
1. Mandoding Haleluya No. 384:1
Anggo sai tong hupingkiri, pambahenankin.
Simbei do tong ganup tingki, seng margagan in.
Holongmu, Tuhan pangajamankin,
sai marpangulaki, Ham mangidah in.
Holongmu, Tuhan pangarapankin,
seng dong parsuhutan, pitah Ham do in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Johannes 7:18
“Barang ise na mangkatahon humbani dirini sandiri, sangapni do na pinindahanni. Tapi na mangindahi sangap ni na marsuruh-Si, in do parsintong, seng dong na geduk ibagas dirini.”
“Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kedatangan Tuhan Yesus ke dunia selaku Juruselamat mendapatkan banyak perlawanan dan penolakan dari para musuh-Nya. Untuk itu, Ia terus berusaha mempertahankan diri dan pengajaran-Nya dari serangan para penyesat tersebut. Ia juga sekaligus memberikan suatu peringatan besar, khususnya kepada para pemimpin, guru, pengajar dan sejenisnya tentang kejahatan mereka. Lalu melalui nas hari ini, Tuhan Yesus juga mengingatkan kita untuk memikirkan kembali perkataan-perkataan yang kita ucapkan sehari-hari. Setiap hari kita mendengar dan mengucapkan banyak kata-kata. Kita mendengar perkataan yang datangnya dari keluarga, sahabat, media cetak maupun elektronik. Raja Salomo dalam kitab Amsal berkata, “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi” (Ams. 10:19). Maka seperti hari-hari kita yang dipenuhi dengan banyak kata-kata, bisa saja mengakibatkan banyak juga pelanggaran. Kita tidak asing lagi dengan kebohongan dan tipu daya melalui kata-kata yang merupakan kejahatan yang tidak terelakkan saat ini. Ada banyak orang yang berbicara untuk membesarkan diri sendiri, mengatakan hal-hal yang bertujuan untuk menjadikan dirinya kelihatan baik, yang ingin mengangkat harkat dan derajatnya sendiri. Dalam perkataan sehari-hari seringkali kita tidak menyadari bahwa kita sesungguhnya menyombongkan diri atas apa yang kita kerjakan, lakukan, dan katakan. Tidak jarang, banyak perkataan kita berselimutkan motif untuk mengangkat diri sendiri dan membuat orang lain terkesan kepada kita. Maka, kita harus lebih berhati-hati untuk menguasai lidah kita yang tidak bertulang ini.
Bagi orang-orang yang mengkhususkan diri sebagai pembicara, pemimpin di gereja, masyarakat dan politik, peringatan ini sangat relevan untuk berhati-hati agar kita senantiasa mencari dan mengutamakan kebaikan besar dalam segala perkataan kita. Selaku pejabat publik, tentu harus mengutamakan kebaikan rakyat dengan mengatasi persoalan untuk mencapai tujuan masa depan. Selaku jemaat Tuhan, tujuan kita adalah untuk memuliakan Tuhan melalui apa yang kita kerjakan dan katakan. Selaku pengikut Kristus, kita harus banyak belajar dari perkataan-perkataan Tuhan Yesus, menghindari kesalahan dengan mencari dan mengutamakan kemuliaan Tuhan, bukan kemuliaan diri sendiri. Karena ketika kita mencari kemuliaan diri, di sanalah kita terjebak dengan kata-kata yang penuh kepalsuan dan sandiwara untuk menutupi kejahatan kita agar harga diri tidak jatuh dan dipermalukan. Tetapi ketika kita mencari kemuliaan Tuhan, tidak menjadi masalah apapun penilaian orang terhadap kita, asalkan mereka dapat lebih mengenal Tuhan melalui kita. Sama seperti seorang pemilik pesan yang harus lebih besar dan lebih mulia daripada pembawa pesannya, demikian juga Tuhan kita sudah selayaknya harus lebih besar dari kita. Jika kita hidup di dalam Tuhan Yesus, maka kita akan tetap dapat berjalan di dalam jalan kebenaran-Nya (1 Yoh. 2:5-6). Dan jika kita sungguh-sungguh hidup dalam kebenaran, maka kita akan senantiasa mencari kemuliaan Tuhan dengan membawa orang-orang semakin dekat kepada Tuhan, bukan kepada kita.
Sudahkah perkataan, pengajaran, rencana, dan perbuatan kita bertujuan untuk membangun kerajaan Tuhan, atau semata untuk diri kita sendiri? Nas hari ini mengingatkan kita semua untuk mengintrospeksi diri agar senantiasa memiliki komitmen penuh kepada Tuhan yang telah memanggil dan mengutus kita. Kita harus memastikan bahwa kita tidak mengizinkan bibit kejahatan sekecil apapun meracuni hati kita. Mari kita membulatkan tekad untuk selalu memuliakan Allah dalam hidup kita. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 124:1
O Tuhan, pareksa Ham au sondangi uhurhu tangkas.
Ai seng dong margogoh be au.
Bamu au paringgas Bamu au padonok Bamu mando au.
Bamu au paringgas Bamu au padonok Bamu mando au.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS