
Minggu Rogate, 14 Mei 2023
Nats : Matius 21:22
Usulan lagu : Doa Mengubah Segala Sesuatu
Tema : Doa yang Dikabulkan
Tujuan : Agar pemuda dalam setiap berdoa mengetahui apa tujuan dari doa yang di sampaikan kepada Tuhan, sehingga kaum pemuda menyampaikannya dengan iman, supaya Tuhan mengabulkannya.
Iman dan Doa
Di sebuah gereja, ada pemuda Kristen yang sangat rajin beribadah dan melayani Tuhan, sepertinya tidak sedikit pun noda dalam pelayanannya. Banyak orang mengira bahwa ia adalah seorang Kristen yang dekat dengan Tuhan. Ternyata apa yang nampak di luar tidak selalu mencerminkan apa yang ada di dalam. Baginya terlebih penting melayani daripada persekutuan pribadi dengan Tuhan. Sekian tahun ia melayani, tetapi mengalami kegagalan rohani, karena ia hanya melayani dirinya sendiri. Sama hal nya dengan perikop pada nats kita hari ini yaitu tentang pohon ara yang hanya memiliki daun yang lebat tetapi tidak berbuah sehingga dikutuk oleh Yesus. Pohon ara merupakan tanaman yang sangat populer di Israel. Tanda bahwa pohon ara berbuah ialah tumbuhnya daun-daun sehingga dari jauh kerimbunannya sudah terlihat. Ternyata Yesus tidak mendapati buah, melainkan hanya daun-daunnya saja. Kekecewaan tidak mendapati buah diungkapkan dengan perkataan, “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” (ay.19) Seketika itu juga keringlah pohon ara itu. Pohon buah dipelihara karena diharapkan buahnya. Bila pohon tumbuh besar dan rimbun, namun tidak berbuah tidak ada gunanya. Hidup manusia di dunia seperti pohon yang diharapkan buahnya, bila tidak berbuah lebih baik diganti pohon lain saja. Tidak ada satu hal pun yang Yesus lakukan demi untuk memuaskan diri-Nya sendiri. Setiap hal yang Yesus lakukan adalah melakukan kehendak Bapa-Nya di Sorga. Demikian juga dalam peristiwa Yesus mengutuk pohon ara. Murid-murid tidak mengerti arti dari apa yang Yesus lakukan (ay.20). Yesus menanggapi keheranan murid-muridNya dengan mengajar tentang doa yang disertai iman. Iman adalah sesuatu yang penting sekali dalam doa! Adanya iman menyebabkan kita berdoa. Sebaliknya, kalau kita tidak beriman bahwa Allah akan mendengar dan mengabulkan doa kita, maka kita akan malas berdoa. Doa yang disertai iman mempunyai kuasa yang lebih hebat.
Tuhan Yesus berbicara tentang iman dan doa dalam ayat ini. Doa tanpa iman bukanlah doa, karena doa erat hubungannya dengan iman dan harus mengandung iman di dalamnya. Jawaban atas doa tergantung dari iman kita. Bila kita percaya dengan sepenuh hati dan kepercayaan kita itu selaras dengan kehendak Allah maka apa yang kita doakan pasti akan terjadi. Segala sesuatu yang selaras dengan kehendak Tuhan dapat dilaksanakan atau diterima oleh mereka yang tidak ragu-ragu. Iman bagaikan sebuah jiwa, dan doa adalah tubuhnya, keduanya memampukan manusia untuk melayani. Iman yang benar akan merangsang kehidupan doa, dan doa tidaklah benar jika tidak bersumber dari iman. Inilah hal yang menjadi syarat sebelum kita menerima sesuatu, yakni kita harus memintanya dalam doa dan mengimaninya. Permintaan-permintaan yang dipanjatkan melalui doa tidak akan ditolak, dan pengharapan iman tidak akan dipatahkan. Untuk maksud ini, kepada kita telah diberikan banyak janji oleh Tuhan kita Yesus Kristus, yang semuanya bertujuan untuk menumbuhkan iman, sebagai karunia yang terutama, dan juga doa sebagai kewajiban utama bagi seorang Kristen. Kuncinya adalah meminta dan mempunyai, percaya dan menerima. Jadi, apa lagi yang kita harapkan? Perhatikanlah, betapa mudah dimengertinya janji itu “apa saja yang kamu minta”. Kata-kata ‘apa saja’ dalam ay 22 harus kita pahami dengan benar. Jawaban atas doa tergantung dari iman kita. Bila kita percaya dengan sepenuh hati dan kepercayaan kita itu selaras dengan kehendak Allah maka apa yang kita doakan pasti akan terjadi. Matius 7:11 mengatakan bahwa Tuhan hanya akan memberikan yang baik kepada kita. Dan yang dimaksud dengan ‘baik’ di sini, tentu adalah baik dari sudut pandangan Allah, bukan dari sudut pandangan kita! bdk. Doa Paulus dalam 2 Kor 12:7-10.
Doa adalah napas orang beriman. Sayangnya, karena dianggap sebagai napas, doa menjadi sesuatu yang biasa, bahkan amat biasa. Doa-doa kita menjadi hambar, rutinitas saja, dan terlalu sering dipenuhi dengan permintaan tanpa memberikan kesempatan Tuhan berbicara kepada kita. Lebih dari itu, kita sering kali tidak percaya pada isi doa kita sendiri. Kita berdoa mohon kesembuhan, tetapi pada saat yang sama terbesit pikiran mana mungkin Allah sanggup menyembuhkan penyakit yang sudah parah. Kita berdoa sekaligus kita tidak yakin dengan apa yang kita doakan. Setiap kita tentu memiliki impian dan juga berbagai hal yang ingin dicapai. Kita menggumuli dan menekuninya setiap harinya. Namun, setelah melewati bermacam rintangan dan waktu yang panjang, seberapa banyak dari kita yang tetap mempercayai bahwa kita berada di jalur kehidupan yang benar. Bahwa memang Tuhanlah yang meletakkan impian itu dalam hati kita. Ketika apa yang kita inginkan untuk terjadi semakin terasa mustahil, doa-doa kita pun turut melemah dan itulah yang sering terjadi. Lalu jika ditanyakan pada kita saat bagaimana dengan doa-doa kita? Apakah doa kita hanya sebatas suatu rutinitas yang hambar? Atau apakah kita sudah meyakini apa yang kita doakan? Yakinlah dan siap-siaplah untuk menjadi takjub akan hasilnya. Namun, berdoalah juga dalam kerendahan hati untuk tunduk kepada apa yang menjadi “kehendak Allah” bagi kita. Mari kita meminta kepada Tuhan supaya kita sebagai generasi muda dapat berbuah bagi Tuhan. Berbuah bukan hanya sekadar menghasilkan buah ara yang satu atau dua, tetapi berbuah dengan cara yang sangat berlimpah, dan orang-orang di sekitar kita dapat merasakan buah itu, sehingga semua orang yang melihatnya tahu, bahwa buah itu tidak mungkin dihasilkan dengan kekuatan tangan seorang manusia. Buah itu hanya bisa dilakukan oleh Allah.
Hasoman Namaposo yang terkasih di dalam Nama Tuhan kita Yesus Kristus, sesungguhnya berdoa adalah sebuah laku kita yang menunjukkan dan membuktikan relasi kita dengan Tuhan. Relasi itu tentu akan otomatis dilakukan dalam sebuah komunikasi. Komunikasi dengan Tuhan dilakukan dengan berdoa. Kita ‘ngobrol/marbuali’ dengan Tuhan. Saat itu terjadi, kita jadi paham maksud Tuhan dalam hidup kita. Oleh sebab itu, kita menjadi tahu meminta dan berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita tahu isi hari Tuhan, kita semakin dekat pada-Nya, kita jadi semakin ingin menyenangkan hati-Nya. Seperti seorang anak yang ingin menyenangkan hati orangtuanya, demikianlah kita ingin menyenangkan hati Tuhan, dan itu hanya bisa terjadi kalau kita berdoa.