
- Doding: Haleluya No. 216:1+5
Tonggor ma jenges ni in, ganup na sauhur in. Parpambaenan na bujur, ’ge hata-Ni pe botul.
Ai ija ma jumpah be, haholongan in tene? Seng na jumpah in ijon, pitah bani Jesus do.
- Tonggo
- Ayat harian: Epesus 4:32
“Tapi basar ma nasiam samah nasiam, paridop ni uhur, anjaha sirsir marsisasapan dousa, songon panasap ni Naibata bani dousa nasiam ibagas Kristus.”
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
- Renungan
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
kalimat, “berani tampil beda,” tentu kalimat yang harus kita lihat dari perspektif positif dan kristiani. Kalimat ini sarat dengan makna, yang poinnya adalah mengharapkan umat Kristen mempunyai sikap dan ciri khas yang menjadi identitasnya, meskipun itu berbeda dengan yang lain. Berani tampil beda dalam arti memperlihatkan sikap yang berbeda dengan yang lain, bahkan saat yang lain hidup dalam ketidakbenaran, tapi orang beriman harus berbeda dengan hidup dalam kekudusan. Seperti yang diharapkan oleh rasul Paulus kepada jemaat Efesus. Bahwa Efesus adalah kota yang kaya, tetapi penuh dengan penyembahan berhala dan ketidakadilan sosial, dan umat Kristen semestinya hidup dalam kekudusan dan kasih yang nyata, sehingga gereja dapat menjadi saksi bagi dunia di sekitar mereka. Berbeda dari dunia sekitarnya.
Jemaat Tuhan,
lalu apa yang menjadi ciri umat yang berbeda dari yang lainnya? Nas ini menjawab sebahagian cirinya, yaitu: Hidup dalam ramah, melalui sikap ramah dan penuh kasih yang mengutamakan kebaikan orang lain. Ramah adalah sikap yang memperlihatkan perhatian dan kepedulian kita terhadap orang lain. Saat ini, dalam masyarakat yang sering kali sibuk dengan kepentingan diri sendiri, kita diingatkan untuk memperlihatkan kasih dan keramahan kepada sesama, terlepas dari situasi yang dihadapi. Lalu menghidupi kasih mesra: kasih yang bukan hanya lahiriah, tetapi juga tulus dari hati, mencerminkan kasih Allah. Kasih mesra bukan hanya rasa simpati, tetapi kasih dengan rasa empati yang mendalam dan penuh perhatian, dan kasih ini tercermin dari sikap peduli kepada sesama kita. Kasih mesra menciptakan ikatan yang kuat, yang bahkan menuntut kita untuk siap berkorban. Dan hal itu juga yang memampukan umat percaya untuk dapat menghidupi pengampunan: mengampuni satu sama lain dengan cara yang sama seperti Kristus mengampuni kita. Pengampunan adalah inti dari Injil. Allah, dalam kasih-Nya, tidak lagi mengingat kesalahan kita karena pengorbanan Kristus di kayu salib. Dengan demikian, kita juga dipanggil untuk memberikan pengampunan kepada mereka yang menyakiti kita. Memang mengampuni bukanlah hal yang mudah, terutama ketika luka hati sangat dalam, namun pengampunan adalah langkah menuju penyembuhan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
lalu bagaimana kita mampu melakukan ketiga hal tersebut? Rasul Paulus menuliskan bahwa kuncinya adalah hidup dengan meneladani Kristus. Kristus adalah teladan kita dalam segala hal. Dalam hal memperlihatkan keramahan dan kasih mesra, pun dalam hal pengampunan. Ketika kita menempatkan Kristus sebagai teladan bagi kita, maka Kristus yang adalah teladan yang sempurna dalam kasih dan pengampunan, akan memampukan kita juga untuk melakukan kasih dan pengampunan tersebut. Kebaikan, kasih, dan pengampunan kita kepada orang lain adalah refleksi dari kebaikan, kasih, dan pengampunan Allah yang begitu besar kepada kita. Ketika kita mengasihi dan mengampuni, maka kita memuliakan Allah dan menunjukkan Injil dalam tindakan kita. Nas ini sejatinya mengajak dan memanggil kita untuk mengikuti Kristus yang menjadi teladan bagi kita, sehingga akhirnya, karakter kita akan menuju kepada karakter Kristus, semoga. Amin.
- Doding: Melayani, Mengasihi, Mengampuni, Lebih Sungguh
Melayani, melayani lebih sungguh.
Melayani, melayani lebih sungguh.
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku, melayani, melayani lebih sungguh.
Mengasihi, mengasihi lebih sungguh.
Mengasihi, mengasihi lebih sungguh.
Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku, mengasihi, mengasihi lebih sungguh.
Mengampuni, mengampuni lebih sungguh.
Mengampuni, mengampuni lebih sungguh.
Tuhan lebih dulu mengampuni kepadaku, mengampuni, mengampuni lebih sungguh.
- Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS