yesus tetapi juga belajar dan menghidupi ajaranNya, mengalami transformasi atau perubahan dalam hidup, tidak hanya status agama tetapi juga perjalanan iman yang mengubah pandangan hidup manusia. Menjadi murid danm menjadikan murid merupakan konsep sentral Injil Matius. Menjadi ‘Murid’ berarti mengikuti dan melakukan, memiliki gaya hidup Yesus Kristus. Menjadi murid yang kemanapun dan dimanapun harus menyandang ciri khas dan menjaga kehormatan. Gaya hidup sebagai murid ini lah yang menyebabkan orang menjadi murid juga. ‘Baptislah mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus’ ini memiliki makna ada pertobatan, pengampunan dosa dan penerimaan kembali yang Allah berikan kepada umatNya. Penyebutan ‘Bapa, Anak dan Roh Kudus’ atau dengan istilah Tritunggal adalah ingin menekankan pemahaman bahwa Allah adalah tiga pribadi dalam satu-kesatuan dan juga menekankan adanya hubungan intim yang harus dimiliki setiap murid dengan Allah tritunggal.
Pada ayat 20 dikatakan ‘Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu, dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman’. Makna kata ‘Ajarlah’ merupakan perintah untuk membimbing orang lain agar hidup sesuai dengan ajaranNya. ‘Ajarlah Mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan’ ini memiliki arti bahwa tugas pemuridan tidak berhenti pada baptisan saja. Proses pemuridan melibatkan pengajaran dan pembentukan karakter sehingga orang yang dimuridkan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Belajar dan mengajar untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan kepada kita. Belajar untuk melakukan dan sebelum melakukan pengajaran terlebih dahulu kita harus belajar dan melakukan perintah itu.
‘Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman’. ‘Senantiasa’ berarti tidak ada akhir, terus menerus. Allah akan selalu menyertai dan kita akan menjadi kesukaanNya apabila kita terus melekat kepada Tuhan. Penyertaan inilah yang membawa seluruh hidup kita kepada tugas panggilan di dunia ini. Misi ini bukanlah sesuatu yang harus dilakukan dengan kekuatan manusia saja, melainkan dengan penyertaan Kristus. Penyertaan Kristus menjadi dasar penghiburan dan kekuatan bagi kita. Janji penyertaan Kristus berlaku hingga akhir zaman, ini menunjukkan bahwa Amanat Agung tetap relevan bagi setiap generasi. Tuhan Yesus memberikan janji penyertaan yang kekal untuk memberi keberanian kepada orang percaya untuk menjalankan tugas ini. Tugas Amanat Agung ini bukan hanya sebagai perintah saja tetapi juga sebagai panggilan hidup bagi setiap orang Kristen khususnya kaum muda untuk menjadi saksi Kristus di dunia.
Saudara/saudari yang terkasih bagaimanakah kita menanggapi tugas amanat agung yang telah Yesus nyatakan bagi kita melalui Matius 28:19-20? Sebelum kita memberi respon terhadap tugas amanat agung ini, mari kita memahami makna Amanat Agung bagi kaum muda. Sebagai namaposo kita memiliki energi, kreativitas dan potensi besar dalam melaksanakan Amanat Agung. Amanat ini bukan hanya menjadi tugas para pendeta dan missionaris tetapi juga untuk setiap orang percaya. Sebagai namaposo kita memiliki identitas sebagai murid, sebelum menjadikan orang lain sebagai murid, kita harus memastikan bahwa kita sendiri adalah murid Kristus yang setia. Selain menjadi murid kita juga harus memanfaatkan talenta yang unik untuk dipakai dalam pelayanan.
Saudara/saudari yang terkasih memberitakan injil adalah tugas penting bagi setiap orang percaya, termasuk bagi namaposo. Agar pemberitaan injil dilakukan secara efektif dan sesuai dengan ajaran Kristus, maka kita harus melakukan:
- Berdoa dan Membaca Firman
Sebelum kita memberitakan Firman Tuhan terlebih dahulu kita harus membangun relasi yang kuat denganNYA. Cara yang tepat dalam membangun hubungan dengan Allah adalah tekun berdoa dan membaca Firman Tuhan setiap saat. Melalui doa kita dapat mengutarakan segala kebingungan kita dalam memberitakan InjilNya dan melalui FirmanNya kita dibekali dan diberi gambaran yang tepat untuk menjadi Namaposo yang siap memberitakan Firman Tuhan.
- Memiliki Kehidupan Yang Kudus
Kehidupan yang kudus mengacu pada hidup yang mencerminkan karakter Allah dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Hidup kudus berarti menyerahkan hidupnya untuk tujuan Allah, tidak mengikuti trend yang buruk pada masa kini. Karena kita dipanggil untuk menjadi kudus (bdn. 1 Ptr.1:15-16).
- Pendekatan Kontekstual
Sebagai namaposo kita harus mampu menyesuaikan diri tanpa mengurangi kebenaran. Dalam 1 Kor. 9:19-23, rasul Paulus memberi contoh pendekatan kontekstual dengan menyesuaikan diri kepada orang yang dilayani. Sehingga sebagai pemuda kita harus mampu memahami budaya, bahasa dan kebutuhan dari orang lain. Tidak hanya menyesuaikan diri, namaposo juga harus memanfaatkan teknologi. Terlebih pada masa kita sebagai kaum muda hampir seluruh dari namaposo telah melek akan teknologi. Maka dari itu dalam memberitakan Firman Tuhan mari kita manfaatkan teknologi, menggunakan media sosial, video, podcast, dan lainnya untuk menjangkau lebih banyak orang dan lebih luas dengan injil itu.
- Menjalin Hubungan yang Tulus
Teman-teman yang terkasih dalam menjangkau orang yang luas Yesus terlebih dahulu membangun hubungan yang erat. Kita dapat mencontoh hal ini dengan menjalin pertemanan yang tulus dan membagikan injil dalam percakapan sehari-hari. Selain membangun hubungan kita juga harus membangun kepedulian sosial dengan sesama karena melalui tindakan nyata seperti membantu orang yang kekurangan, mendukung pendidikan dan memberi penghiburan bagi yang berduka, menunjukkan kasih Kristus yang nyata (Mat.25:35-40)
- Berani Menghadapi Tantangan dan Penolakan
Dalam tugas pemberitaan injil kita akan menghadapi banyak tantangan dan penolakan, maka dari itu kita harus mengandalkan keteguhan iman dalam menghadapi tantangan tersebut. Yesus mengingatkan bahwa murid-muridNya akan menghadapi tantangan (Yoh. 16:33), namun kita harus tetap tegus dan tidak takut untuk memberitakan injil. Agar kita tetap teguh dalam menghadapi tantangan di hari depan, kita harus berdoa dan berserah. Karena Doa adalah kekuatan orang percaya terlebih kekuatan namaposo dalam menjalankan tugas ini.
- Bergantung pada Roh Kudus
Saudara/i yang terkasih, sebagai namaposo kita tidak dapat hidup dengan kekuatan kita sendiri. Kita sangat memerlukan pertolongan dari kuasa Roh Kudus, karena Roh Kudus membimbing kita dalam kebenaran dan memberi hikmat (Yoh.14:26) dan memampukan kita untuk melawan dosa dan hidup di dalam buah-buah Roh (Gal.5:22-23)
Teman-teman yang terkasih Firman Tuhan yang sampai pada kita pada hari ini merupakan Amanat Agung yang Yesus sampaikan kepada kita. Kita diajak untuk menjadi salah satu pemberita Injil di tengah dunia ini, agar semua orang beroleh keselamatan dari Allah Bapa. Maka untuk itu mari kita jawab panggilan Yesus untuk mejadi muridNya yang sejati. Mari kita beritakan injil kepada semua bangsa dan menjadi saksi Kristus di tengah-tengah masyarakat dan dunia. Kita memiliki kekuatan dan penghiburan dari Yesus sendiri. Amin