
1. Mandoding Haleluya No. 380:1
Marhasoman Jesus, marhasoman Jesus, sai monang hita on.
Marhasoman Jesus, marhasoman Jesus talu sibolis in.
Marhasoman Tuhan Jesus, hita monang do tongtong.
Marhasoman Tuhan Jesus, sai monang hita on.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Podah 16:32
“Dearan do parsabar humbani puanglima, anjaha na marrajai dirini humbani sipatunduk huta.”
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
adalah sesuatu yang sangat menarik bahwa hikmat Allah lebih menaruh nilai yang besar pada kesabaran, kerelaan menderita dan kebaikan, daripada mengandalkan kekuatan fisik. Pengendalian diri adalah sesuatu yang lebih bernilai daripada pahlawan militer. Siapakah yang benar-benar kuat? Apakah seseorang yang dapat mengembangkan ototnya, menghunus pedangnya, dan memimpin pasukan militer untuk berperang? Atau, mungkinkah seseorang yang dapat mengendalikan ambisinya dan mencegah pecahnya perang dan permusuhan? Bukankah kejatuhan Goliat disebabkan kebengisannya yang tidak terkendali yang dilancarkannya terhadap Daud? Bukankah disebabkan bahwa dalam melakukan pertempurannya ia lupa bahwa dalam bertempur yang dibutuhkan tidak hanya kekuatan fisik melainkan juga hikmat? Kemarahan dan kesombongan orang Mesir telah membawa mereka mati konyol di laut Merah. Memang sering kali kemampuan mengendalikan diri adalah hal yang paling sulit dalam hidup kita. Mencegah lidah kita untuk tidak berbicara dalam kemarahan, menghindari debat kusir ketika kita tersakiti, menghentikan pertengkaran sebelum itu terjadi, semuanya itu tidaklah mudah untuk dilakukan dan membutuhkan kedalaman dan kekuatan karakter yang seringkali tidak dijumpai pada diri manusia.
Kita mengenal Simson sebagai seorang yang benar-benar kuat dan gagah perkasa secara fisik. Tetapi dia tidak menguasai dan mengendalikan ambisi kemarahannya, demikian juga hawa nafsunya. Pada akhirnya, walaupun ia mampu melakukan banyak hal luar biasa, tapi ternyata dia dapat dikalahkan oleh seorang wanita yang mengetahui kelemahannya dalam mengendalikan hawa nafsunya. Petinju besar tahu bagaimana cara membuat lawan mainnya menjadi marah dan emosi, sehingga mereka tidak lagi bermain dengan akal sehat tetapi dengan dikendalikan emosi dan kemarahannya. Dalam kondisi yang demikianlah mereka dengan mudah dapat dikalahkan lawan. Sebaliknya, petinju yang bertalenta adalah yang dapat mengendalikan diri, sehingga dengan mudah ia dapat menjatuhkan lawannya hanya dengan satu atau dua pukulan saja.
Nas hari ini menyadarkan kita bahwa kita harus menjadi seseorang yang tidak hanya kuat secara fisik tapi juga kuat secara rohani dan moral. Orang yang benar-benar bijak adalah orang yang memiliki kesabaran dan mampu mengendalikan dirinya. Yesus Kristus adalah teladan dalam kesabaran dan kelemahlembutan dalam kasih, sehingga Ia rela memikul dosa-dosa kita sampai pada kematian-Nya. Dengan demikian, Ia bangkit dalam kemenangan mengalahkannya dan membuktikan kepada kita bahwa jalan kemenangan bukanlah mengandalkan kekuatan dan kuasa fisik semata. Hanya dengan meneladani Kristuslah maka kita akan dapat menghindari segala kebodohan dan mampu mengendalikan diri kita, serta di sanalah kita benar-benar menjadi orang-orang yang kuat, tangguh, dan pemenang sejati. Semua itu dapat menjadi kenyataan dalam diri kita apabila kita percaya dan berjalan bersama Sang Pemenang, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 107:1
Irikkon nasiam ma Au, sonai nini Tuhanta.
Sai parnalang ma dirimu, hatangKu malah harga.
Sai mambur bahenlah ganup, parlahoumin na so talup.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS