
- Doding: Haleluya No. 340:1-2
Huondoskon bani Jesus haganupan diringkon.
Ia do pasangaponku sadokah bai goluhkon.
Huondoskon ma, huondoskon ma.
Bani Jesus Sipaluah, huondoskon ma.
Huondoskon bani Jesus haganupan goluhkon.
Hutadingkon ganup dousa, huihutkon Tuhan in.
Huondoskon ma, huondoskon ma.
Bani Jesus Sipaluah, huondoskon ma.
- Tonggo
- Ayat harian: Lukas 21:3-4
“Jadi ihatahon ma, “Sintong do na Huhatahon on bani nasiam: Buenan do na ninahkon ni na mabalu na masombuh on marimbang haganupan ai. Ai haganup sidea humbani lobih-lobihni bei do inahkon sidea gabe sibere-bereni, tapi ia parinangon on, humbani hahuranganni do inahkon haganup na adong bani, na sahira goluhni.”
“Lalu Ia berkata: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”
- Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
melalui ayat harian ini kita kembali diingatkan tentang memberi persembahan kepada Tuhan dan berbuat baik kepada sesama yang seharusnya tidak ditentukan oleh nilai uang dan pemberian yang kita serahkan, tetapi oleh watak hati dan kesediaan untuk memberi dengan penuh pengorbanan. Kita sama-sama mengetahui bahwa sang janda dalam ayat harian ini “kehilangan” uang yang dimilikinya, tetapi ia memperoleh perkenanan dari Tuhan Yesus. Sang janda ini dengan baik mencontohkan kepada kita tentang memberikan persembahan dan pemberian yang penuh penyembahan dan pengorbanan.
Kita juga mengetahui bahwa dalam konteks ayat harian ini, Tuhan Yesus melihat orang-orang yang memberikan persembahan dari kelimpahan mereka kepada kotak persembahan di bait Allah yang ada pada saat itu. Pada saat yang sama dengan penuh ketulusan dan kesederhanaan seorang janda juga memberikan koin tembaga dari kemiskinannya kepada kotak persembahan di bait Allah yang sama. Yesus menyimpulkan bahwa janda miskin itu berkontribusi lebih banyak daripada orang kaya terhadap bait Allah. Apa yang mendasari kesimpulan Tuhan Yesus? Yesus tidak mengomentari warna dan kualitas pakaian mereka; Yesus hanya menyebutkan tentang kekayaan dan kemiskinan. Ada orang kaya yang memiliki lebih dari yang mereka butuhkan, dan ada seorang janda miskin yang putus asa, tanpa dukungan materi dari suami dan keluarganya. Mereka yang memiliki sumber daya materi yang minim untuk hidup, berjuang untuk bertahan hidup, memberi lebih banyak kepada bait Allah daripada mereka yang memiliki sumber daya yang melimpah.
Dari penjelasan Tuhan Yesus tersebut kita juga dapat merenungkan tentang “watak hati” dan model “pemberian yang berkorban.” Sama seperti konteks Lukas menuliskan kisah yang luar biasa ini, maka pesan yang hendak disampaikan adalah bagaimana kita sebagai orang percaya bersikap sampai Anak Manusia datang kembali; yaitu, bagaimana mengisi hidup dalam “masa antara” sebelum kedatangan Tuhan Yesus. Satu jawaban dari Lukas melalui teks ini adalah dengan tidak mengeksploitasi orang-orang yang rentan, terpinggirkan, orang yang lemah, berkekurangan dan yang miskin serta melarat. Eksploitasi terhadap mereka adalah hal yang bertentangan dengan kehendak dan tujuan Allah bagi mereka yang diciptakan Allah dalam kasih dan ditebus dalam penderitaan dan akan datang kembali untuk kesejahteraan mereka yang penuh sukacita.
Untuk menjaga dan menghindari pribadi kita masuk dalam jerat eksploitasi tersebut, maka sang janda miskin memberi contoh dengan memberi yang terbaik yang ada padanya kepada Tuhan. Pemberian yang terbaik itu dilakukan dengan pengorbanan dan ketulusan. Pemberian yang terbaik itu tidak memikirkan resiko dan bagaimana ia hidup di hari yang akan datang. Semua itu dapat dilakukan karena sang janda miskin sadar bahwa semua itu dilakukan dan diberikan kepada Tuhan Yesus sang Juruselamat dan pemberi hidup. Kiranya cara yang sama tetap kita lakukan kini dan selamanya. Amin.
- Doding: Haleluya No. 12:3
Tonduy, daging uhur ampa gogohniin,
ulang bai na sambor, sai Bamu ma in!
Ningon gok Bamu ma au hinopkop-Mu.
Ase saud martuah au jabolon-Mu. - Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Kantor Sinode GKPS