
1. Mandoding Haleluya No. 452:1-2
Ija do jumpah ianan na sonang,
ulang holsohan jajat do na hurang.
Pitah bai Jesus do jumpah na sonang,
parsuhutanta na totap jonam.
Seng tulakon-Ni hita na roh Bani,
asal ma ra ham! Irikkon bokas-Ni.
Na porlu bam isarihon do ijin, pindo ma sai na bereon-Ni in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Mateus 6:11
“Bere Ham ma bannami sadari on hagoluhan ari-ari.”
“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebutuhan adalah sesuatu yang dibutuhkan atau yang diperlukan. Kebutuhan menjadi penting, karena manusia membutuhkannya, bukan menginginkannya. Kebutuhan manusia menurut intensitasnya (tingkatan) terbagi menjadi tiga, yaitu: primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus segera dipenuhi supaya manusia bisa melangsungkan kehidupannya dengan baik. Contohnya: makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal.
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan primer di atas terpenuhi. Contohnya: hiburan, rekreasi, pendidikan, kendaraan, dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi dengan mengonsumsi benda-benda mewah. Kebutuhan tersier akan muncul apabila kebutuhan dasar sebelumnya, yakni primer dan sekunder telah terpenuhi. Contohnya: mengoleksi kendaraan mewah, membeli perhiasan, memiliki handphone, tas, baju, atau sepatu yang bermerk.
Dari sini kita menjadi semakin tahu bahwa makanan adalah kebutuhan primer kita. Siapa manusia yang tidak membutuhkan makanan? Semua makhluk hidup memerlukan makanan. Tanpa makanan, kita akan kehilangan nutrisi it dan tenaga, sehingga organ-organ dalam tubuh kita menjadi rentan terhadap penyakit. Tercatat bahwa Tuhan Yesus bisa bertahan tanpa makanan di padang gurun selama empat puluh hari empat puluh malam. Tapi setelah itu, Ia merasa lapar (Mat. 4:2). Jika memang kita sudah pasti memerlukan makanan, lalu mengapa Tuhan Yesus masih mengajarkan kita untuk meminta makanan kepada Tuhan? Tanpa diajari untuk meminta makanan pun, kita pasti mengerti bahwa kita harus mendapatkan makanan.
Sebenarnya, ada hal lain yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada para muridNya saat Ia mengatakan, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Apakah itu? Jawabannya adalah pada frasa kata “yang secukupnya.” Artinya, kita jangan sampai merugikan diri kita sendiri dan orang lain hanya gara-gara mengusahakan mendapatkan makanan. Sebagai contoh, kita sudah tidak meminta makanan yang secukupnya lagi kepada Tuhan, jika pada saat acara makan pesta di gedung pertemuan, kita dengan sengaja meminta porsi yang lebih dari yang bisa kita habiskan, sementara tamu yang lain tidak mendapatkan makanan karena kita sudah meminta dan menyimpan makanan lebih di dalam tas atau plastik bawaan kita. Dengan meminta makanan yang secukupnya, maka kita memahami diri kita. Kitalah yang tahu seberapa banyak atau sedikit makanan yang kita perlukan. Maka akan menjadi keliru jika kita meminta makanan kepada Tuhan, dan setelah Tuhan memberikannya kepada kita, tetapi kita malah menyia-nyiakan dan membuat makanan-makanan itu tersisa.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Ia mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan meminta makanan secukupnya. Maka, latihlah diri kita senantiasa untuk mengonsumsi segala sesuatu secukupnya. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 490:1
Sonang rapkon Jesus in, rapkon Jesus tongtong, rapkon Jesus tongtong.
Ia Panondang bai na golap in, rap Jesus daoh biar ijin.
Baritahon Jesus in, pakon hasintonganNin,
janah ulang mabiar ham ijin.
Baritahon Jesus in, pakon hasintonganNin,
janah ulang mabiar ham ijin.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS