Atap aha husurahon na dear bai goluhkon.
Bahen Ham au pambalosi bani ganup rosuh-Mu.
Mangauhon ‘pa porsaya ‘ge galek pe uhurhon.
Seng rosuhku pasaudonku pitah rosuhMu Tuhan.
“Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yohanes 14:14)
Jemaat Tuhan,
berdoa dalam nama Yesus bukanlah hanya sekedar menyebut nama-Nya, tetapi berdoa sesuai dengan kehendak-Nya. Itu berarti doa kita harus sesuai dengan kehendak Tuhan. Kalimat “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku.” Kata “meminta” dalam bahasa Yunani adalah aiteo yang berarti memohon dengan penuh harapan. Ini merupakan penegasan sikap dan hati dalam berdoa memancarkan ungkapan permohonan dan harapan. “Dalam nama-Ku” mempunyai arti berdoa sesuai dengan kehendak-Nya, doa yang sejati dalam nama Yesus haruslah doa yang sesuai kehendak Tuhan. Berdoa di dalam iman, yang menekankan bahwa sejatinya orang percaya harus memahami dan juga percaya bahwa Tuhan berkuasa untuk menjawab doa kita. “Aku akan melakukannya.” Yesus berjanji bahwa doa yang dipanjatkan dalam nama-Nya akan dijawab. Ini menunjukkan kuasa dan kasih-Nya terhadap pengikut-Nya. Namun, ini bukan berarti semua permintaan akan dikabulkan secara harfiah. Tuhan menjawab doa sesuai dengan rencana-Nya yang terbaik. Lalu apa makna dari hal ini? Bahwa dalam doa, permohonan, dan harapan kita yang kita tujukan kepada-Nya tidak serta merta dikabulkan persis seperti yang kita inginkan, tetapi bahwa Yesus akan menjawab doa yang dipanjatkan dalam nama-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya yang sempurna. Hal inilah yang disebut sebagai berdoa dengan iman.
Jemaat yang dikasih Tuhan Yesus,
Martin Luther mengatakan, “menjadi Kristen tanpa berdoa itu sama seperti hidup tanpa bernafas,” maka doa adalah nafas kehidupan orang percaya, sesuatu yang sangat penting dan esensial, sehingga umat Kristen yang tidak berdoa adalah umat Kristen yang tidak memiliki kehidupan rohani yang sejati. Dalam doa kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan, memperkuat iman, dan menerima kekuatan rohani, dan dengan berdoa itu merupakan sarana utama bagi kehendak Allah untuk dikerjakan dalam hidup orang percaya. Martin Luther juga menyatakan bahwa, “Tragedi besar dalam hidup bukanlah doa yang tidak terjawab, melainkan doa yang tidak dipanjatkan.” Tentu ini merupakan sebuah dorongan bagi kita untuk tetap hidup di dalam doa. Meskipun tidak semua doa dijawab sesuai keinginan kita, tetapi selalu sesuai dengan rencana Tuhan yang terbaik. Kita harus belajar untuk berdoa seperti Yesus, “Jadilah kehendak-Mu” (Matius 26:39), karena sejatinya doa umat percaya adalah doa yang mengutamakan kehendak Tuhan. Dan dengan berdoa, maka kita membangun hubungan dengan Yesus. Kuasa dan keilahian Tuhan Yesus dapat kita imani, karena hanya Ia yang mampu menjawab doa kita. Maka teruskan berdoa, karena dengan itu kita semakin hidup dalam hubungan yang erat dengan-Nya. Amin.
Kantor Sinode GKPS