
1.Doding: Haleluya No. 64:1-2
Laho do Biri-biri in mamorsan ganup dousa,
ni haganupan jolma in ase maluah hita.
Iporsan naboritta in, ibere do diri-Ni in,
Hu tangan ni pamunuh,
itaron do na sahit in, das bai na rotap hosah-Niin
nini “Sai porsanon-Ku”
Ai anggo Biri-biri in, in ma huan-huanku,
Na paluahkon tonduyhin, isuruh Naibataku.
Ai nini dompak Anak-Nin: ”Parayak ma pardousa in
Na dob pinapaanku, banggal do ringiskin,
Tapi tarbaen mahombun in pangkorhon ni daroh-Mu”
2.Tonggo
3.Ayat Harian
Dob ididah kopala ni tentera, na jongjong ijai, sonai parmatei-Ni, nini ma, “Tongon do Anak ni Naibata halak on!” (Markus 15:39).
Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” (Markus 15:39).
4.Renungan: Sungguh, Yesus Adalah Anak Allah!
Jemaat yang dikasihi Tuhan. Dalam renungan Jumat Agung ini, kita dibawa dalam sebuah kebenaran illahi yang menunjukkan tentang Tuhan Yesus yang menang dengan menyingkapkan identitas sejati-Nya. Bagi kita dalam suasana kudus melihat penderitaan dan kematian Yesus, juga diberitakan tentang kemenangan Tuhan Yesus melalui kematian-Nya. Dalam peristiwa yang menyakitkan bagi Tuhan Yesus itu ternyata juga disingkapkan tentang identitas sejati-Nya sebagai Anak Allah (ayat 39). Para pemimpin agama berkata bahwa jika Yesus turun dari salib, mereka akan “melihat dan percaya” (Markus 15:32). Dalam ayat harian ini dengan gamblang dituliskan tentang seorang Perwira Romawi yang “melihat dan percaya” sementara Yesus tergantung tak bernyawa di kayu salib. Perwira ini adalah orang pertama yang mengakui Yesus sebagai Anak Allah dalam Kitab Markus. Allah Bapa mengatakan hal ini tentang Yesus saat pembaptisan-Nya (Markus 1:11, 9:7). Setan-setan mengatakannya ketika Yesus berhadapan dengan orang itu bersama pasukan di daerah orang Gerasa (Markus 5:7). Namun, tidak seorang pun yang lain. Para guru agama dan bahkan murid-murid-Nya sendiri tidak mengerti siapa Dia. Baru setelah tubuh Yesus yang berlumuran darah tergantung tak bernyawa di kayu salib, suatu tempat akhirnya mengenali-Nya. Hanya ketika tubuh Yesus rusak, seseorang akhirnya mengenali-Nya.
Dan yang memberi kesaksian tentang identitas Yesus itu adalah seorang prajurit non-Yahudi dari semua orang! Sepanjang pelayanan-Nya, Yesus mendekati orang-orang yang jauh dari-Nya. Tidak seorang pun akan menyangka bahwa seorang kafir, non-Yahudi, prajurit berpangkat rendah di Yudea yang terpencil yang bertanggung jawab atas eksekusi-Nya akan menjadi orang pertama yang mengenali Yesus sebagai Anak Allah. Seorang musuh yang menghukum Yesus adalah orang pertama yang melihat kemuliaan Anak Allah. Dari peristiwa Jumat Agung ini ditemukan iman di tempat-tempat yang tak terduga. Iman tidak didasarkan pada pengetahuan atau hak istimewa atau tempat atau kedekatan dengan Yesus. Orang-orang yang memiliki lebih banyak pengetahuan, lebih banyak uang, lebih banyak prestise, dan lebih dekat dengan Yesus tidak mengakui-Nya sebagai Anak Allah. Perwira ini mengakui-Nya. Mengapa? Karena sifat sejati Yesus dinyatakan kepada orang-orang yang lemah dan hina di dunia.
Ketika dalam Jumat Agung ini kita diberi waktu untuk mengingat kembali tentang karya Allah yang besar, maka hari ini kita diberitakan tentang kemuliaan Yesus dinyatakan melalui penderitaan-Nya. Salib adalah tempat lahirnya iman. Jika kita menginginkan iman, atau ingin memperkuat iman kita, lihatlah salib. Lihatlah apa yang Bapa lakukan kepada Putra-Nya di kayu salib untuk kita. Ia meletakkan semua dosa kita pada Yesus. Lihatlah apa yang dilakukan Putra Allah Yesus Kristus di kayu salib untuk kita. Ia menyerap murka Allah yang kudus atas dosa kita, menyerap setiap tetesnya sampai cawan itu kosong. Ia ditinggalkan agar kita dapat diterima. Kita terbelenggu oleh dosa, sebuah fakta yang dibuktikan dengan seberapa sering kita meremehkannya dan memaafkannya serta menjelaskannya. Namun, Yesus membayar harga untuk kebebasan kita. Kita dapat dibebaskan dari kutukan dosa dengan percaya pada pekerjaan Putra Allah Yesus Kristus di kayu salib. Kita dapat berjalan melewati pintu surga karena kematian Yesus telah membukanya bagi kita. Dosa kita banyak, tetapi belas kasihan Allah lebih besar. Salib Yesus membuktikan kebenaran ini. Sungguh Yesus adalah Anak Allah. Amin.
5.Doding: Haleluya No. 62:1-2
Jesus ham do bah tubuhku, sipagoluh tonduyhin.
Ai ibunuh Ham munsuhku in ma hamateian in.
Ham manaron hamagouan, pasirsirhon hagoluhan.
Halanin hupuji Ham sai marribu hali tong.
Habileion, apas-apas, lansat ampa tijur pe.
Tali pakon tompa-tompas itaronkon Ham hape.
Paluahkon au na sombuh humbai tangan ni sibolis.
Halanin hupuji Ham sai marribu hali tong.
6.Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Kantor Sinode GKPS