
1. Doding: Haleluya No. 11:1+5
Na ijon do au Tuhanku na manombah hu Bamu.
Ganup iluh ni matangku, husombahkon hu Bamu.
Uhur-Mu mando hubangku, na masihol au Bamu.
Sai tangihon, itangiskon uhurhon sombuhni in.
Sai tangihon, itangiskon tonduyhon siholni in.
Uhur-Mu ma bai uhurhu, sai Bamu ma tonduyhon.
2. Tonggo
3. Ayat Harian
“Sanggah jolma Ia, igalangkon do pangindoan-Ni ampa elek-elek-Ni marhasoman doruh banggal ampa iluh hubani na boi paluahkon-Si humbani hamatean, anjaha itangihon do Ia, gabe maluah humbani habiaran ai.” (Heber 5:7)
“Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.”
4. Renungan: Berdoalah Seperti Yesus
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
ayat ini merujuk kepada doa-doa Yesus di taman Getsemani sebelum penangkapan-Nya (Mat. 26:39; Luk. 22:42). Ketika beban salib yang berat itu sudah di depan mata, rasa kemanusiaan Yesus bergerak menyampaikan doa dan permohonanNya kepada Tuhan agar kiranya diluputkan dari ‘cawan’ yang pahit itu. Ia memohon kepada BapaNya di dalam ratap tangis dan keluhan. Ia percaya bahwa BapaNya sanggup menyelamatkanNya. Doa dan permohonan kepada Bapa menguatkan Yesus memikul salib bahkan hingga mati tergantung di kayu salib. Ia mempersembahkan diriNya untuk menebus dosa manusia, sekali untuk selamanya. Seperti imam yang menyampaikan permohonan dan doa kepada Allah, demikian Yesus menggenapi perannya sebagai imam yang tidak hanya berdoa, bahkan Ia mengorbankan diriNya sebagai perdamaian antara Allah dengan manusia.
Yesus, Anak Allah, dalam rupa manusia di dalam menghadapi beban yang berat, Ia datang kepada Allah Bapa. Hal ini menunjukkan kedekatan dan ketergantunganNya kepada BapaNya. Ia tahu Bapa yang mahakuasa mampu membebaskanNya dari beban itu, namun yang dibutuhkanNya adalah kekuatan di dalam menjalani kesemuanya itu hingga selesai. Ia membutuhkan pertolongan dari Bapa.
Jika Yesus sang Anak Allah saja butuh berdoa, lalu mengapa ada di antara kita yang tidak tekun di dalam doa? Doa memampukan dan menolong kita untuk bersabar dan bertahan di dalam menjalani kehidupan yang penuh pergumulan dan beban berat yang tak kunjung berlalu. Maka selayaknyalah kita hidupi doa itu sebagai bukti bahwa kita memerlukan Tuhan dan pertolonganNya di dalam hidup ini.
Marilah kita meneladani kesalehan, ketaatan dan ketergantungan Yesus kepada Allah Bapa. Biarlah iman yang bergantung kepada Tuhan terus kita pelihara di dalam hidup ini, sehingga kita tidak pernah takut di dalam menjalani berbagai tantangan sebab kita tahu Tuhan mahakuasa yang senantiasa berjalan bersama kita di sepanjang kehidupan kita. Amin.
5. Doding: Haleluya No. 307:1+3
Bani na martonggo ahu hu Bamu o Tuhankin.
Ajar Ham ma au manjalo ganup na binere-Mu.
Mangakuhon songon Jesus bani sitaranon-Nin.
Seng rosuhku pasaudonku pitah rosuh-Mu Tuhan.
Hupindahi apoh-apoh pitah bani holong-Mu.
Sanggah na tarsosak ahu Ham ma na manogu au.
Mangakuhon songon Jesus bani sitaronon-Nin.
Seng rosuhku pasaudonku pitah rosuh-Mu Tuhan.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Kantor Sinode GKPS