ALLAH MENGARUNIAKAN PERTOBATAN KEPADA BANGSA-BANGSA
Kisah Para Rasul 11:1-18
Tujuan : Agar Namaposo mengerti bahwa berita Injil tidak hanya diperuntukkan bagi orang Yahudi, tapi juga buat seluruh umat di dunia
Di dalam perjalanan kehidupan kita sering kali kita membatasi pekerjaan Roh Kudus, kadang kita tidak menyadari bahwa apa yang kita perbuat ternyata tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tanpa kita sadari kadang tindakan kita membuat batasan-batasan dengan orang lain. Kita terkadang membatasi perjumpaan orang dengan Tuhan Yesus, dengan membuat ketetapan-ketetapan yang berdasar kepada kemauan kita sendiri. Bahkan kita membuat peraturan-peraturan yang kadang membuat orang lain tidak nyaman datang ke persekutuan-persekutuan orang Kristen.
Hal inilah yang terjadi ketika Petrus datang ke rumah seorang kepala tentara yang bernama Kornelius (Pasal 10). Ternyata keputusan Petrus untuk menaati Tuhan dan memberitakan Injil kepada Kornelius menjadi masalah di Yerusalem. Beberapa golongan murid Yesus yang ketat di dalam tradisi Yahudi berdebat dengan Petrus. Mengapa mereka mempermasalahkan tindakan Petrus? Karena mereka percaya bahwa tindakan tidak setia dari satu orang, apalagi seorang pemimpin, dapat berpengaruh kepada kesejahteraan seluruh umat. Di mata orang-orang ini Petrus sedang bersekutu dengan orang kafir. Ini tentu akan mendatangkan penghukuman dari Tuhan. Mereka tidak sadar bahwa Tuhan telah mengubah target pernyataan diri-Nya. Dia tidak lagi mengutamakan Israel atas bangsa-bangsa lain. Sekarang Dia telah menyatakan diri-Nya kepada semua bangsa tanpa perbedaan. Kelompok tradisionalis sempit hanya mengetahui peraturan Tuhan secara mati. Tetapi umat Tuhan yang sejati mengenal Tuhan secara dinamis.
Dalam perikop ini bisa kita lihat bagaimana tantangan yang dihadapi Petrus ketika dia berjumpa dengan orang-orang percaya dari kalangan orang Yahudi. Mereka mempertanyakan tindakan Petrus yang mau datang kerumah orang-orang kafir dan mau makan bersama mereka. Maka Petrus pun berusaha menjelaskan rencana Allah memanggil bangsa-bangsa lain sama seperti Dia telah memanggil Israel. Dia menceritakan penglihatannya dan penglihatan yang dilihat oleh Kornelius. Ada satu hal yang sangat unik dari penglihatan kedua orang ini. Keunikannya adalah bahwa Petrus melihat binatang-binatang haram di dalam penglihatannya, sedangkan Kornelius melihat seorang malaikat Allah. Seorang rasul melihat binatang-binatang haram dan seorang kafir melihat malaikat! Penglihatan Petrus mengajarkan kepada Petrus bahwa dia tidak boleh menganggap haram apa yang Tuhan tidak anggap haram. Sedangkan penglihatan Kornelius mengajarkan kepada dia bahwa dia telah diperkenan oleh Tuhan dan tidak dianggap najis. Tuhan begitu bijaksana di dalam dua penglihatan ini. Pengalaman Petrus ini membuat dia belajar untuk tidak menganggap orang lain najis (Kis. 10:28). Ternyata penglihatan ini bukan hanya untuk mengajar Petrus saja, tetapi juga untuk mengajar orang-orang Yahudi lain yang telah menjadi murid Yesus. Mereka juga perlu tahu bahwa Tuhan tidak mau mereka menyebut orang lain najis. Jika Tuhan menganggap Kornelius layak melihat seorang malaikat dan mendengarkan pesan Allah kepada dia, maka tidak masuk akal kalau ada orang Yahudi yang menganggap Kornelius najis.
Perkataan Petrus ternyata membuat orang-orang Yahudi yang mengikut Yesus itu bertobat. Mereka sekarang bersyukur kepada Allah dan tidak lagi mempermasalahkan kebangsaan dari Kornelius. Mereka sekarang memuliakan Allah setelah memahami keluasan hati Allah. Inilah perbedaan orang-orang sempit dan orang-orang yang luas hati. Orang-orang yang luas hati mau dikoreksi dan bahkan memuliakan Allah oleh karena pengertian baru yang mereka dapatkan. Mereka begitu bersyukur kepada Allah karena Allah mengasihi bangsa-bangsa lain juga.
Kiranya Tuhan memberikan kepada kita hati yang juga luas menerima kelompok-kelompok lain yang telah diperkenan Tuhan. Di dalam gereja Tuhan tidak ada lagi perbedaan ras. Yang membedakan adalah kesetiaan kepada Allah dan kerelaan untuk menaati Allah. Barang siapa diperkenan Tuhan, dialah saudara kita. Jangan lagi hidup di dalam pandangan sempit mengenai ras. Tuhan tidak membedakan warna kulit manusia, celakalah manusia yang masih memberlakukan pembedaan berdasarkan warna kulit. Tuhan tidak lagi membiarkan ada tembok pemisah antara umat Tuhan dan bangsa kafir, mengapa kita mendirikan sendiri tembok seperti itu? Jangan lagi membeda-bedakan orang dengan cara yang Tuhan tidak perkenan. Amen