
Renungan Mingguan Seksi Namaposo GKPS Tahun 2025
Minggu, 13 April 2025 (Palmarum)
Nats : Matius 21:1-10
Usul Doding : Haleluya 234:1-3 “Tandai Ham ma Au”
Tema : Diberkatilah Dia yang Datang Dalam Nama Tuhan
Tujuan : Agar namposo turut menyambut Yesus dan setia kepadaNya.
“Sudahkah kita Mengenal Yesus Lebih Dalam?”
Shalom saudara-saudari Namaposo yang terkasih..
Pada perikop ini, kita melihat momen yang sangat penting dalam kehidupan Yesus dan kemenanganNya yang penuh dengan kerendahan hati dalam perjalanan menuju Yerusalem. Ini adalah peristiwa yang kita kenal dengan sebutan “Hari Minggu Palma”, ketika orang banyak menyambut Yesus yang adalah sebagai Raja yang datang dalam nama Tuhan, dengan melambai-melambaikan daun palma dan meletakkan pakaian mereka di jalan sebagai tanda penghormatan. Namun, hal paling mencolok dalam kisah ini adalah kontras antara Yesus masuk ke dalam kota Yerusalem dan apa yang diharapkan oleh banyak orang pada waktu itu. Mereka mengharapkan seorang raja yang datang dengan kemegahan dan kekuasaan, tetapi Yesus datang dengan kerendahan hati, mengendarai seekor keledai. Yesus menggenapi nubuat nabi Zakharia yang menyatakan bahwa Raja yang datang adalah Raja yang lemah lembut dan rendah hati, bukan yang datang dengan peperangan dan kekuasaan.
Sebagai kaum muda, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita menyambur Yesus dalam hidup kita. Apakah kita mengenaliNya sebagai Raja dan Mesias yang sejati, ataukah kita seringkali mencari Tuhan yang sesuai dengan harapan duniawi kita? Mari kita melihat lebih dalam bagaimana kita bisa merespon panggilan Yesus untuk mengikuti-Nya dengan setia, penuh kerendahan hati, tanpa syarat. Diberkatilah Dia yang Datang dalam Nama Tuhan-Menghormati Yesus sebagai Raja Sejati. Ayat ini mengutip perkataan orang banyak yang menyambut Yesus dengan teriakan “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” (ayat 9). Ini adalah seruan pujian dan penghormatan kepada Yesus sebagai Raja yang dijanjikan. Tetapi, perlu kita ingat bahwa banyak dari orang yang bersorak ini tidak sepenuhnya memahami siapa Yesus yang sebenarnya. Mereka menginginkan seorang Mesias yang datang dengan kekuatan duniawi dan seorang raja yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Mereka berharap Yesus akan datang dengan kemuliaan dan kemegahan, tetapi Yesus datang dengan cara yang sangat berbeda.
Menghormati Yesus sebagai Raja Sejati, berarti kita mengenali bahwa Dia bukan hanya Raja dalam konteks dunawi, tetapi Raja dalam hidup kita, yang menguasai hati dan kehidupan kita. Sebagai kaum muda, seringkali kita dipengaruhi oleh keinginan dunawi-prestasi, popularitas, kekayaan, dan status sosial. Namun, Yesus mengajarkan kita bahwa kemuliaanNya datang bukan melalui kemegahan atau kekuasaan, tetapi melalui kerendahan hati dan pengorbanan diri. Apakah kita hanya mengenal Yesus sebagai Raja pada saat-saat tertentu dalam hidup kita, ataukah kita mengizinkan Yesus menjadi Raja yang mengatur setiap aspek hidup kita? Bagaimana kita bisa lebih menghormati Yesus sebagai Raja, bukan hanya ketika kita membutuhkan-Nya, tetapi dalam setiap hari hidup kita?
Menyambut Yesus dengan kerendahan hati, Yesus masuk ke Yerusalem dengan cara yang sangat berbeda dari yang dibayangkan orang banyak. Ia mengendarai seekor keledai, sebuah simbol kerendahan hati, bukan kuda perang yang biasanya dipakai oleh raja-raja atau pemimpin militer. Ini adalah cara Yesus menunjukkan bahwa KerajaanNya tidak datang melalui kekerasan atau peperangan, tetapi melalui cinta damai, kasih, dan pengorbanan diri. Sebagai kaum muda, kita sering melihat dunia memuja kekuatan, ketenaran, dan kekuasaan. Dunia ini sering sekali mengajarkan kita bahwa untuk sukses, kita harus menjadi yang terkuat, paling pintar, dan saling berpengaruh. Namun, Yesus mengajarkan kita bahwa jalan menuju kebesaran di dalam kerajaan Tuhan Allah adalah melalui kerendahan hati dan melayani orang lain.Ketika Yesus datang, Dia bukan datang untuk diangkat sebagai raja duniawi, tetapi untuk menyerahkan diriNya sebagai korban demi keselamatana kita. Ini adalah sebuah panggilan bagi kita untuk mengubah paradigma hidup kita.
Apakah kita siap untuk mengikuti Yesus dalam kerendahan hati dan pelayanan, meskipun dunia mungkin mengangapnyaa tidak populer atau tidak penting? Dalam hidup kita sehari-hari, apakah kita lebih tertarik untuk mengejar status atau kemuliaan dunia, ataukah kita siap untuk mengikuti jejak Yesus yang rendah hati dan mengutamakan pelayanan orang lain?Apa yang dapat kita lakukan untuk lebih meneladani kerendahan hati Yesus, baik dalam hubungan kita dengan teman-teman, keluarga, atau komunitas gereja? Melalui pertanyaan dan perenungan ini, kaum muda diajak untuk lebih mengenal Yesus lebih dalam. Ketika Yesus memasuki Yerusalem, seluruh kota gempar dan orang banyak bertanya, ”siapakah orang ini?” (ayat 10) banyak dari mereka yang hanya mengenal Yesus dari apa yang telah mereka dengar atau lihat, tetapi tidak sepenuhnya memahami siapa Dia. Mereka menganggap Yesus sebagai seorang nabi dari Nazaret, tetapi mereka belum mengenaliNya sebagai Mesias yang datang untuk menyelamatkan dunia.
Sebagai kaum muda, kita juga bisa jatuh dalam jebakan yang sama. Kita bisa mengenal Yesus secara dangkal, hanya berdasarkan cerita atau ajaran yang kita dengar di gereja atau media sosial. Namun, Yesus tidak hanya ingin dikenal sebagai figur agama atau guru moral. Dia adalah Anak Allah yang datang untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih mengenalNya lebih dalam, bukan hanya lewat ajaranNya, tetapi melalui hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus melalui doa, firman, dan persekutuan dengan sesama. Tentu kita harus merenungkan dalam kehidupan kita, apakah kita sudah mengenal Yesus lebih dalam? Atau kita hanya mengenal Yesus hanya sebatas dari apa yang pernah kita dengar dari orang lain? Ataukah kita sudah memiliki hubungan pribadi yang mendalam dengan Tuhan Yesus? Bagaimana langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk lebih mengenal Tuhan Yesus lebih dalam?
Setia dalam hidup sehari-hari, menyambut Yesus dan mengenal lebih dalam dengan Tuhan Yesus dengan cara setia dalam kehidupan sehari-hari. Orang banyak menyambut Yesus dengan suka cita, tetapi beberapa hari kemudian, mereka yang berteriak menyambut Yesus, mereka juga yang berteriak meminta agar Yesus disalibkan. Hal ini menunjukkkan bahwa banyak dari mereka hanya menyambut Yesus dengan kegembiraan sesaat, bukan dengan komitmen yang sejati. Yesus bukan hanya ingin kita menyambut Dia dalam waktu-waktu tertentu, tetapi juga dengan kesetiaan yang konsisten setiap hari, setiap kehidupan kita meskipun saat susah dan suka. Sebagai kaum muda, kita sering sekali memiliki semangat yang besar, semangat yang berapi-api untuk mengikuti Tuhan Yesus, tetapi kadang semangat itu mudah pudar ketika kita menghadapi kesulitan dan godaan. Yesus mengajarkan kita untuk menyambutNya dengan kesetiaan, tidak hanya saat mudah, tetapi juga ketika kita menghadapi tantangan berat dalam kehidupan kita ini. Marilah datang dan menyembah kepada Tuhan tandanya kita mengenal Tuhan. Pada waktu kita mencari dan menyembah dengan segenap hati, dan roh kita, maka Tuhan akan berkenan kepada kita. Karena dengan mengenal Tuhan adalah sebuah hubungan/persekutuan yang didasari dari hati kita ke hati-Nya, dan dari roh kita kepada Roh-nya, sehingga Tuhan mengaruniakan apa yang ada di dalam diri-Nya kepada kita. Sebelum jatuh kedalam dosa Adam dan Hawa mengenal Tuhan. Mereka sangat dekat dengan Tuhan, dan tidak ada jarak, hati ke hati, dari roh ke Roh, bahkan mereka memanggil Allah sebagai Bapa, karena Adam disebut sebagai Anak Allah. Itu sebabnya, mengapa Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk memanggil Allah sebagai Bapa, ketika Dia mengajarkan kita untuk berdoa kepada Bapa.
Seperti tema renungan ini yaitu sudah kah kita mengenal Yesus lebih dalam? Orang yang mengenal dan mengaku Yesus namun berkelakuan buruk, tidak dapat dipercayai sebagai orang yang mengenal Allah. Seperti halnya dua orang sahabat yang sangat dekat akan mempunyai ciri, dan kesukaan serta kebiasaan yang bisa saja hampir mirip. Mengapa bisa seperti itu? Karena pada mereka masing-masing ada suatu pengenalan akan sahabatnya. Mereka saling mengenal satu sama lain. Dan pengenalan ini mengubahkan mereka dan mendekatkan mereka. Terlebih lagi daripada itu, pengenalan akan Yesus akan membuat kita senantiasa rindu untuk memenuhi keinginan hatiNya.
Sudahkah kita mengenal Yesus lebih dalam? Allah yang transenden itu, yang begitu jauh, telah menjadi Allah yang imanen, Dia hadir melalui Yesus Kristus yang dekat dengan kita. Dia memperkenalkan diriNya dengan kehadiranNya di bumi ini. Tuhan Yesus berkata jika engkau mengenal Aku, maka engkau juga mengenal Bapa-Ku. Sebab Aku dan Bapa adalah satu. Allah Bapa disurga adalah satu dengan Tuhan Yesus Kristus. Maukah kita mengenal Allah lebih dekat? Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan belajarlah mengenal Dia, maka kita akan mengenal siapa itu Allah yang sebenarnya. Karena itu, teruslah mengenal Allah lebih dalam lagi agar kita semakin taat pada perintah-perintah-Nya. Mari meninggalkan segala bentuk kejahatan, jalanilah hidup ini dengan penuh ucapan syukur agar kita memiliki keberanian dan keteguhan hati untuk tidak menyimpang dari kanan atau ke kiri, tidak menyimpang dari jalan kebenaran Tuhan, tidak kecut dan tawar hati. Dan jadilah pembawa damai, pendamai dengan belajar dan meneladani Tuhan Yesus yang adalah pembawa damai. Yesus Kristus memampukan kita untuk dapat memberitakan kebangkitan-Nya yang menyelamatkan hidup dan kehidupan semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.
Apakah kita siap untuk tetap setia dan berkomitmen untuk mengikut Tuhan Yesus, bukan hanya saat ketika merasa hal yang senang atau diberkati, melainkan juga ketika hidup kita terasa sulit atau penuh dengan tantangan dan godaan? Bagaimana kita bisa memperkuat komitmen kita untuk mengikuti Tuhan Yesus setiap hari, dalam segala situasi?Perenungan ini mengajak kita untuk menyambut Yesus dengan senang hati dan tulus hati, rendah hati dan penuh dengan kehormatan. Sebagai kaum muda, kita dipanggil untuk mengenal Yesus lebih dalam, untuk mengikuti Yesus dengan setia, dan untuk menyambut Dia sebagai Raja yang datang membawa damai, bukan hanya dengan kemegahan duniawi, tetapi dengan kasih dan pengorbananNya. Bukalah hati kita untuk menerima Yesus sebagai Raja yang sejati dan hidup kaum muda akan menjadi saksi nyata dari kerajaanNya.