
- Doding: Haleluya No. 450:1
Sihol do uhurnami Tuhan. Pajumpah bohi pakon ni Ham.
Sai roh ma Ham sonari Tuhan! Podahi Ham hanami.
Sai roh ma Ham sonari Tuhan! Podahi Ham hanami. - Tonggo
- Ayat harian: Jesaya 50:4
“Domma ibere Tuhan Jahowa Ahu mardilah susian, ase hubotoh marhitei hata ai manungkoli halak na loja. Ipuhoi do ahu ganup sogod, ibahen do pinggolhu torang marpanangar songon susian.”
“Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.”
- Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dalam nas ini nabi Yesaya menunjukkan dirinya sebagai hamba Tuhan yang bersedia memberi diri secara total untuk diperbarui senantiasa oleh Tuhan, dan bersedia menghadapi tantangan. Kesediaan memberi diri secara total dan sedia menghadapi tantangan adalah kunci keabsahan pelayanan seorang hamba sebagai “mulut” Tuhan. Hamba Tuhan tidak berhak menyuarakan suara lain selain suara Tuhan sendiri. Kalau tidak, ia tidak lagi hamba Tuhan sejati, melainkan hamba palsu.
Syair yang diungkapkan Yesaya ini mengingatkan kita kepada Yesus Kristus sebagai Hamba Sejati. Apakah rahasianya sehingga Ia dapat memberi semangat baru kepada yang letih lesu? Pertama, Ia memelihara hubungan dengan Bapa di sorga. Ia telah didisiplinkan untuk mengutamakan Tuhan dengan mendengarkan firman Tuhan tiap pagi. Maka kata-kata yang diucapkan-Nya pada orang banyak bukanlah kata-kata-Nya sendiri, tetapi kata-kata dari lidah seorang murid. Kedua, Ia telah menerima semua proses pembentukan yang Tuhan izinkan. Proses pembentukan itu berat, tetapi melaluinya Ia terbentuk tegar. Hamba Tuhan yang sejati taat kepada firman dan yang tabah menanggung derita itu memiliki wewenang ilahi. Ia kini memanggil orang yang merindukan kebebasan dan mendambakan kehidupan yang berbahagia. Hamba Tuhan itu kini memperhadapkan kita dengan tawaran: hidup atau mati, terang atau gelap, berkat atau kutuk?
Kita sebagai orang percaya harus bersedia untuk dicemooh, dipukul, atau dilukai sebagai konsekuensi atas ketaatan kepada firman Tuhan. Dalam saat demikianlah hamba Tuhan belajar berteguh hati di dalam Tuhan. Rela menyerahkan diri untuk dididik Tuhan serta ditempa keteguhan imannya. Dan firman Tuhan memberikan keyakinan bagi kita bahwa Tuhan tidak akan mempermalukan kita para hamba-Nya. Hidup kita yang mengandalkan kuasa Roh Kudus memampukan kita melayani-Nya dengan penuh kesetiaan. Amin.
- Doding: Haleluya No. 205:1
Hata ni Jahowa Sipadamei jolma hagoluhan in.
In malas ni uhur, na mangapoh uhur na marhoru in.
Gogoh ni Naibatangkin, paluahkon na porsaya humbai ganup dousa. - Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS