
- Doding: Haleluya No. 252:1+3
Sonang i lambung Jesus sonang na roh hujin;
Ulang be ho mabiar, lao mangayaki in;
Sai idilohon Jesus: “Irikkon ma lah Au.
Tadingkon hagolapan, janah haposi Au.”
Sonang i lambung Jesus sonang na roh hujin;
Ulang be ho mabiar, lao mangayaki in;
Jesus haholonganku, Jesus haposankin.
Sadokah au manggoluh ampa bai ajalhin;
Seng be huhabiari ganup pangagou in.
Jesus do manramoti au hinopkopNi in;
Jesus haholonganku, Jesus haposankin.
Sadokah au manggoluh ampa bai ajalhin;
- Tonggo
- Ayat harian: Maleaki 4:1
“Tonggor ma, na roh ma ari ai, gara songon pamurunan, jadi gabe doskon anggala ma ganup halak na jungkat maruhur ampa halak parjahat; tutungon ni ari na sihol roh ai ma sidea,” nini Jahowa Zebaot, “anjaha seng dong tading bani sidea bahenon-Ni urat atap ranting pe.”
“Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman Tuhan semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.”
- Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
setiap keputusan mempunyai konsekuensi, apapun itu, dan setiap konsekuensi harus dihadapi karena itu adalah bagian dari keputusan yang telah diambil. Bila seseorang memutuskan untuk melakukan hal yang salah atau menyimpang, konsekuensi yang harus dipikul adalah sesuatu yang buruk atau berat, dan bila keputusan yang diambil adalah benar, maka konsekuensi yang diterima juga adalah sesuatu yang baik. Agaknya hal itu yang terjadi kepada bangsa Israel, bahwa mereka mengambil keputusan yang salah dan menghidupi praktik kehidupan yang tidak diharapkan oleh Tuhan. Lalu apa yang menjadi pilihan dan keputusan bangsa Israel, sehingga mereka harus menanggung konsekuensinya? Sejarah menyebutkan bahwa kesalahan mereka adalah ketidaksetiaan dalam perjanjian dengan Tuhan, memberikan korban yang cacat, menyembelih binatang yang buta, pincang, atau sakit untuk dipersembahkan sebagai korban, yang menunjukkan penghinaan terhadap Tuhan (ay. 6-8). Mereka tidak menjaga kesucian perkawinan (2:10-16), mengabaikan keadilan dan kebenaran (3:5), memperlakukan orang miskin, janda, dan anak yatim dengan tidak adil, mengabaikan persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan (3:8-10). Dari kesalahan yang mereka lakukan, maka itu merupakan gambaran hati yang keras dan tidak melakukan perintah Tuhan, dan itu adalah keputusan yang salah.
Jemaat Tuhan,
atas semua yang telah dilakukan oleh bangsa Israel, maka Allah melalui Maleakhi memberikan teguran kepada bangsa itu. Teguran yang berdasarkan pada keputusan mereka untuk hidup tidak sesuai dengan kehendak Allah. Lalu apa isi dari teguran itu? Bahwa kebenaran tentang hari Tuhan yang pasti akan datang, hari saat Tuhan datang membawa keadilan, hari yang menyala seperti perapian, dimana orang fasik menjadi seperti jerami yang dibakar habis oleh api, gambaran kehancuran bagi orang-orang yang tidak bertobat. Hari Tuhan adalah sesuatu yang pasti yang menawarkan dua situasi yang bertolak belakang, yaitu kemusnahan bagi orang fasik, yang memutuskan hidup tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan keselamatan bagi setiap orang yang memutuskan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dan inilah yang disebut sebagai konsekuensi dari sebuah pilihan atau keputusan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
tentu firman ini harus kita lihat juga dalam perspektif kasih karunia Allah. Bahwa akan ada penghakiman, benar, karena hal itu adalah dampak ketidaksetiaan. Tetapi kita masih diberi waktu untuk kembali kepada-Nya dan menata hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Maka seruan pertobatan menjadi sebuah seruan yang dibutuhkan bagi orang-orang yang hidup dalam keberdosaan mereka. Karena kesempatan itu masih terbuka, tidak ada kata terlambat untuk setiap umat yang mau berbalik dan kembali kepada Allah. Dan hal ini juga ditujukan kepada kita, bila selama ini kita hidup dalam kefasikan, tidak setia kepada-Nya, dengan dengan tidak adil dan tidak benar, lalu renungan ini meminta kita untuk datang kembali kepada-Nya, menata hidup sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga ketika hari itu datang, maka kita termasuk orang-orang yang diselamatkan, dan bukan yang dihanguskan. Selamat menata hidup, dan nikmatilah kasih-Nya. Amin.
- Doding: Bertobatlah
Bertobatlah dan balik pada Bapa, Dia tunggu kau dengan kesetiaan-Nya.
Tuhan siap mengampuni dosamu, oh, baliklah pada Bapa.
Oh, baliklah pada Bapa, jangan lambat, hai, sobatku.
Tuhan tunggu kamu, oh, baliklah pada Bapa. - Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Kantor Sinode GKPS