1. Doding: Haleluya No. 200:1+5
Aha ma dodingkononku ase pujionku Ham?
Ale Tuhan Naibatangku Ham ma mangurupi au.
Seng na tarpajojor ahu holong-Mu tongtong hu bangku.
Halaniin hupuji do Ham marribu hali lo.
Sai patoguh Ham uhurhu pasangapkon Goran-Mu.
Ampa haporsayaonku, lambin tambah ma Bamu;
Sai pamasuk Ham, o Tuhan, tonduyhin bai hagoluhan.
Mandodingkon Ham ijin sadokah-dokahni in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian
“Jumpah si Pilippus ma si Natanael, jadi ihatahon ma hu bani, “Domma jumpah hanami Ia, na sinahapkon ni si Musa ibagas titah in, sonai homa nabi-nabi ai ma Jesus, anak ni si Josep, na hun huta Nasaret.” Dob ai nini si Natanael ma hu bani, “Mintor tarbahen ma roh na madear hun Nasaret?” Jadi ihatahon si Pilippus ma, “Roh ma ho, ase ididah ho!” (Johannes 1:45-46)
“Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: ”Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya: ”Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yohanes 1:45-46)
4. Renungan: Mengenal dan Percaya
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
istilah, “Don’t judge a book by it’s cover,” adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan bahwa kita tidak bisa menilai sesuatu hanya dengan melihat dari sisi luarnya saja. Karena sejatinya cover/sampul/sisi luar tidak dapat mewakili secara menyeluruh apa yang digambarkan di dalam. Sama seperti keberadaan seseorang, siapa dan bagaimana seseorang, tidak dapat digambarkan dengan tampilan luarnya saja, karena tampilan luar hanya sebahagian kecil dari representasi hal-hal yang ingin dijelaskan dari keberadaan seseorang. Hal ini juga yang akan disampaikan melalui pesan ayat harian kita hari ini, tentang bagaimana menyikapi istilah di atas. Tentang bagaimana melihat dan memandang sosok Tuhan Yesus dalam segala keberadaan-Nya.
Jemaat Tuhan,
nas ini berlatar belakang pada saat Filipus bertemu dengan Natanael. Filipus memberitahu Natanael bahwa mereka telah menemukan Dia yang dituliskan oleh Musa dan para nabi, yaitu Yesus dari Nazaret, anak Yusuf. Namun menarik karena ternyata Natanael merespons dengan keraguannya. Mengapa Natanael ragu, saat informasi tentang Yesus dikaitkan dengan kata Nazaret? Nazaret adalah sebuah kota kecil di Galilea yang pada masa itu bukanlah tempat yang dikenal secara positif. Sebagian orang Yahudi menganggap tempat itu tidak penting, bahkan mungkin dianggap rendah atau tidak murni secara religius. Natanael yang berasal dari Kana, tampaknya memiliki pandangan merendahkan terhadap Nazaret. Pernyataan, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” mencerminkan prasangka umum pada waktu itu terhadap daerah-daerah terpencil dan tidak populer. Ada keraguan rasional karena pada saat itu orang Yahudi menantikan Mesias yang menurut harapan mereka adalah Betlehem, bukan Nazaret. Maka ketika Filipus mengatakan Yesus berasal dari Nazaret, agaknya informasi itu bertentangan dengan ekspektasi mereka, bahwa benar Yesus memang lahir di Betlehem, tetapi Dia besar di Nazaret. Lalu yang dilakukan oleh Filipus adalah mengajak Natanael untuk melihat sendiri, sembari mengatakan, “Mari, ikutlah dan lihat sendiri.” Filipus tidak mencoba meyakinkan Natanael dengan kata-kata, tetapi dengan mengajak Natanael bertemu langsung dengan Yesus. Filipus berkata, “Mari dan lihat (percaya),” yang menunjukkan undangan terbuka untuk mengalami Yesus secara pribadi, dan dengan undangan itu, maka Natanael akan mengenal dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah.
Jemaat Tuhan,
kadang tanpa kita sadari bahwa kita cenderung menilai orang lain dari tampilan luarnya saja, seolah-olah apa yang kita lihat merupakan sebuah pendasaran bagi kita untuk menerima atau bahkan menolak seseorang. Tetapi melalui firman ini, kita diingatkan kembali, bahwa untuk mempercayai Yesus Kristus, kita perlu pengenalan secara personal terhadap-Nya. Melalui pengenalan tersebut, maka kita akan semakin mempercayai bahwa Dialah Mesias Anak Allah. Dan nas ini juga menjawab relasi kita terhadap sesama, karena dalam relasi, hal yang mendasar adalah pengenalan kita, sehingga kita mampu dekat dan terjadilah relasi yang harmonis. Don’t judge a book by it’s cover, menjadi sebuah alarm bagi kita untuk tidak terburu-buru menilai orang lain dari tampilannya saja, tapi kenali dan pahamilah dia. Amin.
5. Doding: Haleluya No. 399:2
Ham tumang Rajangku, Ham do balosanku.
Jalo Ham ma ahu gabe jabolon-Mu.
Sai sonang ma ahu ai tangkas ma bangku,
Ham tumang Rajangku janah balosanku.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Kantor Sinode GKPS