
1. Doding: Haleluya No. 138:1+4
Jahowa Naibatanta do, tarbaen batar-batarta.
Munsuhta ningon talu do, ibaen parlingodanta.
Ai anggo munsuh in, sibolis gorannin,
bajan do akalnin parseda jolma in, seng dong na pag mangkubu.
Ai Hata ni Jahowa in na dong tarkahuasi;
Tuhanta do sijaga in, ambah ni jabolon-Ni.
Hosahta, arta pe, na dong in banta pe,
iayob munsuh in, uhumi ma hujin,
Tuhanta hasomanta!
2. Tonggo
3. Ayat harian: 1 Samuel 2:10
“Sai na ropukkononkon do na mangimbang Jahowa, ipahata longgur-Ni dompak sidea i nagori atas; Jahowa do na manguhum ujung ni dunia on, ibere do hagogohon bani raja-Ni, anjaha ipagijang tanduk ni na niminakan-Ni.”
“Orang yang berbantah dengan Tuhan akan dihancurkan; atas mereka Ia mengguntur di langit. Tuhan mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya; Ia memberi kekuatan kepada raja yang diangkat-Nya dan meninggikan tanduk kekuatan orang yang diurapi-Nya.”
4. Renungan
Jemaat yang terkasih, Elkana adalah seorang Lewi yang tinggal di wilayah suku Efraim (1 Taw. 6:33-38). Setiap tahun ia membawa keluarganya ke kota Silo untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Menurut peraturan untuk korban tertentu, setelah mempersembahkan kurban, orang yang mempersembahkannya akan menerima kembali sebagian dari makanan korban, yang kemudian dibagikan kepada anggota keluarganya dalam suatu perjamuan persekutuan yang penuh sukacita (Im. 7:11-16, 20). Bagi keluarga Elkana, kebahagiaan pada hari raya seperti ini selalu dirusak ketika salah satu istri Elkana, Penina, mengejek istri yang lain, yaitu Hana, karena Hana tidak dapat memiliki anak.
Dalam kesedihan yang mendalam, Hana berseru kepada Tuhan, memohon agar Tuhan memberinya seorang anak laki-laki. Ia berjanji, jika Allah menjawab doanya, ia akan menyerahkan anaknya kepada Allah untuk melayani-Nya sebagai seorang nazar seumur hidup (bd. Bil. 6:1-21). Demikian juga imam Eli mendorong Hana untuk percaya bahwa Allah akan menjawab doanya. Tidak lama kemudian, Hana melahirkan seorang anak laki-laki, yang ia beri nama Samuel (1 Sam. 1:20). Ketika anak itu berusia dua atau tiga tahun, Hana membawanya ke Silo, di mana ia mempersembahkan Samuel kepada Allah seumur hidupnya (1 Sam. 1:21-28).
Dengan penuh sukacita atas apa yang telah Allah lakukan baginya, Hana dapat menertawakan orang-orang yang telah mengejeknya (1 Sam. 2:1). Ia memuji Allah atas tindakan-Nya yang adil dalam menolong orang yang tertindas dan membalikkan ketidakadilan yang telah dideritanya. Allah telah merendahkan orang yang sombong dan meninggikan orang yang rendah hati (1 Sam. 2:2-8). Dan apa yang telah Allah lakukan bagi Hana, dapat Ia lakukan bagi orang lain. Baik bangsa Israel maupun para penguasa mereka tidak perlu takut kepada musuh-musuh mereka jika mereka percaya dengan setia kepada kuasa Allah yang menyelamatkan (1 Sam. 2:9-10).
Doa syukur Hana yang tulus, manunjukkan kedaulatan Tuhan dan penghakiman-Nya. Hana yang tadinya mandul, kini bersukacita atas pemeliharaan Allah. Ada pembalikan keadaan bahwa Tuhan membangkitkan orang yang setia, namun di lain pihak orang yang menentang Tuhan akan mendapat kejatuhan. Maka kita dapat berefleksi tentang karakter Allah yang adil. Hal ini menegaskan bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa, selaras dengan harapan masa depan akan seorang raja yang diurapi Tuhan dan ialah yang menjadi wakil Allah. Tuhan menghormati perjanjian-Nya dan menghormati mereka yang setia menghormati Allah. Penekanan pada pengurapan Allah atas seorang raja ini menjadi pertanda atas kerajaan yang nantinya berkembang dalam sejarah Israel.
Hana menjadi teladan bagi kita dalam memelihara hubungannya dengan Tuhan. Tetap setia, berharap dan percaya kepada Tuhan. Bahwa kebenaran yang kita tahu yakni Tuhan adalah Tuhan yang adil, yang berpihak kepada orang yang lemah, yang mungkin dihina, dikucilkan oleh orang yang lain. Tuhan yang akan menegakkan keadilanNya, Ia berpihak dan akan melindungi orang yang selalu percaya dan berharap kepadaNya. Maka layaklah Tuhan dipuji dan ditinggikan di sepanjang kehidupan kita. Amin.
5. Doding: Haleluya No. 240:1-2
Jahowa pangajamankin, pangapoh bai uhurhu.
Na patorangkon langkahkin sonang ibaen langkahku.
Sonang tongtong bai uhurhon, ibahen Naibatangku titah-Ni harosuhku.
Ai hatundalan na botul do Ham, o Naibatangku.
Ai Ham do na tongtong bujur mambaen hagoluhanku.
Ham na gogoh, sai saud do, sininta-Mu o Tuhan torsa do haganupan.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Kantor Sinode GKPS