
- Doding: Haleluya No. 115:1-2
Sadokah ho i tanoh on papintor uhurmin,
padingat-dingat ma tongtong ni dok ni Tuhanmin.
Sai songon hayu dear ho ramos parbuahniin.
Bulung ni pe tabun homa usihi ma sonin.
- Tonggo
- Ayat Harian
“Seng be pabutakon ni sidea dirini marhitei gana-gana ni sidea, marhitei sisombah-sombahon ni sidea ai, atap marhitei ganup panlanggaron ni sidea; anjaha paluahon-Ku do sidea humbani ganup parbalikon ni sidea ai, na mambahen sidea mardousa; urason-Ku do sidea, gabe bangsang-Ku do sidea, anjaha Ahu gabe Naibata bani sidea.” (Hesekiel 37:23)
“Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhalanya atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya.” (Yehezkiel 37:23)
- Renungan: Kita adalah Milik Tuhan, dan Tuhan adalah Milik Kita
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Yehezkiel adalah anak imam Busi. Yehezkiel hidup sebagai seorang imam dan nabi. Sebagai imam, maka ia bertugas menyampaikan korban dari manusia kepada Allah. Sebagai nabi, maka ia bertugas menyampaikan firman Tuhan kepada manusia. Yehezkiel hidup di Yerusalem selama 25 tahun. Arti namanya adalah: Allah yang menguatkan. Ia ikut dibuang ke Babel bersama dengan raja Yoyakim pada tahun 597 SM. Lima tahun setelah dalam pembuangan Babel, ia menerima panggilan Tuhan. Ia hidup sebagai nabi Tuhan selama 22 tahun.
Konteks dari pasal 33-48 adalah saat bangsa itu masih di dalam pembuangan. Di situ disampaikan tentang masa depan pemulihan umat Allah di tanah yang dijanjikan. Di tanah yang dijanjikan itulah dinubuatkan bahwa bangsa itu tidak akan menajiskan dirinya lagi dengan berhala-berhalanya. Hanya Tuhan yang menjadi pusat pemujaan umat Israel. Tuhan yang satu-satunya inilah yang melepaskan dan mentahirkan mereka. Menjadi umat Tuhan berarti menjadi milik Tuhan. Hanya Ia yang menjadi Allah, tidak ada yang lain. Konsep monoteisme ini harus dipegang dengan setia, untuk menghindari munculnya kesalahan serupa di dalam menyembah allah-allah lain.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
apakah sulit untuk menjadi setia? Apakah sulit untuk hanya mempercayai satu Tuhan saja, sehingga kita tidak menyembah kepada yang lain? Darimana datangnya kekudusan? Kekudusan itu muncul saat kita menjaga diri kita untuk tidak tercemar. Tercemar kepada apa? Tercemar kepada pasangan yang lain, pujaan yang lain, penyembahan yang lain. Saat kita melakukan pemujaan yang serupa kepada dua pihak yang berlainan, maka masihkah kekudusan kita dapat dipercayai? Tuhan kita adalah Tuhan yang setia, yang tidak pernah meninggalkan kita, bahkan Ia melepaskan dan mentahirkan kita. Ia selalu menolong dan menopang kita. Bagi kita, Ia telah melakukan segala-galanya, termasuk menebus dosa kita melalui kematian Anak-Nya, Yesus Kristus. Inilah yang menjadi ketetapan di dalam hati kita, bahwa kita adalah milikNya dan Ia adalah Allah kita. Amin.
- Doding: Haleluya No. 323:1+3
Domma roh au o Tuhanku bani hayu silangMu.
Hugalangkon ma diringku bani halojaonMu.
Hatuahon in, malas uhurhin.
Ai bulat do hugalangkon ganup diringkon.
Sai sorapkon bai uhurhu TonduyMu Napansing in.
RumahMu baen Ham uhurhu sai iankon Ham ma in.
Hatuahon in, malas uhurhin,
ai bulat do hugalangkon ganup diringkon.
- Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Kantor Sinode GKPS