
Renungan Mingguan Namaposo GKPS, Minggu/ 04 Mei 2025 (Misericordias Domini)
Nas : Filipi 4 : 4 – 6
Usul Doding : Hal. No. 56 : 1 – 2
Tema : Bersukacita Senantiasa di Dalam Tuhan
Tujuan : Agar Namaposo dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari dan senantiasa bersukacita di dalam Tuhan dalam melaksanakan semua aktivitas
BERSUKACITALAH
Syalom saudara-saudari di dalam Tuhan Yesus Kristus. Mengawali firman Tuhan pada hari ini, kita diingatkan akan satu nyanyian yang sering sekali dinyanyikan anak sekolah minggu yang berjudul “Adalah Sukacita Dihatiku” dengan lirik “Adalah sukacita di hatiku, di hatiku, di hatiku, adalah sukacita di hatiku, Dib’rikan Tuhanku. Aku bahagia, bersukacita. Ada kasih Yesus di hatiku. Aku bahagia, bersukacita, Ada kasih Yesus di hatiku”. Bersukacita merupakan kerinduan setiap orang. Kata bersukacita merupakan satu kata yang sangat mudah untuk mengatakannya, namun sangat sulit dalam praktiknya. Mungkin saat seseorang senang-senang, bahagia, keinginannya tercapai, pekerjaannya lancar dan usahanya berhasil akan sangat mudah untuk mengatakannya. Berbanding terbalik, ketika di tengah-tengah masalah, tekanan, persoalan. Bagaimana kita bisa bersukacita ketika mau makan saja susah? Bagaimana kita bisa bersukacita ketika mengalami sakit penyakit? Bagaimana kita bisa bersukacita ketika kehilangan orang yang kita kasihi? Bagaimana kita bisa bersukacita ketika di PHK? Bagaimana bisa bersukacita ketika pekerjaan tidak dapat-dapat? Oleh sebab itu firman Tuhan hari ini ingin mengingatkan kepada kita untuk membenahi pengertian tentang sukacita yang sesungguhnya. Dan berbeda antara sukacita dan gembira. Gembira (Happy) terjadi dipengaruhi oleh keadaan atau sesuatu yang terjadi disekitar kita, karena perasaan maupun karena keadaan yang terjadi. Berbeda dengan Sukacita (Joy) bersumber dari pada Allah yang bersumber dari dalam diri kita yang dipengaruhi oleh Tuhan dan tidak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi disekitar kita, menunjukkan yang bekerja ialah Roh Kudus. Demikian seperti nyanyian pujian “Adalah sukacita dihatiku” menggambarkan kasih dan cinta kepada Tuhan, serta keinginan untuk menyerahkan hidup kepadaNya. Lagu ini juga menunjukkan seberapa besar kasih Tuhan yang menyelamatkan dan memberikan harapan kepada umatNya.
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus
Kitab Filipi adalah salah satu surat yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat yang ada di Filipi. Surat ini ditulis oleh Paulus saat ia sedang dipenjara. Situasi jemaat di Filipi ketika Rasul Paulus mengirimkan surat ini ialah mengalami tekanan dan penganiayaan karena iman mereka. Dalam pasal ke-4 dari Kitab Filipi, Paulus memberikan dorongan, pengajaran, nasihat kepada mereka dalam menghadapi situasi tersebut, serta mengingatkan umat Kristen untuk selalu bersukacita dalam Tuhan dan tidak khawatir tentang apapun. Ia juga mengajak mereka untuk menyampaikan keinginan mereka kepada Allah melalui doa, permohonan dan ucapan syukur. Paulus menekankan pentingnya memiliki pikiran yang baik dan memikirkan hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, indah, terpuji, sempurna, dan patut dipuji. Melalui nasihat praktis kepada jemaat, Ia mengajak mereka untuk hidup dalam persatuan, mengatasi perbedaan dan perselisihan, serta untuk hidup dalam sukacita dan damai. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada jemaat Filipi akan dukungan dan bantuan mereka selama pelayanan Injil. Paulus menyatakan bahwa ia telah belajar untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan melalui Kristus yang memberinya kekuatan. Ia menghargai pemberian yang diterima dari jemaat Filipi dan meyakinkan mereka bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan mereka. Paulus mengucapkan salam kepada setiap orang kudus dalam Kristus dan berdoa agar anugerah Tuhan Yesus Kristus menyertai mereka. Demikian dalam kehidupan namaposo, melalui firman ini diingatkan bagaimana pentingnya hidup dalam persatuan, sukacita dan damai dalam Kristus Yesus serta pentingnya dukungan dan kerjasama dalam pelayanan dan pengabdian kepada Tuhan. Melalui firman ini, disampaikan beberapa hal yang menjadi topik nasihat kepada namaposo di tengah masa muda menjadi tiang gereja.
- Bersukacita Dalam Tuhan (Ayat 4)
Banyak anggapan mengatakan bahwa anjuran bersukacita tidaklah realistis dan mustahil untuk dilakukan, tetapi perintah ini dianjurkan oleh orang di dalam kondisi menderita. Paulus kepada jemaat yang juga terancam aniaya. Rasul Paulus dipenjara bukan karena tindakan kriminal, melainkan Ia dikriminalisasi yaitu disalahkan bukan karena perbuatannya yang tidak benar. Tapi ia mampu untuk mengatakan bersukacitah, berulang kali ia mengatakan bersukacitalah. Ia menyadari bahwa sukacita yang ia miliki adalah sukacita di dalam Tuhan dan bukan karena situasi kondisi. Demikian dengan namaposo, haruslah menyadari bahwa sukacita yang dimiliki adalah sukacita bersama dengan Tuhan. Ada banyak orang hari-harinya kehilangan sukacita karena situasi dan karena keadaan. Tapi Paulus menunjukkan bahwa sukacita bukan karena situasi maupun karena keadaan. Ketika kita merasakan banyak hal yang berat yang menghalangi kita untuk bersukacita, banyak persoalan yang membuat kita untuk berat bersukacita. Satu hal yang haruslah diingat oleh namaposo bahwa haruslah memiliki sukacita berkelanjutan di dalam Tuhan, tidak tergantung pada situasi atau kondisi kita. Sukacita kita harus berasal dari hubungan kita dengan Tuhan. Sama halnya dengan Paulus, Ia menyadari ketika hidup di dalam Tuhan, walaupun di dalam penjara sekalipun ia mampu untuk mengatakan “Bagiku Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21) karena Ia telah hidup di dalam Tuhan dan telah merasakan pesona-pesona yang diberikan oleh Tuhan. Namaposo harus tinggal di dalam Tuhan dan hidup di dalam Tuhan. Sulit untuk bersukacita dan tidak semua dapat melakukannya. Namun ketika sukacita kita bersama dengan Tuhan maka sukacita kita tidak dalam situasi dan kondisi. Dunia boleh Resesi tapi namaposo harus tetap Resepsi, dunia boleh kritis tapi namaposo tetap eksis.
- Kelembutan Hati (Ayat 5)
Apa yang dimaksud dengan Kelembutan hati ataupun kebaikan? Apakah berbuat baik hanya untuk konten, di sosial media atau hanya untuk dilihat oleh orang lain untuk lebih terkenal atau viral. Kebaikan seperti apa yang dimaksud oleh Filipi? Karena perbuatan baik dapat dilakukan oleh semua orang. Bahkan seorang pencuripun dapat berbuat baik. Lalu apa yang menjadi kekhasan perbuatan baik orang Kristen? Keistimewaan kebaikan orang Kristen terletak pada motivasinya. Perbuatan baik orang Kristen berporos pada Kristus. Jika ia berbuat baik maka perbuatan baik itu tidak untuk mendapatkan imbalan. Kelembutan Hati ialah tidak keras, penuh perhatian, penuh pertimbangan, penuh, lunak dan sabar hati. Bukan hanya untuk dilihat oleh orang lain baik dan bukan untuk pengakuan. Paulus mengatakan, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang,” bukan berarti Paulus menyarankan untuk pamer kebaikan. Namun memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu agar semakin banyak orang melihat kebaikan Yesus Kristus melalui kebaikan kita para pengikut Kristus. Sebagai pengikut Yesus, tentu saja standar yang kita gunakan selalu mengacu pada teladan yang sudah dilakukan-Nya, termasuk seperti apa kebaikan hati yang dipraktikkan Yesus selama masa pelayanan-Nya di dunia. Kebaikan hati Yesus tidak terus menerus berbicara tentang pemberian materi atau mujizat-mujizat. Kita belajar dari Alkitab bahwa kebaikan hati Yesus berdasarkan pada pribadi-Nya yang penuh kasih, sangat mudah terenyuh, berbelas kasih dan tidak diskriminatif terhadap semua orang. Sebagai Namaposo, kita pun dipanggil untuk belajar memperluas kebaikan hati dengan melakukan hal-hal sederhana. Mengajak namaposo untuk memiliki hati yang lembut dan ramah terhadap orang lain.
- Jangan Khawatir
Perjalanan kehidupan orang percaya, tidak selamanya mulus-mulus saja. Terkadang akan menghadapi masalah, kekhawatiran akan kebutuhan, dan diingatkan untuk tidak perlu merasa sendirian atau cemas. Bangsa Israel pada konteks Kotbah ini diingatkan untuk mempercayai Allah dan mempersembahkan segala hal kepada-Nya melalui doa dan permohonan. Tujuan dari doa adalah untuk mengalami kedekatan dengan Allah, mengungkapkan keinginan dan kebutuhan mereka kepada-Nya, serta memberikan syukur bagi semua yang telah diberikan-Nya. Dalam konteks Kristen, doa dan kepercayaan kepada Allah dianggap sebagai cara untuk mengatasi kecemasan dan kekhawatiran dalam hidup. Pada ayat ini mengajarkan agar umat Kristen tidak bergantung pada kekuatan dan kemampuan mereka sendiri, tetapi untuk meletakkan segala harapan dan kebutuhan mereka kepada Allah yang memiliki kuasa dan kasih yang tak terbatas. Jadi, dari ayat 6 ini memberikan penghiburan dan bimbingan kepada jemaat di Filipi agar tidak cemas dan merasa terbebani oleh masalah hidup mereka, melainkan untuk membawa segala hal kepada Allah melalui doa, permohonan, dan ucapan syukur. Demikian di dalam kehidupan namaposo, kekhawatiran sering terjadi di tengah-tengah masa muda dan kemajuan zaman yang semakin canggih, menimbulkan kekhawatiran siap atau tidak menghadapinya. Paulus menganjurkan untuk melakukan sesuatu, tetapi bukan dengan cara askese (Mengasingkan diri), mengkonsumsi obat penenang, kemarukan harta, budak uang, berjudi dan lain sebagainya. Damai sejahtera dan sukacita tidak dapat diperoleh dengan cara-cara kedagingan. Hanya dari Allah dan dekat dengan Kristus saja, hati dan pikiran kita boleh mengalaminya. Seruan Jangan khawatir, mengajak untuk tidak khawatir tentang apapun, tetapi mempercayakan segala kebutuhan kepada Allah melalui Doa, permohonan dan ucapan syukur. Hanya oleh anugerah Allah dalam Tuhan Yesus sajalah mendatangkan ke tenangan di dalam kehidupan kita.
Saudara-saudara yang terkasih, Firman Tuhan ini mengingatkan kita akan kisah dari salah satu Tokoh bernama Fanny Crosby yang lahir dari keluarga miskin dan mengalami kebutaan sejak usia enam minggu. Kebutaannya disebabkan oleh infeksi mata dan malpraktik medis. Ayahnya meninggal dunia ketika ia berumur 6 tahun. Namun, ia mengatakan “Jika aku punya sebuah pilihan, aku akan tetap memilih untuk tetap buta… karena ketika aku mati, wajah pertama yang akan kulihat adalah wajah Juru selamatku“. Ia tetap bersyukur atas apa yang terjadi terhadap dirinya, meskipun “penderitaan” yang dialami sejatinya adalah karena keteledoran seorang dokter yang menanganinya. Namun demikian Fanny menganggap hal itu sebagai suatu anugerah Tuhan, bahwa ia harus buta seumur hidup, dan untuk itulah seorang Fanny akan terus berterimakasih. Jika kesempurnaan penglihatan duniawi ini ditawarkan kepadanya esok sekali pun, maka perempuan yang teguh pendirian ini tidak akan pernah menerimanya. Menunjukkan Ia tetap bersukacita, tidak khawatir, dan mununjukkan kebaikan hatinya. Demikianlah Namaposo GKPS diajarkan untuk memiliki hati yang baik, bersukacita di dalam Tuhan dan jangan khawatir atas segala sesuatu di dalam hidup ini ditengah masa muda, tetap andalkan Tuhan dan pertolongan Tuhan tidak akan pernah terlambat menolong umatNya. Jangan menilai segala sesuatu melalui kacamata dunia, namun lihatlah melalui kacamata iman kepada Tuhan.